Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Skandal Watergate: Upaya Richard Nixon Memata-matai Partai Demokrat, Nyaris Terjadi Pemakzulan

Richard Nixon berupaya memata-matai Partai Demokrat, yang dikenal sebagai skandal watergate. Konspirasi politik itu nyaris memakzulkan Nixon.

24 September 2023 | 11.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mantan Presiden AS Richard M. Nixon menyampaikan pidato perpisahannya kepada anggota kabinet dan stafnya di Ruang Timur Gedung Putih, setelah pengunduran dirinya 9 Agustus 1974. [REUTERS / Stringer]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Persoalan presiden salahgunakan kekuasaan dengan menggunakan badan intelijen untuk kepentingannya terjadi di Amerika Serikat. Kejadian yang terkenal dengan skandal watergate ini membuat Presiden Richard Nixon nyaris dimakzulkan kongres, sebelum ia lebih dulu mengundurkan diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amerika Serikat pernah dibuat gempar hingga mengalami krisis konstitusional pada 1970-an disebabkan karena upaya penyalahgunaan kekuasaan Richard Nixon. Seperti dilansir dari laman History.com, skandal tersebut diawali dengan penangkapan lima perampok yang berupaya untuk menerobos masuk ke markas Komite Nasional Demokrat pada Juni 1972.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada saat diselidiki, kelima pencuri tersebut berupaya untuk memasang alat penyadap di kantor milik Partai Demokrat Amerika Serikat tersebut. Setelah dinyatakan bersalah dan diadili pada Januari 1973, hakim yang memimpin sidang tersebut, yakni John Sirica menduga bahwa terdapat konspirasi politik yang melibatkan aktor di “belakang layar”.

Dengan demikian, parlemen Amerika Serikat kemudian membentuk komite yang bertugas untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Masih dilansir dari laman History.com, selain komite yang dibentuk oleh Senat Amerika Serikat, terdapat pula peran signifikan membongkar skandal watergate jurnalis asal Washington Post, yakni Bob Woodward dan Carl Bernstein yang berhasil mengungkap konspirasi tersebut.

Saat menyelidiki konspirasi tersebut, kedua jurnalis dari Washington Post tersebut mendapatkan bantuan dari seorang whistleblower dengan nama samaran “Deep Throat”, sehingga seluruh mata tertuju pada Presiden Amerika Serikat yang pada saat itu masih menjabat, yakni Richard Nixon.

Saat dimulainya kembali persidangan, pejabat Gedung Putih, yakni John Dean bersaksi bahwa Nixon secara rahasia merekam seluruh percakapan yang terjadi di Kantor Oval, jika rekaman tersebut berhasil diperoleh, maka Nixon dapat dianggap bersalah.

Akhirnya, pada 5 Agustus 1974, Rixhard Nixon menyerahkan seluruh rekaman yang berisi bukti tidak dapat terbantahkan mengenai keterlibatannya dalam skandal watergate. Setelah hampir pasti terjadi pemakzulan oleh Kongres, Nixon memutuskan mengundurkan diri pada 9 Agustus 1974, dan beberapa hari kemudian meninggalkan Gedung Putih.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus