Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Serbuk mata-mata

As menuduh kgb uni soviet menyebarkan serbuk mata-mata (mutagen), yang dapat menimbulkan kanker, untuk melacak gerak gerik orang as di moskow. soviet membantah tuduhan as, menyebut as memfitnah. (ln)

31 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Serbuk mata-mata
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
WARNANYA kuning, tapi tidak terlihat oleh mata manusia. Namanya: mutagen. Sejak Rabu pekan silam nama itu tiba-tiba terkenal dengan julukan "serbuk mata-mata". Bagaikan siluman, serbuk yang tidak terlihat itu telah di gunakan KGB, dinas rahasia Uni Soviet, untuk melacak sepak terjang orang-orang Amerika di Moskow. Pemakaian serbuk mata-mata memang sudah diendus Washington sejak 1970an tapi bahwa bahan kimia itu bisa menyebabkan kanker baru diketahui beberapa minggu berselang. Tak ayal lagi deplu AS melancarkan protes keras dan menuntut agar pemakaian serbuk dihentikan segera. Tapi pihak Soviet, lewat kuasa usahanya di Amerika, Victor Isakov, secara resmi membantah tuduhan yang dianggapnya sewenang-wenang itu. Surat kabar Izvestia menuding AS sebagai penyebar fitnah yang sangat jahat. Koran pemerintah ini menambahkan, "Tampaknya ada orang di AS yang tidak suka kalau hubungan Amerika - Soviet membaik. "Kantor berita Soviet Tass juga "mencurigai" Washington yang dianggapnya "sengaja meracuni suasana" menjelang pertemuan puncak Reagan-Gorbachev, yang direncanakan November depan. Tapi Washington tampaknya serius. Seorang diplomat Inggris yang menghadiri brifing di kedutaan besar AS di Moskow memperoleh kesan bahwa soal serbuk itu benar-benar dianggap gawat, tanpa ditunggangi maksud-maksud politik tertentu. Sebegitu jauh, kasus tersebut memang baru terbatas pada polemik, sementara kunjungan menteri pertanian AS John R. Block ke Moskow tetap berlangsung sebagaimana direncanakan. Namun, tampaknya, soal serbuk pelacak ini akan disinggung juga dalam pertemuan puncak Reagan-Gorbachev. Yang pasti, gara-gara serbuk, kedutaan AS di Moskow geger. Rabu lalu, kuasa usaha AS Richard Combs Jr. khusus mengadakan brifing untuk staf dan keluarga kedutaan yang berjumlah 200 orang, kemudian juga untuk warga AS di Soviet, dan akhirnya untuk 25 diplomat asing dari negara-negara sekutu AS. Seorang ibu bertanya apakah anaknya bisa dites untuk mengetahui ia bebas serbuk atau tidak. Seorang wartawan minta kepastian tempat atau barang-barang apa yang mesti diawasi supaya terhindar dari keracunan serbuk. Diakui Combs, Soviet sudah menggunakannya sejak 1970-an tapi tidak sering, bahkan pada 1983 dihentikan tiba-tiba. Namun, tahun ini, pemakaian serbuk justru meluas. Dengan menaburkan serbuk pada ban mobil dan tombol-tombol pintu, agen rahasia Soviet konon dapat melacak perbuatan orang Amerika, tidak saja ke mana dia pergi, dcngan siapa dia berhubungan, tapi sampai pada barang apa saja yang telah dipegang atau diberikannya pada orang lain. Serbuk pelacak ini adalah sejenis NPPD (nitro phenyl pentadien aldehyde) yang otomatis dapat merekam sidik jari orang. Lebih ajaib lagi, sidik jari itu tidak akan terhapus. Walaupun tidak kurang fantastisnya dengan berbagai senjata yang kita kenal dalam kisah-kisah agen rahasia James Bond, serbuk itu tidak otomatis bisa membunuh. Ia cuma bisa menumbuhkan kanker di badan orang yang menghirupnya. Pendek kata, pihak AS khawatir bukan alang kepalang. Juru bicara deplu AS Charles Redman menandaskan "bukti-bukti tentang itu tersedia". Tapi tidak satu pun bukti ini diajukan terinci, tidak mengenai keajaiban serbuk tersebut, juga tidak tentang seberapa berbahayanya ia sebagai penyebab kanker. Dan tidak pula bisa dijabarkan bagaimana serbuk itu semula ditemukan dan dengan cara-cara bagaimana agen KGB memanfaatkannya untuk melacak gerak-gerik orang. Dokter ahli pada deplu AS, Charles Brodine, bahkan berani menyatakan bahwa NPPD tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya hingga perlu dikhawatirkan berlebihan. Tapi pemerintah AS tak urung mengirimkan sebuah tim medis ke Moskow untuk mengusut hal ihwal keracunan mutagen alias serbuk KGB. Kuasa Usaha Combs, yang paling repot dengan urusan itu, mengakui bahwa daya racun serbuk rendah tapi belum diketahui daya tahan tubuh manusia terhadapnya. Dosis penggunaannya juga terlalu sedikit hingga walaupun diduga ada diplomat yang kira-kira terkena, mereka tidak menunjukkan akibat-akibat yang mencemaskan. Lalu, buat apa heboh? Tak lain karena penggunaan zat kimia - walaupun tidak terlalu berbahaya - cukup memprihatinkan. Lalu dengan, sinisnya berkomentarlah bekas direktur dinas rahasia AS (CIA), William Colby, "Orang-orang Soviet itu memang sudah sinting. Mereka gunakan apa saja untuk melacak orang-orang kita." I.S. Laporan Reuter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus