Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menerapkan lockdown (Perintah Pembatasan Gerak, MCO) selektif untuk menekan penyebaran COVID-19 (virus Corona) di Malaysia. Adapun lokcdown, kata Muhyiddin Yassin, akan diterapkan di daerah daerah dengan angka penularan COVID-19 yang tinggi.
"Untuk saat ini, kami belum terpikir untuk menerapkan lockdown total. Jika kami memberlakukan itu lagi, kami khawatir hal itu akan berdampak besar ke sistem sosial dan perekonomian Malaysia," ujar Muhyiddin Yassin, dari lokasi isolasi mandirinya, Selasa, 6 Oktober 2020.
Seperti diberitakan sebelumnya, Malaysia menghadapi peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang signifikan selama dua pekan terakhir. Bahkan, dalam 4 hari terakhir, rekor pertumbuhan kasus COVID-19 tiga kali dipecahkan yaitu 317 kasus pada hari Sabtu, 432 pada hari Senin, dan 691 pada hari ini menurut data terakhir dari Worldometers.
Untuk angka total, Malaysia mencatatkan 13.504 kasus dan 141 koban meninggal akibat COVID-19. Angka tersebut, walau besar, masih lebih kecil dibandingkan tetangga-tetangganya seperti Indonesia yang mencatatkan 311 ribu kasus dan 11 ribu korban meninggal.
Muhyiddin, yang tengah diisolasi karena kontak dengan pasien COVID-19, melanjutkan bahwa sejumlah aturan baru juga tengah dipertimbangkan selain lockdown selektif. Misalnya, penutupan sekolah di area lockdown dan pembatasan perkumpulan publik secara nasional.
Perihal jumlah kasus di Malaysia, Muhyiddin Yassin memperkirakan angkanya akan terus bertambah. Namun, kata ia, hal itu belum tentu karena penularan yang bertambah, tetapi tes COVID-19 yang tengah diagresifkan di beberapa tempat. Beberapa di antaranya di penjara Kedah dan Sabah.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui kawasan mana saja yang akan menjadi target lockdown selektif.
ISTMAN MP | REUTERS
News Link:
https://www.thestar.com.my/news/nation/2020/10/06/no-national-lockdown-but-targeted-enhanced-mco-says-pm
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini