Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seperti remaja zaman sekarang, Muhammad Najem, pemuda 15 tahun asal Suriah, suka mengunggah swavideo ke media sosial. Akan tetapi, tidak seperti remaja pada umumnya, Najem mengunggah rekaman-rekaman video perang Suriah persis saat negara itu sedang dihujani bom hingga menewaskan teman-temannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Anak-anak di Ghouta meninggal dunia setiap hari oleh bom-bom dari rezim Assad dan Rusia,” kata Najem, di salah satu dari ribuan videonya yang diunggah lewat Twitter dan YouTube.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang pria terjebak di antara reruntuhan bangunan seusai serangan udara pasukan pemerintah Suriah di Ghouta, pinggiran kota Damaskus, 20 Februari 2018. Pasukan pemerintah meluncurkan serangan tersebut untuk memburu kelompok pemberontak. Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Dikutip dari situs edition.cnn.com pada 21 Februari 2018, Najem tinggal di timur Ghouta, sebuah wilayah pinggir Damaskus yang sedang dikepung pasukan militer Suriah, yang ingin merebut kembali kota itu dari militan garis keras. Ghouta telah menjadi salah satu kota paling hancur karena tingginya pengeboman di sana dalam tujuh tahun perang Suriah.
“Masyarakat dunia harus tahu tentang apa yang terjadi di Suriah. Saya ingin melanjutkan sekolah. Saya ingin menjadi reporter kalau sudah dewasa,” kata Najem kepada CNN.
Dia menceritakan hampir setiap hari ada yang tewas akibat serangan dan hal ini telah menjadi pemandangan sehari-hari warga Ghouta. Kelaparan, kedinginan dan terlantar, juga telah menjadi hal biasa bagi warga Ghouta.
“Selamatkan rakyat Ghouta,” kata Najem dalam video yang diunggahnya.
Salah satu video yang mendapat banyak reaksi adalah ketika dia berdiri di sebuah atap dan terdengar suara ledakan sangat jelas dari kejauhan. CNN belum bisa secara independen memverifikasi keaslian rekaman video-video Najem.