Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peluang Donald Trump kembali ke Gedung Putih makin besar setelah empat tahun silam kalah dalam pemilu 2020 dari Joe Biden dari Partai Demokrat. Sampai sekarang tercatat, keunggulan suara yang didapat Trump dari pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024 atas Kamala Harris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Amerika telah memberi kami mandat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kuat," kata Trump di hadapan pendukungnya di Palm Beach County Convention Center, diapit oleh calon wakil presidennya, J.D. Vance, para pemimpin Partai Republik, dan anggota keluarga Trump, Rabu, 6 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Keunggulan
Menurut Edison Research, Trump, hampir menang setelah menguasai sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran Pennsylvania, North Carolina, dan Georgia serta memimpin di empat negara bagian lainnya.
Laporan Reuters, Trump, menunjukkan kekuatan di seluruh wilayah negara, yang mana ada peningkatan dibanding pada 2020, mulai dari daerah pedesaan hingga pusat kota. Selain itu banyak pemilih warga Latin yang pada pemilu kali ini beralih ke, Trump, dibandingkan pemiliha tahun 2020, ketika, Joe Biden, mengalahkan Trump.
2. Ucapan Selamat
Setelah unggul sementara dalam perhitungan pemilu Amerika Serikat, para pemimpin dunia mengirimkan ucapan selamat kepada,Trump. Kanselir Jerman Olaf Scholz, memberi ucapan selamat dengan menulis di platform X.
"Saya mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas terpilihnya dia sebagai Presiden AS. Sejak lama, Jerman dan AS telah berhasil bekerja sama mempromosikan kemakmuran dan kebebasan di kedua sisi Atlantik. Kami akan terus melakukan hal ini demi kesejahteraan warga negara kami,” tulis Olaf Scholz.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan kemenangan Trump sebagai kebangkitan terbesar dalam sejarah. Netanyahu mengatakan hal itu menandai komitmen ulang yang kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika.
Selain itu, Perdana Menteri India Narendra Modi juga memberikan ucapan selamat kepada Trump. "Seiring dengan keberhasilan Anda pada masa jabatan sebelumnya, saya berharap dapat memperbarui kolaborasi kita untuk lebih memperkuat Kemitraan Global dan Strategis Komprehensif India-AS,” kata Modi lewat media sosial.
3. Dikhawatirkan Runtuhkan Sistem Multilateral
Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) mengatakan ada kekhawatiran komunitas internasional bahwa, Donald Trump, yang diproyeksikan menang dalam Pemilu Amerika, akan dapat meruntuhkan sistem multilateral jika menjadi presiden baru.
"Sekarang sebetulnya sudah lemah. Tapi kalau Trump terpilih nanti akan menjadi lebih lemah lagi," kata Peneliti Departemen Hubungan Internasional CSIS Andrew W Mantong, seperti yang dikutip dari Antara pada Rabu, 6 November 2024.
Menurut Andrew, kemungkinan runtuhnya sistem multilateral tersebut bisa terjadi karena Trump dinilai akan cenderung melakukan pendekatan bilateral dan transaksional.
4. Tanggapan Presiden Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengharapkan peran, Donald Trump, dalam mengakhiri perang di Ukraina. Hal tersebut disampaikan Zelensky dalam ucapan selamatnya kepada Trump melalui media sosial X, seperti dikutip France24, pada Rabu 6 November 2024. Ia juga menyinggung kerja sama pemulihan Ukraina dalam pertemuan dengan Trump pada September 2024.
“Saya ingat bahwa dalam pertemuan dengan Presiden Trump September lalu, kami membahas secara rinci kerja sama strategis Ukraina-AS, Rencana Kemenangan Ukraina, dan strategi untuk mengakhiri agresi Rusia terhadap Ukraina,” kata Zelensky, yang sudah memanggil Trump dengan sebutan 'presiden'.
5. Pendekatan di Michigan
Trump juga melunakkan nada antagonis terhadap orang keturunan Arab dan Muslim saat ia mendekati komunitas mereka di Michigan. Dia membawa para pejabat dan imam Arab dan Muslim ke atas panggung dalam rapat umum dan menyebut mereka sebagai, 'orang-orang hebat'.
Trump juga mengunjungi Dearborn dan mendengarkan langsung tuntutan untuk mengakhiri perang, yang gagal dilakukan Harris. Ali Alfarjalla, agen real estate Amerika keturunan Irak berusia 32 tahun di Dearborn, mengatakan bahwa dengan segala kekurangannya, Trump, mewakili perubahan dari pemerintahan Biden-Harris yang selama ini mendukung Israel.
YOLANDA AGNE | YUDONO YANUAR | SAVERO ARISTIA WIENANTO | ANTARA