Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tak disangka, intel australia

Australia ternyata punya dinas rahasia, asis, agennya ada dimana-mana. pernah membantu cia menumbangkan allende dan sihanouk. juga punya agen di timor timur. kegiatannya ditambah lagi. (ln)

28 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU Amerika punya CIA, Australia punya ASIS. Sejarah dinas rahasia itu terungkap pertama kali pekan lalu. The Natiozal Times, koran mingguan di Canberra, secara menyolok menyiarkan suatu laporan yang sebenarnya masih dirahasiakan. Dan ternyata ASIS, seperti CIA, pernah hadir di Indonesia. Australia Secret Intelligence Service adalah suatu spy force (angkatan spion) yang beroperasi terutama di luar negaranya. Kegiatannya mengingatkan orang pada film serial televisi yang menceritakan keberanian anggota intel Australia yang dikirim menyusup ke garis pertahanan Jepang dalam Perang Pasifik. Tapi gagasan membentuk ASIS ini berkembang sesudah perang itu. Banyak oposisi terhadap gagasan tersebut pada mulanya, terutama dari kalangan Deplu dan Hankam Australia. Bahkan dalam tahun 1957, lima tahun setelah pembentukannya, ASIS ditutup oleh pemerintahnya. Tapi ia segera dihidupkan kembali setelah ada nasihat Wakil Kepala British SIS (dinas intel Inggris), Sir James Easton, yang sengaja datang ke Canberra. Allan Dulles, kepala CIA waktu. itu pun ikut mendesak supaya ASIS dipertahankan. Dinas intel ketiga negara itu memang menjalin kerjasama. Tapi ASIS terutama berutang budi pada British SIS yang berjasa melatihnya. Keduanya saling menukar info. Dengan CIA, kerjasamanya disebut tidak begitu mesra. Tapi ASIS pernah menempatkan dua agennya di Chili atas permintaan -- CIA (1970). CIA waktu itu khawatir operasinya tercium oleh Pemerintahan Salvadore Allende yang berhaluan kiri dan baru saja terpilih. ASIS malah sempat (1972) memimpin gerak-gerik tiga agen CIA dan meneruskan info mereka ke pusat CIA di Langley, Virginia. Allende akhirnya digulingkan dalam suatu kudeta 1973. Sejarah ASIS ini berdasarkan laporan rahasia suatu komisi pimpinan Justice Hope (seorang hakim agung) tahun 1977. Laporan Hope, menurut The National Times, menyangkal bahwa kejatuhan Allende disebabkan oleh kegiatan ASIS. Disangkalnya pula bahwa ASIS ikut menjatuhkan Pangeran Sihanouk di Kambodia (1970). Tapi di Kambodia pun, kata mingguan tadi, ASIS diketahui mengoper tugas CIA ketika situasinya tak mungkin lagi bagi CIA bergerak. Intervensinya di Indonesia dimulai di zaman Ralf Harry, seorang diplomat yang ditunjuk menjadi Direktur ASIS, yang menggantikan Alfred D. Brookes, perintis dinas intel itu. Dengan bergejolaknya peristiwa PRRI-Permesta, dan memuncaknya perjuangan Irian Barat serta timbulnya politik konfrontasi, Harry, diberi wewenang membina Special Political Action (Tugas Khusus Politik). Dengan SPA ini operasinya bukan terbatas pada pengumpulan info melulu, tapi juga aktif mempengaruhi kalangan berpengaruh, menyiarkan bahan propaganda antara lain lewat pers, dan memberikan dana gelap, misalnya untuk kelompok politik dan buruh, di negara asing. Tujuannya ialah mengajak suatu pemerintahan asing ke arah yang menguntungkan Australia. Dalam semuanya, enam operasi SPA. yang berlangsung terpisah sejak 1958, Indonesia menjadi sasaran utamanya. ASIS juga punya agen di Timor Timur, bernama Frank Favaro. Ia direkrut pada awal 1975. Belakangan ketahuan Favaro tak tepat menjadi agen. Ia ternyata terlalu banyak bicara terutama yang menyangkut kontak rahasia yang dilakukannya selama ini. Bahkan semasa bertugas sebagai agen ia sempat melamar menjadi Konsul Australia di Timor Timur, waktu itu masih jajahan Portugis. Guna meyakinkan Deplu Australia, Favaro memberitahukan bahwa ia mempunyai kontak dengan ASIS. Hal ini tentu saja membikin heboh. ASIS terpaksa membantah punya hubungan dengan Favaro. Tapi dari Dilli datang keluhan yang dilontarkan Palang Merah Internasional dan Partai UDT bahwa Favaro adalah agen. Dan di Parlemen, Menlu Willesse yang tak tahu menahu tentang kehadiran intelijen Australia di Timor Timur, juga membantah adanya hubungan Favaro dengan ASIS. Akibatnya Favaro dipanggil pulang ke Canberra untuk menghadiri suatu pertemuan dengan pejabat ASIS. Ia tak datang dan kemudian dipecat. Sejak itu Favaro tak punya hubungan lagi dengan ASIS. Itu terjadi Oktober 1975. Dan ada akibat lain bagi Bill Robertson. Direktur ASIS itu dipecat oleh PM Gough Whitlam. Whitlam rupanya begitu marah karena ASIS gagal memberikan informasi mengenai kejadian penting di Timor Timur. Namun pada Pemerintahan Malcolm Fraser ASIS kembali dapat angin. Selama lima tahun Pemerintahan Fraser budget ASIS naik 300%, yaitu dari A$ 2,5 juta menjadi A$8,4 juta untuk tahun ini. Dalam laporan Hope ini disebutkan lingkar kegiatan ASIS juga semakin diperluas. Termasuk usaha penetrasi ke kedubes asing di Australia. "Tugasnya adalah melanggar hukum tanpa harus tertangkap," demikian laporan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus