Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SALAH satu wajah utama Israel dalam perang di Gaza, juru bicara IDF Daniel Hagari, dikabarkan akan mundur dalam beberapa pekan ke depan, Reuters melaporkan. Media Israel mengatakan kepergian Hagari merupakan konsekuensi dari hubungan yang tegang dengan para menteri senior.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hagari secara resmi ditegur oleh kepala angkatan bersenjata saat itu, Letnan Jenderal Herzi Halevi, pada Desember karena telah melangkahi wewenangnya sebagai juru bicara ketika ia mengkritik sebuah rancangan undang-undang yang akan mendekriminalisasi pemberian informasi militer rahasia kepada perdana menteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan bahwa komentar Hagari merupakan "penyimpangan total dari otoritasnya". Hagari telah mengeluarkan permintaan maaf tetapi itu tidak cukup untuk menyelamatkan kariernya.
Sosok yang Tenang
Daniel Hagari telah menjadi sosok yang akrab di layar televisi Israel sejak awal perang, memberikan pengarahan rutin serta pernyataan video dari Gaza dan lokasi lainnya. Menurut Israel21c, Harari memiliki nada bicaranya yang tenang, jelas dan lugas, kepribadiannya, serta kesediaannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit. Ini yang membuat sosoknya dapat dipercaya oleh publik Israel selama masa-masa yang tidak menentu ini.
Hagari, 47 tahun, merupakan perwira militer karier terbaru yang memimpin Unit Juru Bicara IDF. Penunjukannya mengakhiri praktik yang sebelumnya biasa dilakukan dengan mengangkat warga sipil berlatar belakang bidang jurnalisme atau komunikasi untuk menduduki jabatan tersebut.
Hagari, yang telah menikah dan memiliki empat anak, telah bertugas di militer sejak tahun 1995, sebagian besar di unit elite Angkatan Laut Shayetet 13.
Dari tahun 2012 hingga 2014, dia menjabat sebagai manajer kantor kepala staf Benny Gantz. Kemudian dari tahun 2016 hingga 2019, dia menduduki posisi sebagai asisten kepala staf saat itu Gadi Eisenkot, sebelum kembali menjadi komandan Shayetet 13. Hagari menjabat sebagai kepala operasi angkatan laut sebelum menjadi juru bicara IDF.
Batal Naik Pangkat
Sebagian besar juru bicara IDF menjabat selama dua tahun dalam peran tersebut. Hagari memasuki posisi itu pada Maret 2023 dan diperkirakan akan meninggalkan jabatan itu pada sekitar waktu ini. Namun, dia berharap untuk dipromosikan menjadi laksamana madya dan ditunjuk sebagai atase pertahanan Israel untuk Amerika Serikat.
Dengan dipromosikan juga akan menempatkannya di jalur yang tepat untuk mengepalai Angkatan Laut Israel - di mana dia sebelumnya bertugas - atau peran senior lainnya di Staf Umum. Namun, harapannya pupus ketika promosinya diblokir oleh Kepala IDF baru Letnan Jenderal Eyal Zamir.
Kepala juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, akan mengakhiri perannya dalam beberapa minggu mendatang dan pensiun dari militer, demikian diumumkan IDF pada Jumat, 7 Maret 2025.
Militer Israel, dalam pernyataannya mengatakan, "Kepala staf ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Laksamana Muda Hagari atas pengabdiannya selama bertahun-tahun dalam pertempuran yang signifikan bagi Negara Israel. Laksamana Muda Hagari menjalankan perannya sebagai juru bicara IDF selama salah satu perang paling kompleks dalam sejarah negara ini, dengan cara yang profesional dan berdedikasi.”
Langkah tersebut dipandang media setempat sebagai pemecatan de facto, karena Hagari tidak diberi promosi untuk pekerjaannya sebagai juru bicara IDF selama perang.
Meskipun menjadi juru bicara yang populer di kalangan masyarakat, eselon politik, terutama Menteri Pertahanan Israel Katz, berselisih dengan Hagari. Katz diperkirakan tidak akan menandatangani untuk mempromosikan Hagari, Times of Israel melaporkan.
Setelah pengumuman Jumat, Hagari mengirim pesan kepada bawahannya. Ia menyatakan ia akan mengakhiri perannya dalam beberapa minggu dan pensiun dari IDF. "Perang belum berakhir, dan para sandera di Gaza selalu ada di depan mata kita, sebagai tujuan yang tak tertandingi nilai dan kepentingannya," tambah Hagari.
Kontroversi Daniel Hagari
Sebelum kritiknya terhadap rancangan undang-undang yang akan mendekriminalisasi pemberian informasi militer rahasia kepada perdana menteri, ia juga beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang membuat kantor Netanyahu membantahnya.
Pada Juni 2024, Hagari menggambarkan tujuan untuk menghancurkan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, sebagai sesuatu yang mustahil, sehingga memicu teguran dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. "Hamas adalah sebuah ide. Mereka yang berpikir bahwa Hamas dapat dihilangkan adalah salah," kata Hagari kepada Israel Channel 13, dan menambahkan bahwa siapa pun yang menawarkan solusi ini "menyesatkan publik."
Sebagai tanggapan, kantor Netanyahu mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan perang adalah "penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas," dan menambahkan bahwa pasukan pendudukan Israel "berkomitmen" untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada 8 Juli 2024, Hagari kembali mengeluarkan pernyataan yang membuat Netanyahu marah.
Dalam wawancara dengan jaringan televisi Amerika ABC, Hagari mengatakan Israel merencanakan perang yang panjang melawan Hamas. Ia percaya bahwa Hamas akan tetap berambisi menjadi organisasi teror untuk tahun-tahun mendatang. "Apakah Anda dan saya akan berbicara lima tahun dari sekarang tentang Hamas sebagai organisasi teror di Gaza?" Hagari bertanya kepada pembawa acara, lalu melanjutkan: "Jawabannya adalah ya."
Laporan dari Channel 14 Israel mengindikasikan bahwa Netanyahu mengkritik Hagari secara pribadi, dengan mengatakan: "Ada juga anggota Hamas di Tepi Barat, tetapi tidak ada pemerintahan Hamas. Ada neo-Nazi di Jerman, tetapi tidak ada pemerintahan Nazi."
Sebulan setelah serangan 7 Oktober, Hagari memberikan informasi yang menyesatkan tentang Rumah Sakit Anak al-Rantisi di Gaza yang dibom. Pada saat itu, Editor Diplomatik Internasional CNN Nic Robertson bergabung dengan tentara Israel untuk mengunjungi tempat tersebut.
Begitu masuk ke dalam, Hagari mengklaim telah menemukan bukti bahwa Hamas menggunakan rumah sakit tersebut untuk menyembunyikan tawanan Israel. Hagari menunjukkan kepada Robertson sebuah dokumen di dinding yang ditulis dalam bahasa Arab, yang menurutnya merupakan daftar nama anggota Hamas yang mengawasi para tawanan. "Ini adalah daftar penjagaan. Setiap teroris memiliki giliran jaga masing-masing," kata Hagari kepada Robertson, seperti dikutip Al Jazeera.
Jurnalis CNN Adam, yang nama lengkapnya tidak diungkap Al Jazeera untuk alasan keamanan, mengenang siaran tersebut sebagai "momen yang memalukan" bagi CNN. "Itu sama sekali bukan daftar nama Hamas," katanya, "Itu adalah sebuah kalender, dan yang tertulis dalam bahasa Arab adalah hari-hari dalam seminggu.”