Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Wellington – Polisi Selandia Baru mengatakan telah menambah aktivitas patrolis di dua masjid, yang menjadi sasaran serangan teroris di Kota Christchurch pada 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini dilakukan menjelang peringatan setahun tragedi berdarah di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood pada 15 Maret. Insiden itu menewaskan 51 orang warga yang sedang salat akibat penembakan massal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelaku penembakan massal bernama Brenton Tarrant, yang sedang menjalani proses persidangan dengan tuntutan hukuman seumur hidup.
“Patroli ditambah setelah muncul gambar bermasalah yang terkait dengan salah satu masjid di sosial media,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 4 Maret 2020.
Serangan itu memicu pemerintah untuk mengetatkan undang-undang senjata dan mempertanyakan kembali mengenai citra negara sebagai negara yang masyarakatnya damai dan taat hukum.
“Polisi menyadari adanya sejumlah orang yang menyebarkan foto dengan gambar Masjid Al Noor di sosial media,” kata John Price, Komandan Polisi Distrik Canterbury, dalam pernyataannya.
Polisi mengatakan menambah patroli di sekitar area majid dan menaruh petugas jaga yang bisa terlihat di lokasi tempat aktivitas masyarakat sekitar.
Gambar bermasalah yang beredar di internet menunjukkan seorang lelaki berdiri du luar masjid dengan memakai penutup wajah hitam. Lelaki yang belum diketahui identitasnya ini mengancam pengunjung masjid yang ingin beribadah.
Foto ini sedang diteliti untuk ditentukan statusnya apakah sebagai material terlarang untuk disebarkan atau tidak.
“Penyebaran foto ini menimbulkan kegelisahan signifikan dan keresahan masyarakat. Gambar seperti ini tidak punya tempat di Aotearoa, Selandia Baru,” kata Price.
Polisi sedang menyelidiki pelaku yang ada di dalam foto itu. Polisi mencari seorang pemuda berusia 19 tahun terkait ancaman terhadap masjid di Selandia Baru.