Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IRAN
Aparat Tembak Mati Demonstran
APARAT keamanan Iran dilaporkan menembak mati Mehran Samak, pemuda 27 tahun, di Kota Bandar Anzali pada Selasa malam, 29 November lalu. Melalui akun Twitter-nya, Iran Human Rights, organisasi nirlaba hak asasi manusia Iran berbasis di Norwegia, melaporkan bahwa kepala pemuda itu ditembak ketika membunyikan klakson mobilnya di tengah para demonstran yang merayakan kekalahan tim nasional sepak bola Iran oleh tim Amerika Serikat dalam Piala Dunia Qatar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Piala Dunia memang telah menjadi ajang ekspresi politik. Tim Iran tidak menyanyikan lagu kebangsaan mereka sebelum bertanding melawan Inggris pada Senin, 21 November lalu. Ini menjadi ekspresi nyata bagi solidaritas terhadap para pengunjuk rasa. Tapi mereka akhirnya menyanyikan lagu tersebut dalam pertandingan kedua dengan Wales. Menurut BBC, ada laporan bahwa mereka bernyanyi setelah mendapat tekanan kuat dari otoritas Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Protes nasional itu dipicu oleh meninggalnya Mahsa Amini di tahanan polisi pada September lalu. Unjuk rasa menyebar ke berbagai kota dan isunya berkembang menjadi protes terhadap pemerintah. Menurut Iran Human Rights, sedikitnya 448 orang, termasuk 60 anak-anak dan 29 perempuan, telah dibunuh oleh pasukan keamanan hingga Selasa, 29 November lalu.
Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk misi pencari fakta kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam protes besar itu. Namun, “Seperti yang telah diumumkan secara resmi oleh Iran, Iran tidak akan bekerja sama dengan komite politik dengan judul misi pencarian fakta ini,” ucap Menteri Luar Negeri Iran Nasser Kanaani seperti dikutip kantor berita Iran, ISNA, pada Senin, 28 November lalu.
JEPANG
Pengadilan Kukuhkan Larangan Pernikahan Sesama Jenis
OTORITAS Jepang bersikap ambigu tentang pernikahan sesama jenis. Pada Rabu, 30 November lalu, pengadilan Tokyo mengukuhkan larangan pernikahan sesama jenis, tapi mengatakan bahwa larangan tersebut adalah pelanggaran hak asasi manusia. Hakim pengadilan juga mengatakan bahwa melarang pasangan gay tidak menikah juga tidak rasional karena membuat mereka tidak mendapat perlindungan hukum.
Suasana demonstrasi di luar Pengadilan Tokyo 30 November 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Putusan itu keluar sebagai jawaban atas gugatan empat pasangan yang menganggap aturan tersebut diskriminatif. Meski demikian, pengacara dan pasangan yang terlibat menyambut putusan itu sebagai “terobosan” dan mendesak pemerintah segera membuat undang-undang untuk mengatasi masalah tersebut. “Ini sebenarnya putusan yang cukup positif,” tutur Nobuhito Sawasaki, salah satu pengacara, kepada Reuters.
Jepang menjadi satu-satunya negara anggota G7 yang tidak mengakui pernikahan sesama jenis. Konstitusi Jepang mengatakan bahwa pernikahan ditentukan oleh persetujuan bersama oleh kedua jenis kelamin. Hal ini membuat pasangan sesama jenis tidak diperbolehkan untuk saling mewarisi aset dan bahkan kunjungan ke rumah sakit menjadi sulit.
CINA
Protes Covid-19 Meletup
PEMERINTAH Presiden Cina Xi Jinping menghadapi perbedaan pendapat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada Senin, 28 November lalu, ribuan orang berunjuk rasa di berbagai kota memprotes strategi “nol Covid”. Beberapa demonstran di Shanghai berteriak, “Mundur, Xi Jinping! Mundur, Partai Komunis!”
Petugas medis memasuki apartemen saat penanganan virus Covid 19 di Beijing, 2 Desember 2022. REUTERS/Thomas Peter
Protes ini dipicu oleh kebakaran di sebuah blok apartemen di Xinjiang yang sedang dikarantina karena kebijakan Covid-19 Cina. Sebanyak 10 orang meninggal dalam kebakaran tersebut. Protes terjadi di jalan-jalan dan kampus-kampus. Gambaran tentang demonstrasi itu muncul dalam berbagai video yang beredar di media sosial.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, mengklaim bahwa unggahan di media sosial yang menghubungkan kebakaran Xinjiang dengan kebijakan Covid-19 itu punya motif tersembunyi. Pihak berwenang telah, “Melakukan penyesuaian berdasarkan kenyataan di lapangan,” katanya seperti dikutip CNN.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo