Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Timbang-timbang Donald Trump Akan Larang Pemakaian DeepSeek di AS

Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan pelarangan penggunaan DeepSeek, platform AI asal Cina di wilayah AS.

20 April 2025 | 23.51 WIB

Ilustrasi menggunakan aplikasi DeepSeek. Tempo/Jati Mahatmaji
Perbesar
Ilustrasi menggunakan aplikasi DeepSeek. Tempo/Jati Mahatmaji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina kian panas dalam beberapa waktu terakhir, yang memengaruhi berbagai sektor mulai dari perdagangan hingga teknologi. Terbaru, Presiden AS Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan pelarangan penggunaan DeepSeek, platform kecerdasan buatan (AI) asal China yang menjadi pesaing ChatGPT, di wilayah AS. Apa yang melatarbelakangi langkah ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari laman Tech Crunch, Pemerintahan Trump dilaporkan tengah mempertimbangkan pembatasan baru terhadap laboratorium AI asal Tiongkok, DeepSeek, yang dapat membatasi kemampuannya untuk membeli chip AI dari Nvidia, serta berpotensi melarang warga Amerika mengakses layanan AI milik perusahaan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump dalam memperkuat posisi Amerika Serikat dalam persaingan teknologi AI dengan Tiongkok. Beberapa bulan setelah DeepSeek mengejutkan industri teknologi di Silicon Valley dan pasar keuangan di Wall Street, pejabat pemerintah AS dilaporkan tengah mempertimbangkan sejumlah opsi untuk membatasi akses Tiongkok terhadap teknologi dan pasar konsumen Amerika.

Menurut laporan Forbes, sebuah panel bipartisan di DPR Amerika Serikat merilis laporan pada Rabu, 16 April 2025 yang menuduh DeepSeek sebagai “ancaman serius” terhadap keamanan nasional AS. Laporan tersebut mengklaim bahwa startup AI asal Tiongkok itu diduga mengumpulkan data pengguna atas nama pemerintah Tiongkok, seiring dengan meningkatnya upaya untuk melarang penggunaan DeepSeek dalam beberapa bulan terakhir karena kekhawatiran terkait keamanan nasional.

Adapun laporan dari House Select Committee on the Chinese Communist Party menyatakan bahwa meskipun DeepSeek tampak seperti chatbot AI biasa, perusahaan tersebut sebenarnya “menyedot” data pengguna untuk kepentingan pemerintah Tiongkok dan mengandalkan teknologi curian asal Amerika Serikat dalam pengembangan sistemnya.

Panel tersebut juga menuduh bahwa pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, mengelola perusahaan dalam suatu ekosistem terintegrasi yang memiliki hubungan dengan distributor perangkat keras yang berafiliasi dengan negara serta lembaga riset Zhejiang Lab di Tiongkok.

Dalam laporan tersebut, panel DPR mengutip kesaksian dari OpenAI yang menyatakan bahwa DeepSeek kemungkinan besar menggunakan metode ilegal dalam melatih model AI mereka. OpenAI juga menuduh bahwa sejumlah karyawan DeepSeek telah “mengakali sistem pengamanan” untuk mempercepat proses pengembangan dengan biaya yang lebih rendah, termasuk menggunakan model milik OpenAI untuk membantu “mengubah data pelatihan”.

Tak hanya itu saja, laporan itu juga menyebut bahwa DeepSeek “secara diam-diam memanipulasi” hasil pencarian agar selaras dengan propaganda pemerintah Tiongkok. Terutama, perusahaan disebut menggunakan chip Nvidia yang sebenarnya dibatasi untuk diekspor. Namun, Nvidia membantah tuduhan tersebut dan menyatakan kepada CNBC pada Januari lalu bahwa chip yang digunakan DeepSeek sepenuhnya mematuhi peraturan ekspor.

Baik DeepSeek maupun High-Flyer, perusahaan hedge fund yang menjadi pendukung utama DeepSeek, belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait laporan tersebut.

Di sisi lain, Panel DPR juga tidak secara langsung merekomendasikan pelarangan total terhadap DeepSeek, namun menyarankan agar pemerintah AS menerapkan pengawasan ekspor yang lebih ketat dan melarang penggunaan model AI berbasis Tiongkok di lingkungan pemerintahan federal.

Pada Selasa, 15 April 2025 Gedung Putih juga telah mengumumkan pembatasan baru terhadap penjualan chip AI Nvidia ke Cina, memperkuat regulasi yang sebelumnya telah diberlakukan oleh pemerintahan Biden.

Sebelumnya, pada Februari lalu, sebuah rancangan undang-undang bipartisan yang bertujuan melarang penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintah federal telah diajukan ke DPR, meskipun belum jelas apakah usulan ini akan mendapatkan dukungan luas dari anggota parlemen lainnya.

Sejumlah lembaga pemerintah AS juga telah membatasi akses terhadap DeepSeek. Angkatan Laut AS, misalnya, menyebut adanya "potensi masalah keamanan dan etika" yang terkait dengan aplikasi tersebut. Sementara itu, Kepala AI NASA juga dilaporkan menyampaikan kekhawatiran terkait keamanan nasional. 

Di luar AS, Australia telah lebih dulu melarang penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintah karena dinilai menimbulkan “risiko yang tidak dapat diterima” terhadap keamanan nasional. Langkah serupa juga mulai diambil oleh sejumlah negara lain seperti Italia, Taiwan, dan Korea Selatan.

Seperti yang diketahui, popularitas DeepSeek di kalangan pengembang AI Amerika meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir. Harga yang kompetitif dari startup ini bahkan mendorong perusahaan-perusahaan di Silicon Valley untuk menawarkan model AI canggih dengan biaya yang lebih rendah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus