Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Peti mati buat nkomo

Pm robert mugabe memecat menteri joshua nkomo dan 3 menteri lainnya. alasannya nkomo menghimpun kekuatan senjata untuk melawan pemerintah zimbabwe. (ln)

27 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RIBUAN orang memenuhi jalan-jalan di Salisbury, ibukota Zimbabwe. Mereka berhura dan memekik gembira. Dari iringan yang cukup panjang itu, tampak pula sebuah peti mati digotong. Pada papan petl, tertera nama: Joshua Nkomo. "Dia telah mati! Dia telah mati!" teriak sebagian orang. Dan terdengar pula seruan untuk menegakkan sebuah partai tunggal saja. "Dan larang partai yang lain." Pesta suka yang berbau politik itu terjadi pekan lalu. Di hari Kemis itu pula, Perdana Menteri Robert Mugabe, 5 tahun, memecat Menteri tanpa portfolio. Joshua Nkomo, bersama 3 orang menteri lainnya dan seorang Menteri Muda dari front Patriotik. Front ini terdiri dari ZAPU (Zimbabwe African People Union) dan ZANU (Zimbabwe African National Union) yang dulu bersama-sama menentang kekuasaan kaum kulit putih, waktu negara lalu masih bernama Khodesia Selatan. Dan alasan Mugabe? Di ladang pertanian milik Nkomo, telah ditemukan timbunan senjata yang jumlahnya bisa memenuhi syarat untuk menghimpun sebuah angkatan perang. Selain puluhan rudal Darat ke Udara (SAM) dan 30.000 pucuk senjata bikinan Soviet (Kalashnikov), masih banyak ragam lainnya. Mugabe menduga semua senjata tersebut milik Nkomo, kawan seperjuangannya melawan kaum penjajah, yang kemudian jadi saingan politiknya. "Sudahlah pasti," demikian Mugabe, "senjata itu untuk mendongkel saya." Nkomo menyangkal tuduhan Mugabe. Senjata itu adalah sisa-sisa milik gerilyawan dan tetap disimpan setelah Rhodesia tahun 1980 mendapatkan kemerdekaannya dan kemudian menamai dirinya Republik Zimbabwe. "Kami marah besar atas tuduhan itu," seru seorang wanita di Bulawayo, 200 km sebelah selatan Salisbury. "Sungguh keterlaluan," seru yang lain, juga dari Bulawayo, kora kaum ZAPU Reaksi pihak ZAPU ternyata tak kurang sengitnya. Dan seorang pengamat dengan tenang berkata "Mereka bukan berbicara tentang partai tunggal. Tetapi mereka menghendaki negara dari suku bangsa tunggal." Shona--Ndebele Pemecatan Nkomo oleh Mugabe bukan hal yang sangat mengejutkan, meskipun itu bisa mengundang kembah kerusuhan. Ketika dalam April 1980, Robert Mugabe berhasil tampil sebagai Perdana Menteri, dia menghendaki kahinet koalisi. Mugabe mengajak dua orang kulit putih dan Nkomo, lawannya yang dikalahkan dalam pemilu. ZAINU, partai Mugabe, memenangkan 63% suara dalam pemilu dan berhasil mendapat 57 kursi dalam parlemen. Sedangkan ZAPU, partai Nkomo, cuma mendapa 29% atau 20 kursi dalam parlemen yang mempunyai 100 kursi. Tetapi koalisi yang berjalan selama 22 bulan itu selalu bernapaskan saling .. riya. Beberapa bulan setelah kabinet terbentuk, misalnya, terjadi perang kecil - bekas gerilyawan ZIPRA (pasukan Front Patriotik) menghantam tentara pengikut Mugabe hasilnya, 1500 rakyat terbunuh. Kebetulan ZIPRA yang berontak itu pengikut Nkomo. Selama ini penyatuan tentara Zimbabwe belum berhasil, karena masing-masing tetap mempunyai ikatan perasaan sebagai pengikut ugabe atau Nkomo. Pengikut Nkomo selalu merasa--setelah kalah dalam pemilu 1980 --tidak mendapat hak yang sepantasnya dari Mugabe, penguasa mayoritas. Pola politik Afrika di bagian selatan Sahara selalu membuktikan bahwa kekuatan partai lebih terikat pada komitmen etnis dan teritorial. Mugabe berasal dari suku bangsa Shona yang merupakan 80% penduduk Zimbabwe. Sedangkan Nkomo berasa. dari Ndebele, sub suku bangsa Matabele yang kini tinggal sekitar 19% dari sekitar 6,6 juta penduduk Zimbabwe. Sejarah negeri itu selain penuh dengan peperangan melawan kaum pendatang (Spanyol dan Inggris), juga perkelahian antara suku bangsa Shona (utara dan timur Zimbabwe) dan Matabele (selatan dan barat Zimbabwe). Di samping itu, ada lagi pendudul. etnis lainnya kaum kulit putih dan para pengungsi dari negara tetan ga (Botswana, Mozambique, Zambia) yang telah menetap di Zimbabwe. Banyak kaum kulit putih, ketika Mugabe dilantik sebagai Perdana Menteri, mengungsi ke negara lain. Selain pemimpin gerilya yang ampuh, Mugabe terkenal dengan aliran Marxistnya Tapi tokoh yang mendapat utel sarjana hukum dari Univeristas London (lewat kuliah tertulis) ini tetap mempertahankan negerinya sebagai nonblok. Mugabe bahkan menyerukan agar kaum kulit putih kembali lagi ke negerinya untuk membangun. Sementara itu Mugabe tetap merasa tidak tenang. Terutama dia curiga terhadap Nkomo yang konon mendukung rakyat miskin yang belum kebagian "kuwe pembangunan". Oktober lalu, Mugabe mengetatkan kontrol terhadap pers dan kritik luar negeri. Bulan berikutnya, terjadi nasionalisasi perkebunan milik kulit putih, dalam keadaan perbedaan kemiskinan dan kekayaan yang makin melebar. Kecurigaan Mugabe terhadap Nkomo semakin memuncak, ketika Nkomo menolak gagasan penggabungan ZAPU dan ZANU. Mugabe beranggapan partai tunggal adalah kunci suksesnya pembangunan. Partai yang terikat akan komitmen etnis, dianggapnya masalah Zimbabwe kemarin. Zimbabwe mendatang, katanya, adalah satunya ideologi dan politik. Tidaklah mudah untuk menerimanya bagi Nkomo, bapak chimurenga (perang kemerdekaan melawan kulit putih). Di tahun 1952, dia telah memimpin pemogokan kereta-api dengan hasil gemilang. Belum jelas apakah dengan dipecatnya Nkomo berarti pula perang saudara akan berkobar lagi. Tapi hal ini juga tergantung pada kelihaian Mugabe, siapa pula yang akan dirangkulnya setelah Nkomo dibuang. Mungkin ada bintang lain dari pihak ZAPU yang bisa mempertahankan keseimbangan etnis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus