Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Profil Dick Schoof, Perdana Menteri Belanda yang Baru dilantik Raja Willem-Alexander

Mantan mata-mata Belanda, Dick Schoof dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Belanda. Ini dia profilnya.

3 Juli 2024 | 20.01 WIB

Perdana Menteri Belanda Dick Schoof. Patrick van Katwijk/Pool via REUTERS
Perbesar
Perdana Menteri Belanda Dick Schoof. Patrick van Katwijk/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan mata-mata Belanda, Dick Schoof dilantik menjadi perdana menteri Belanda pada Selasa, 2 Juli 2024. Ia dilantik langsung oleh Raja Belanda, Willem-Alexander. Nantinya Schoof akan memimpin kabinet koalisi sayap kanan dalam misi menerapkan kebijakan imigrasi "yang paling ketat" di negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Schoof dilantik setelah dua ratus dua puluh tiga hari pemimpin sayap kanan Geert Wilders meraih kemenangan pemilu yang mengejutkan Eropa dan dunia. Kali ini, giliran Schoof mengambil alih jabatan Mark Rutte setelah 14 tahun berkuasa. Berikut profil Dick Schoof

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman First Post, Dick Schoof lahir dengan nama Hendrikus Wilhelmus Maria Schoof lahir pada 8 Maret 1957 di Santpoort, Belanda. Ia belajar perencanaan kota dan wilayah di Universitas Radboud dari 1975 hingga 1982. Karier Schoof dalam pelayanan publik dimulai di Asosiasi Pemerintah Kota Belanda, diikuti dengan peran di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan pada 1988. Pada 1996, ia diangkat menjadi wakil sekretaris jenderal di Kementerian Kehakiman dan Keamanan.

Schoof telah memegang beberapa posisi bergengsi, termasuk direktur utama di Layanan Imigrasi dan Naturalisasi (1999-2003), di mana ia berperan penting dalam mereformasi undang-undang imigrasi.

Dari 2010 hingga 2013, ia menjabat sebagai direktur jenderal untuk kepolisian, mengawasi restrukturisasi kepolisian dari unit regional menjadi organisasi nasional. Sebagai kepala Koordinator Nasional untuk Keamanan dan Kontraterorisme (NCTV), ia terlibat dalam aspek kontroversial dari penyelidikan Malaysia Airlines Penerbangan 17.

Pada Desember 2019, Schoof diangkat menjadi sekretaris jenderal di Kementerian Kehakiman dan Keamanan, bertugas menangani skandal dalam kementerian tersebut. Kepemimpinannya sangat penting selama periode yang bergejolak, membantu memulihkan kepercayaan dan stabilitas.

Schoof merupakan seorang duda dengan dua anak, sebagian besar bekerja pada kebijakan domestik dan tidak memiliki profil internasional yang tinggi. Pengalaman luasnya dalam pelayanan publik dan sikapnya yang non-partisan dipandang sebagai kekuatan dalam memimpin pemerintahan teknokratis di tengah bangsa yang sangat terpecah.

Dikutip dari laman Politico, Schoof adalah sosok yang lumayan tertutup. Diketahui bahwa ia dibesarkan dalam keluarga Katolik sebagai anak kedua termuda dari tujuh bersaudara. Saat ini, ia adalah seorang ayah bercerai dengan dua putri dewasa, yang diadopsi oleh dia dan mantan istrinya dari Tiongkok. Selain pekerjaannya, ia memiliki kecintaan pada gadget dan perhatian media.

Pemimpin oposisi Frans Timmermans menyebut Schoof sebagai "seorang pegawai negeri yang sangat loyal dan berdedikasi." Dalam komentarnya kepada media, mantan rekan kerjanya menggambarkannya sebagai seorang yang ambisius dan pecandu kerja dengan selera humor.

Setelah resmi dilantik menjadi Perdana Menteri Belanda Dick Schoof menggantikan Mark Rutte, ia segera merancang kabinet dan menunjuk kandidat untuk posisi-posisi penting. Setelah raja Belanda mengkonfirmasi pemerintahan baru, Schoof dan anggota kabinet lainnya akan menghabiskan musim panas untuk merancang program koalisi yang merinci kesepakatan pemerintahan saat ini. Program tersebut diharapkan siap pada September 2024.

Pria berusia 67 tahun itu "akan melakukan banyak pekerjaan untuk mengendalikan konflik ideologis dan pribadi", kata Sarah de Lange, profesor pluralisme politik di Universitas Amsterdam. Dia telah berjanji untuk menerapkan rencana koalisi dengan "tegas" untuk "kebijakan penerimaan suaka yang paling ketat dan paket paling komprehensif untuk mengendalikan migrasi".

Perjanjian koalisi setebal 26 halaman bertajuk “Harapan, Keberanian dan Kebanggaan” itu juga menyerukan untuk mengkaji gagasan pemindahan kedutaan Belanda di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dick Schoof mengatakan dia ingin menjadi "perdana menteri bagi semua warga negara Belanda", dan menambahkan: "Saya tidak punya partai. Saya tidak melihat diri saya bersujud kepada Wilders".

ANANDA RIDHO SULISTYA  | CHANNEL NEWS ASIA | FIRST POST | POLITICO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus