Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini, Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan ke-76. Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945. Namun selama 60 tahun Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu karena Belanda mengganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada 27 Agustus 1949, ketika penyerahan kedaulatan ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Sebabnya Belanda secara resmi ogah mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Selain itu, jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, maka artinya Belanda mengakui tindakan agresi militer yang terjadi sejak 1945-1949 adalah ilegal. Karena saat itu, Belanda melakukan agresi militer terhadap rakyat Indonesia karena masih ingin berkuasa atas Indonesia.
Dikutip dari laman Universitas Krisnadwipayana, pengakuan kemerdekaan Indonesia baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Belanda Bernard Rudolf Bot.
Pada saat itu, pemerintah Indonesia diwakili oleh Menlu Hassan Wirajuda. Hal ini disampaikannya dalam pidato resmi di Gedung Departemen Luar Negeri.
Bagi Bot, sikap menerima kemerdekaan Indonesia pada tanggal tersebut merupakan bentuk penyesalan mengenai pertikaian yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Setelah pidatonya itu, keesokan harinya Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta.
WINDA OKTAVIA
Baca juga: