Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mesin perang terbaru Ukraina dan Rusia berhadapan untuk mendapatkan perhatian dalam pameran pertahanan di Riyadh, Arab Saudi, Minggu, 6 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berbagai peralatan militer buatan Ukraina dipajang di ruang pameran mulai dari kendaraan lapis baja taktis dan sistem anti-drone Kozark 7 dan Kozark 2M .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Tass.com. Rusia menurunkan tak kurang dari 20 mesin perang canggih termasuk pesawat angkut militer Ilyushin-76MD-90A, helikopter tempur Mi-28NE, drone pengintai dan serang Orion-E, kapal rudal Karakurt-E, dan juga kapal selam diesel-listrik Amur 1650.
Selain itu, masih ada Howitzer self-propelled Msta-S , disesuaikan dengan kaliber 155 milimeter Arab Saudi, kendaraan lapis baja Taifun-K dan Taifun-VDV dan sistem untuk melawan drone kecil Kupol.
Bagi Maxim Potimkov, eksportir senjata Ukraina, berdiri sendiri di tengah kendaraan lapis baja saat negaranya sedang berperang dengan Rusia, adalah sesuatu yang tidak mudah.
"Saya datang untuk pameran ini karena harus ada seseorang di sini dan kami memiliki begitu banyak peralatan di sini," katanya kepada Reuters. "Diperkirakan ada lebih dari 50 orang dari Ukraina."
Potimkov, dari Kyiv, sedang dalam perjalanan ke Ukraina dari pameran dagang di Uni Emirat Arab ketika Rusia meluncurkan invasi minggu lalu, dan dia harus membatalkan kepulangannya.
Sekarang kembali ke Timur Tengah, ia menjadi staf stan untuk mempromosikan kendaraan lapis baja taktis dan sistem anti-drone Kozark 7 dan Kozark 2M Ukraina.
Sementara itu, di aula yang berdekatan, pembuat senjata Rusia memajang perangkat keras, termasuk senjata anti-pesawat dan sistem pertahanan udara. Perwakilan industri Rusia, menolak untuk membahas sanksi ekonomi yang dikenakan oleh Barat sebagai tanggapan atas perang.
Banyak negara penghasil senjata bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan kontrak dari negara-negara Teluk Arab yang kaya, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang telah bergerak untuk mendiversifikasi mitra pertahanan mereka dan ingin mengembangkan industri mereka sendiri.
Arab Saudi dan UEA memerlukan mesin perang untuk menghadapi gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman selama tujuh tahun.
Reuters