Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petugas bea cukai di Bandara John F Kennedy, New York, menahan seorang pria Guyana yang menyelundupkan 35 burung pipit di dalam jaketnya pada Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kevin Andre McKenzie, 36 tahun, nyaris mengelabui petugas dengan mengenakan jaket berisi puluhan wadah tabung kecil dengan bukaan berlapis jaring, memungkinkan burung-burung di dalam untuk bernapas, menurut foto yang dirilis oleh Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Timur New York, dikutip dari CBS, 30 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Burung-burung pipit disembunyikan dalam jas dan di bawah kaki celananya, menurut dokumen dakwaan.
Foto-foto menunjukkan burung kecil itu dimasukkan ke dalam rol rambut yang ditutup dengan jaring berlubang.
Ketika ditanyai, McKenzie mengaku ditawari US$ 3.000 (Rp 43 juta) untuk mengangkut burung-burung itu, dan menerima bayaran awal US$ 500 (Rp 7 juta) sebelum dia meninggalkan ibu kota Guyana, Georgetown. Dia akan menerima sisa pembayaran setelah pengiriman di Amerika Serikat.
McKencie dibebaskan dengan jaminan US$ 25.000 (Rp 360 juta), kata Kantor Kejaksaan AS, CNN melaporkan. James Darrow, pengacara McKenzie, menolak berkomentar.
Jaket yang digunakan untuk menyelundupkan burung pipit di Bandara JFK, New York.[CNN]
Penyelidikan menemukan bahwa jenis burung ini sering dimasukkan ke dalam lomba burung berkicau di lingkungan Brooklyn dan Queens di New York, menurut Kathryn McCabe, seorang agen khusus US Fish and Wildlife Service.
"Dalam kontes seperti itu, yang sering dilakukan di tempat umum seperti taman, dua burung pipit berkicau dan seorang juri akan memilih burung dengan suara terbaik," kata McCabe.
"Banyak yang menghadiri kontes menyanyi bertaruh pada burung. Burung pipit yang memenangkan kompetisi ini menjadi berharga dan bisa punya harga jual lebih dari US$ 10.000 (Rp 144 juta). Meskipun spesies burung pipit tertentu tersedia di Amerika Serikat, spesies dari Guyana diyakini dapat bernyanyi lebih baik dan karena itu lebih berharga," papar McCabe.