Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters datang ke Masjid Istiqlal dan menemui Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pada Kamis, 14 Maret 2024 dalam kunjungan kerjanya ke Jakarta. Peters berada di Indonesia selama dua hari atau sampai 15 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lawatan ke masjid terbesar di Asia Tenggara itu dalam rangka memperingati tragedi penembakan massal masjid Christchurch yang terjadi di Selandia Baru pada 15 Maret 2019. Saat itu, serangan supremasis kulit putih di Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre menewaskan sedikitnya 51 orang dan melukai 20 lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru saat itu, bersama kepala negara lainnya melabeli serangan tersebut sebagai serangan teroris.
“Menteri dengan rendah hati mengunjungi Al Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, menjelang peringatan lima tahun serangan teroris 15 Maret di Christchurch besok,” kata Peters lewat platform media sosial X.
Selama kunjungan, ia berbincang dengan Imam Besar Masjid Istiklal Nasaruddin Umar pentingnya keberagaman dan kebebasan beragama. Peters pun menuliskan pesan dalam buku di Masjid Istiqlal yang berisi ucapan terima kasih kepada masyarakat dan Pemerintah Indonesia atas dukungan pada hari-hari setelah serangan penembakan di Christchurch.
"Komitmen bersama Indonesia-Selandia Baru untuk memperkuat persatuan dalam komunitas kita yang beragam,” ujarnya.
Peters mengatakan Jakarta merupakan kota pertama yang ia kunjungi beberapa hari setelah penembakan Christchurch. Hal itu dia sampaikan saat konferensi pers di Kementerian Luar Negeri pada hari yang sama, usai berbicara dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
“Atas nama Pemerintah dan rakyat Selandia Baru, pada peringatan 5 tahun serangan teroris tahun 2019 di Christchurch, saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada teman dan keluarga dari 51 orang yang kehilangan nyawa.”
“Kami pikir sudah sepantasnya kami kembali memberikan penghormatan kepada organisasi yang telah memberikan banyak bantuan kepada kami ketika itu terjadi pada 2019. Dan setelah kejadian itu, pada tanggal 15 Maret, kami langsung datang ke Indonesia untuk berbicara dengan Menlu Retno Marsudi dan masyarakat Indonesia,” ujar Peters.
Dalam kunjungannya ke kantor Kementerian Luar Negeri, Peters dan Retno juga membahas hubungan bilateral kedua negara serta isu-isu regional dan internasional.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini