Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke tempat yang diklaimnya sebagai “markas mata-mata” Mossad Israel di wilayah otonom Kurdistan Irak pada Senin malam, 15 Januari 2024. Mereka juga menyerang sasaran "teroris” di Suriah barat laut untuk melawan Negara Islam atau ISIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam pernyataannya, Garda Revolusi Iran menargetkan Mossad Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan yang dilakukan oleh entitas pendudukan Israel terhadap para pemimpin Garda Revolusi dan Poros Perlawanan. Sedangkan serangan di Suriah bertujuan untuk menghancurkan tempat berkumpulnya para komandan dan elemen-elemen utama ISIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Rudal balistik digunakan untuk menghancurkan pusat spionase dan pertemuan kelompok teroris anti-Iran di wilayah tersebut,” kata IRGC.
Akibatnya serangan tersebut, setidaknya delapan ledakan terdengar di Erbil, Irak pada Selasa pagi, 16 Januari 2024. Empat orang tewas dan enam lainnya luka-luka, kata dewan keamanan regional.
Media Iran melaporkan bahwa Garda Revolusi Iran telah menembakkan 11 rudal balistik. Di antara rudal balistik yang digunakan dalam serangan tersebut adalah rudal Khaybar Shekan. Rudal khusus ini merupakan varian dari rudal balistik yang memiliki jangkauan tembak yang lebih luas dan penggunaan bahan bakar padat. Berikut adalah spesifikasi rudal balistik Khaybar Shekan.
Spesifikasi Rudal Balistik Khaybar Shekan
Mengutip Iran Watch, persenjataan rudal Iran adalah yang terbesar dan paling beragam di Timur Tengah, dengan ribuan rudal balistik dan jelajah, beberapa di antaranya mampu menyerang hingga Israel dan Eropa Tenggara. Pada tahun 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS menyatakan bahwa Iran memiliki “lebih dari 3.000” rudal balistik.
Rudal balistik adalah sistem peluru kendali yang membawa muatan peledak berisi bahan kimia berbahaya, termasuk nuklir. Bagian hulu ledak nuklir memiliki tingkat bahaya yang tinggi karena dapat menyebabkan kerusakan melebihi bom atom yang digunakan pada serangan di Hiroshima selama Perang Dunia II.
Lintasan balistik membuat arah rudal yang sudah diluncurkan tak bisa diubah. Kecepatan dan gaya gravitasi mengarahkan rudal balistik ke permukaan Bumi setelah diluncurkan. Rudal balistik dapat diluncurkan dari pesawat, kapal, kapal selam, dan tempat peluncuran khusus, dan dapat menempuh jarak yang cukup jauh setelah peluncuran.
Media Iran melaporkan bahwa salah satu rudal yang digunakan dalam serangan ke Irak dan Suriah adalah rudal Khaybar Shekan. Melansir Defence Security Asia, rudal kaybar shekan adalah rudal balistik yang merupakan varian dari Fateh-110 dengan jangkauan lebih luas dan berbahan bakar padat.
Menurut Garda Revolusi Islam, “Khaybar Shekan” memiliki jangkauan 1.450 km dibandingkan pendahulunya, Dezful, yang diungkapkan ke publik pada Februari 2019, dengan jangkauan 1.000 km. Rudal balistik Khaybar Shekan dikenal karena presisi dan kecepatannya yang tinggi, seperti yang ditunjukkan dalam serangan di Irak utara dan Suriah.
Kepala bahan peledak dari peluru kendali tersebut dilaporkan bergerak dengan kecepatan antara 7 hingga 9 Mach selama fase terakhir penerbangan sebelum mencapai sasarannya. Selain kecepatannya yang tinggi, rudal balistik tersebut memiliki tingkat kelincahan yang tinggi untuk mengatasi sistem perlindungan udara musuh. Keberadaan rudal ini pun menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan rudal jarak jauh Iran.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Populasi Cina Turun 2,08 Juta pada 2023
Foto 
