Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan Indonesia menyambut baik terjadinya kesepakatan gencatan senjata antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dengan Israel terkait gencatan senjata di Gaza. Ia menyebutnya sebagai momentum baik yang perlu dipertahankan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sugiono menyampaikan harapannya agar kedua pihak bisa memenuhi kewajiban masing-masing sehingga suasana kondusif bisa berlanjut dan tidak lagi memakan korban. "Semoga semua pihak benar-benar memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada di masing-masing sehingga tercipta satu suasana yang benar-benar mendukung dan kondusif untuk berlanjutnya gencatan senjata ini. Dan saya kira ini satu momentum yang bagus," kata Sugiono dilansir dari Antara, Kamis, 16 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Menlu Sugiono telah memberikan pernyataan mengenai gencatan senjata di Gaza yang diumumkan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Melalui akun bernama @Menlu_RI di media sosial X pada Kamis, Sugiono memandang gencatan senjata tersebut "sesuai dengan yang selama ini terus didorong bersama masyarakat internasional".
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia siap untuk berkontribusi pada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, baik melalui bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) ataupun terhadap upaya rekonstruksi Gaza.
Tercapainya gencatan senjata untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza diumumkan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Doha pada Rabu, 15 Januari 2025. Ia mengatakan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan mengakhiri agresi dan genosida Israel yang meluluhlantakkan Gaza tersebut terdiri dari tiga tahap yang mulai berlaku pada Minggu.
Laporan dari Xinhua menyebutkan gencatan senjata di jalur Gaza itu bisa tercapai setelah Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan didukung upaya mediasi intensif oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Selain gencatan senjata, salah satu hal lain yang disetujui ialah pembebasan sandera.
Kesepakatan itu mencakup fase awal penghentian pertempuran di Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan, selama 42 hari.
Militer Israel berjanji menarik pasukannya dari area-area padat penduduk ke pinggiran Gaza sehingga memungkinkan pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di jalur Gaza.