Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia resmi mengumumkan penutupan total (lockdown) negaranya selama dua minggu, mulai Rabu, 18 Maret sampai Selasa, 31 Maret 2020. Kebijakan ini diberlakukan setelah kasus virus corona atau Covid-19 di Malaysia mencapai angka 533, tertinggi di Asia Tenggara.
"Pemerintah memantau situasi yang terjadi dengan serius, khususnya perkembangan dari gelombang kedua (infeksi virus corona)," kata Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasin dikutip dari South China Morning Post, Senin, 16 Maret 2020.
Menurut Muhyiddin, pemerintah tidak bisa menunggu lebih lama sampai situasi semakin memburuk. Untuk itu, kebijakan seperti lockdown ini pun diambil segera untuk mencegah penyebaran virus dengan cara membatasi pergerakan masyarakat. "Ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mencegah lebih banyak orang terinfeksi," ujar Muhyiddin.
Kebijakan lockdown yang dipilih pemerintah Malaysia pun sama dengan apa yang sudah lebih dulu diterapkan Italia. Malaysia juga menerapkan larangan untuk sejumlah kegiatan sosial, olahraga, hingga keagamaan.
Pertama, semua rumah ibadah, kecuali supermarket dan pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari. Sehingga, semua kegiatan keagamaan seperti di masjid pun resmi dihentikan sementara, termasuk Salat Jumat berjemaah.
Lokasi kedua yang ditutup yaitu kantor pemerintahan dan pusat-pusat bisnis. Namun, pengecualian dilakukan untuk kantor yang memberikan pelayanan dasar seperti air, listrik, energi, telekomunikasi, transportasi, penyiaran, keuangan, keamanan, dan kesehatan.
Kedua, semua warga Malaysia yang baru saja kembali dari luar negeri harus menjalani pengecekan kesehatan dan mengkarantina diri mereka sendiri di rumah selama 14 hari. Sementara, orang Malaysia dilarang untuk berpergian ke luar negeri.
Adapun aturan karantina ini juga berlaku bagi turis yang melancong ke Malaysia. Sebaliknya, turis asing, termasuk diplomat dan duta besar, diizinkan untuk meninggalkan Malaysia jika ingin pulang ke negara asal.
Ketiga, semua kegiatan di TK, SD, SMP, SMA, Universitas, hingga institusi pendidikan lainnya akan ditutup. Meski ada penutupan total, Muhyiddin Yassin meminta masyarakat Malaysia tetap tenang dan tidak panik. "Saya percaya dengan batasan ini, kami mampu menghadang penyebaran wabah ini," kata dia.
SCMP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini