Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sekte Minoritas Suriah Minta Perlindungan

Sekte Alawit adalah pendukung terbesar Bashar al Assad di Suriah. Mereka menjadi sasaran kekerasan dan vandalisme

27 Desember 2024 | 19.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pejuang badan penguasa Suriah berjaga, setelah kekerasan di provinsi Tartous, bagian dari wilayah pesisir yang menjadi rumah bagi banyak anggota sekte Alawi Assad, setelah Bashar al-Assad digulingkan, di kota Tartous, Suriah, 26 Desember 2024. Reuters/Ammar Alzeer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Suriah yang baru, membunuh 14 aparat kepolisian sebagai bagian dari komitmen untuk menumpas sisa-sisa pengikut mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pembunuhan ini telah memancing ketegangan baru di Provinsi Tartous, tempat 14 aparat kepolisian itu dibunuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Provinsi Tartous adalah wilayah pantai yang menjadi tempat bagi banyak penganut sekte Alawit pendukung Assad. Pembunuhan pada 14 aparat kepolisian itu telah menandai tantangan terberat yang bakal dialami otoritas Suriah yang baru, yang mendongkel Assad dari kekuasaan pada 8 Desember 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekte Alawit adalah pendukung terbesar Assad di Suriah. Mereka mendominasi anggota militer Suriah, yang digunakan Assad untuk melawan oposisi di negara itu selama 13 tahun berkecamuk perang sipil Suriah dan untuk menghancurkan perbedaan pendapat selama puluhan tahun. 

Kantor berita SANA mewartakan aparat keamanan meluncurkan operasi Tartous untuk mengendalikan keamanan, stabilitas, dan perdamaian sipil serta memburu sisa-sisa pendukung Assad yang bersembunyi di hutan kayu dan bukit. Operasi Tartous diumumkan saat otoritas Damaskus memperingatkan akan ada sebuah upaya, yang bisa memicu pertikaian antar sekte di Suriah setelah sebuah rekaman video tertanggal akhir November 2024 beredar di media sosial memperlihatkan sebuah kebakaran di dalam kuil Alawite di Aleppo. Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan kelompok-kelompok tak dikenal melakukan kekerasan sehingga membuat aparat keamanan bekerja siang-malam untuk melindungi tempat-tempat ibadah. 

Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang pernah berafiliasi dengan al Qaeda dan memimpin pemberontakan terhadap Assad, berulang kali bersumpah akan melindungi kelompok-kelompok minoritas, yang waswas Suriah di bawah aturan dan pemerintahan baru. Kekhawatiran juga dirasakan oleh pemeluk Kristen. 

Ulama dari sekte Alawit, Ali Dareer, mengatakan rumah-rumah pemeluk Alawit telah menjadi korban vandalisme dan orang-orang dipukuli karena identitas agama mereka, padahal HTS sudah berjanji sekte Alawit akan diperlakukan dengan penuh rasa hormat. Darer menyalahkan ada pihak ketiga yang mencoba memicu perselisihan. 

Dareer mengatakan komunitas Alawit telah mendukung pemerintah Suriah yang baru, namun banyak kekerasan yang mereka alami, termasuk dipukuli di sebuah checkpoin.      
      
Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus