Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria asal Palestina mengklaim telah menjadi ayah empat anak meski dia telah menghabiskan hari-harinya di penjara. Pria yang dibui karena tuduhan terorisme itu bernama Rafat Al-Qarawi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama mendekam di dalam penjara, dia mengaku telah menyelundupkan sperma melalui sebuah paket. “Kami menyelundupkan sperma melalui kantin. Tahanan Palestina memberi keluarganya lima barang di dalam tas. Seperti pergi ke supermarket dan Anda ingin memberi keluarga Anda sesuatu, hadiah, permen, kue, jus, madu, apa pun yang Anda inginkan," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rafat Al-Qarawi yang baru dibebaskan dari penjara, membuat pengakuan itu saat diwawancara oleh stasiun televisi pemerintah Palestina, seperti dilansir dari Daily Star. Meskipun sperma tidak bertahan lama di luar tubuh, dia mengklaim bahwa telah mengisi kantong dengan spermanya.
"Kami mengeluarkan sampel beberapa detik sebelum mereka memanggil nama kami. Sampel berisi sperma itu dimasukkan ke dalam tas, dibungkus dengan cara tertentu dan menandai mereka dengan sperma di dalamnya. Kami mengikatnya dengan tali dan mengatakan kepada keluarga saat berkunjung," ujar Al-Qarawi.
Menurut Palestina Media Watch, sekitar 101 anak telah lahir dengan metode penyelundupan sperma dari para ayah yang dipenjara ini. Al-Qarawi adalah anggota dari Brigade Martir Al-Aqsa. Dia ditangkap pada 2006 karena aktivitas teror selama Intifada Kedua melawan Israel.
Dia telah dibebaskan pada Maret 2021. Dia menceritakan ihwal penyelundupan sperma itu dalam wawancara di acara Giants of Endurance, yang bertujuan untuk memuliakan teroris sebagai martir.
Al-Qarawi menambahkan, sampel itu dimasukan dalam bungkus keripik kentang atau kue. “Kami memasukkan sampel ke dalam sekantong keripik kentang atau kue dan menyegelnya kembali secara profesional sehingga penjaga penjara atau petugas polisi Israel tidak akan dapat membedakan apakah tas itu telah dibuka atau belum," ujarnya.
“Tas itu bersama saya ketika pergi keluar menemui ibu atau istrimu. Tak ada yang menyentuhnya selain saya," katanya.
Bungkusan berisi sperma itu telah diberi nama sesuai dengan si pemilik, agar tak tertukar. Sampel itu lalu dibawa ke Razan Medica Center, klinik infertilitas di Nablus, untuk dilakukan inseminasi buatan.
Baca: Empat Negara Eropa Desak Israel Hentikan Permukiman di Yerusalem Timur
DAILY STAR