Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah stasiun televisi yang didukung pemerintah Taiwan pada Rabu 20 April 2022 meminta maaf dan meminta rakyat untuk tidak panik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti dilansir Reuters langkah ini dilakukan setelah televisi tersebut secara keliru melaporkan serangan China di ibu kota Taipei, di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan Beijing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sistem Televisi China yang berbasis di Taipei, jaringan TV yang sebagian dimiliki oleh pemerintah Taiwan, memasang ticker di bagian bawah layar pada pukul 7 pagi waktu setempat. Mereka melaporkan bahwa China telah menyerang beberapa area di Kota New Taipei.
"Warga, tolong jangan terlalu panik. Dengan ini kami mengklarifikasi informasi dan meminta maaf," kata seorang pembawa berita di buletin berita jaringan pada pukul 10 pagi.
Sang pembawa berita mengatakan peringatan itu dimaksudkan untuk latihan dengan Pemadam Kebakaran di New Taipei City pada Selasa. Namun, peringatan itu keliru ditampilkan pada Rabu pagi karena kesalahan teknis.
Tidak ada tanda-tanda kepanikan di Taipei setelah buletin palsu itu.
China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, dan telah meningkatkan kegiatan militer di dekatnya dalam dua tahun terakhir untuk menekan pulau itu agar menerima klaim kedaulatan Beijing.
Adapun Taiwan telah meningkatkan tingkat siaganya sejak Rusia menginvasi Ukraina, waspada China akan melakukan langkah serupa. Kendati demikian, pemerintah belum melaporkan tanda-tanda serangan akan segera terjadi.
Perang di Ukraina, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus", telah memicu perdebatan tentang implikasinya bagi Taiwan dan cara-cara untuk meningkatkan kesiapsiagaan, seperti reformasi pelatihan tentara cadangan.
Pekan lalu, militer Taiwan merilis buku pegangan tentang pertahanan sipil untuk pertama kalinya, memberikan panduan kelangsungan hidup warga dalam skenario perang dengan China.
SUMBER: REUTERS