Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Sugiono dan Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, rapat pada Senin, 3 Februari 2025, membahas penguatan kerja sama bilateral di berbagai bidang strategis khususnya dalam mendukung ketahanan pangan dan energi nasional, perdagangan, dan investasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) dalam keterangan tertulis pada Selasa, 4 Februari 2025, menjelaskan dalam rapat itu, Sugiono mendorong pemanfaatan kemajuan Iran dalam bidang nanoteknologi dan bioteknologi untuk mengembangkan teknologi pertanian yang dapat mendukung ketahanan pangan. Dibahas pula potensi kerja sama ketahanan energi, termasuk investasi di sektor energi terbarukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan dibidang kesehatan, Indonesia dan Iran juga telah memiliki kerja sama yang cukup maju. Misalnya, lewat pembangunan Pusat Robotic Telesurgery dan pengembangan telemedicine di berbagai daerah di Indonesia. Indonesia dan Iran juga menjajaki peluang kerja sama pendidikan bagi tenaga kesehatan Indonesia untuk belajar teknologi kesehatan di Iran.
Di sektor kerja sama pariwisata, Sugiono dan Boroujerdi membahas soal pembukaan rute penerbangan langsung antara kedua negara.
Tahun ini, Indonesia dan Iran memperingati 75 tahun hubungan diplomatik. Sugiono dan Boroujerdi mengapresiasi berbagai capaian kerja sama yang telah ada dan mengharapkan kemajuan lebih lanjut di bawah pemerintahan Presiden Prabowo dan Presiden Pezeshkian.
Selain kerja sama bilateral, Sugiono dan Boroujerdi juga menekankan urgensi persatuan negara-negara Islam dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Kedua negara memiliki prinsip yang sama terkait Palestina dan mendasarkan posisinya pada kemerdekaan penuh dan pembebasan Palestina.
Nilai kerja sama perdagangan Indonesia-Iran mencapai US$257,2 juta pada 2022. Angka tersebut meningkat sebesar 23 persen dari 2021. Pada Juni 2024, Indonesia dan Iran menandatangani Preferential Trade Agreement (PTA). Kesepahaman ini memungkinkan kedua negara mengamankan atau meningkatkan akses pasarnya.
Kesepakatan lain yang dicapai dua negara mencakup bidang ilmu pengetahuan-teknologi, jaminan produk halal, pengembangan sektor energi, regulasi farmasi, biologi, obat tradisional dan bahan pangan olahan. Ada pula dokumen soal pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan, promosi perdagangan, dan terakhir program pertukaran kebudayaan. Iran dan Indonesia juga menjajaki pembentukan kesepakatan business-to business, investasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), solusi investasi sektor migas, hingga terkait teknologi sinyal perkeretaapian dan kerja sama riset bersama alih teknologi dan assembly.
Pilihan editor: Bantuan Keuangan NATO untuk Ukraina Tembus Rp3 Ribu Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini