Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tanggal-tanggal Penting dalam Setahun Perang Gaza

Perang Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.802 warga Palestina hingga 4 Oktober 2024. Kini perang telah meluas ke negara tetangga Lebanon

8 Oktober 2024 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria Palestina melihat sejumlah mayat anak-anak Palestina yang tewas akibat serangan Israel ke Khan Younis di Gaza, 29 Juli 2014. Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan ribuan warga Palestina yang sebagian besar warga sipil dan anak-anak. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perang Gaza dimulai tepat satu tahun yang lalu. Tanggal 7 Oktober 2023, Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya melancarkan serangan pembalasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, yang telah menduduki wilayah Palestina secara ilegal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel balik membalas serangan itu dengan melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 41.802 orang hingga 4 Oktober 2024. Kini, perang telah meluas ke negara tetangga Lebanon, di mana tentara Israel terlibat dalam bentrokan hebat dengan anggota Hizbullah di Lebanon. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari France 24, berikut tanggal-tanggal penting selama konflik Palestina-Israel selama setahun belakangan. 

 7 Oktober 2023

Pukul 06.29 pagi, kelompok Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007, melancarkan serangan. Sekitar 5 ribu roket ditembakkan ke Israel selatan selama Shabbat atau saat Negeri Bintang Daud itu merayakan hari terakhir festival keagamaan Sukkot. 

Hamas juga menurunkan puluhan anggotanya untuk melintasi pagar keamanan Gaza lalu menyandera sekitar 250 orang. Israel mengklaim serangan 7 Oktober 2023 itu, juga menewaskan 1.189 orang. Menanggapi kondisi itu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan bahwa negara itu sedang berperang.

8 Oktober 2023

Israel meluncurkan "Operasi Pedang Besi", yang melepaskan pemboman hebat di seluruh Jalur Gaza. Hampir 300 ribu tentara cadangan dimobilisasi hanya dalam waktu 48 jam.

9 Oktober 2023

Israel memulai pengepungan total di Gaza. Wilayah yang dihuni sekitar 2 juta jiwa warga Palestina itu telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007 setelah Hamas berkuasa di Jalur tersebut.

13 Oktober 2023

Militer Israel memberi penduduk di bagian utara Jalur Gaza– yang jumlahnya lebih dari satu juta orang–waktu 24 jam untuk mengungsi dari rumah mereka. Meskipun sebagian mengungsi ke selatan, sebagian lainnya menolak untuk pergi.

17 Oktober 2023

Ledakan dahsyat terjadi di rumah sakit Al-Ahli di Kota Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 471 orang sedangkan sumber intelijen AS memperkirakan jumlahnya antara 100 dan 300 orang. Hamas dan sekutunya, Jihad Islam Palestina, menuduh Israel berada di balik serangan mematikan tersebut.

19 Oktober 2023

Gerakan Houthi di Yaman, anggota "poros perlawanan"– jaringan politik dan militer yang didukung oleh Iran yang juga mencakup Hamas–meluncurkan pesawat nirawak dan rudal ke Israel, serta menargetkan pengiriman komersial di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Gaza.

21 Oktober 2023

Truk-truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan diizinkan melewati perlintasan Rafah antara Mesir dan Gaza untuk membawa bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan bagi warga Palestina.

 27 Oktober 2023

Tentara Israel melancarkan serangan darat di Gaza. Pengeboman besar-besaran yang mengguncang daerah kantong itu sejak 8 Oktober belum cukup untuk melemahkan Hamas, yang telah membangun jaringan terowongan yang luas di bawah Jalur Gaza. 

15 November 2023

Israel mengepung rumah sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, dengan tuduhan Hamas menggunakan kompleks itu sebagai pos komando militer. Seluruh rumah sakit, yang menampung ratusan warga Palestina yang melarikan diri dari pertempuran, dievakuasi sepenuhnya oleh pasukan Israel tiga hari kemudian. Rumah sakit lain kemudian menjadi sasaran militer Israel dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

24 November-1 Desember 2023

Gencatan senjata pertama dideklarasikan antara Israel dan Hamas. Jeda sementara dalam pertempuran tersebut memungkinkan 105 sandera Israel, warga negara ganda, dan warga negara asing –terutama wanita dan anak-anak–dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan 240 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel. 

Bantuan kemanusiaan juga diizinkan untuk mencapai Jalur Gaza, tempat lebih dari 10 ribu orang tewas. Setelah tujuh hari, masing-masing pihak saling menuduh pihak lain melanggar perjanjian. Pertempuran kembali pecah. 

5 Desember 2023

Tentara Israel melancarkan serangan darat besar-besaran di sekitar kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, tempat ribuan warga Palestina berlindung. Israel meminta orang-orang yang berlindung di kota itu untuk bergerak lebih jauh ke selatan menuju Rafah di dekat perbatasan Mesir.

15 Desember 2023

Tiga sandera Israel yang berhasil melarikan diri dari penculik ditembak mati oleh tentara Israel di kawasan Shejaiya, Gaza saat membawa bendera putih. Kesalahan itu memicu amarah dari keluarga korban yang masih disandera di Gaza, yang meminta pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan baru dengan Hamas.

22 Desember 2023

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang menyerukan agar lebih banyak bantuan kemanusiaan dibawa ke Jalur Gaza. Jumlah korban tewas kini telah mencapai lebih dari 20 ribu berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina. 

 2 Januari 2024

Saleh al-Arouri, tokoh nomor dua di biro politik Hamas, tewas dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut di Lebanon.

4 Januari 2024

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyampaikan cetak birunya untuk apa yang disebutnya sebagai "hari berikutnya". Usulan tersebut menyatakan bahwa "Hamas tidak akan mengendalikan Gaza", dan tidak akan ada "kehadiran warga sipil Israel" di Jalur Gaza. 

Gallant berbicara tentang "entitas" Palestina yang dapat bertanggung jawab atas pengelolaan Jalur Gaza, tanpa memberikan perincian.

11 Januari 2024

Koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan terhadap Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan berulang kelompok pro-Palestina terhadap kapal kargo di Laut Merah.

23 Januari 2024

PBB memperkirakan untuk pertama kalinya risiko kelaparan di Jalur Gaza akan segera terjadi.

 26 Januari 2024

Mahkamah Internasional, menanggapi kasus yang diajukan Afrika Selatan, memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk mencegah tindakan genosida di Gaza. Pada hari yang sama, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memberhentikan sejumlah karyawan dituduh Israel terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. 

Mengikuti langkah Amerika Serikat, sejumlah negara donor menangguhkan pendanaan mereka untuk badan tersebut. Semua negara kecuali Amerika Serikat nantinya akan melanjutkan pendanaan mereka. 

29 Februari 2024

Hari yang dikenal sebagai "the flour massacre". Setidaknya 118 warga Palestina tewas dan 760 lainnya terluka selama pendistribusian bahan makanan pokok di Kota Gaza. Hamas menuduh Israel telah menembaki kerumunan. 

Tentara Israel menanggapi bahwa meskipun telah melakukan apa yang disebutnya "penembakan terbatas" terhadap orang-orang yang diklaim telah menjarah, mereka tetap menyatakan bahwa para korban telah tewas dalam kerumunan itu. Jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 30.000 orang. 

12 Maret 2024

Sebuah kapal meninggalkan Siprus dengan 200 ton ransum untuk memberi makan warga Gaza yang kelaparan dua hari setelah memasuki Ramadan. Dengan jalur darat yang diblokir oleh Israel, bantuan hanya dapat mencapai Gaza melalui laut dan udara.

25 Maret 2024

Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas. AS, yang hingga kini telah menggunakan hak vetonya pada beberapa kesempatan untuk memblokir resolusi serupa, abstain. Teks tersebut tetap tidak berlaku.

1 April 2024

Serangan Israel menewaskan tujuh anggota staf di LSM AS World Central Kitchen, yang mendistribusikan makanan dengan otorisasi tegas dari militer. Dalam menghadapi kemarahan internasional, sebuah penyelidikan dibuka di Israel yang akan mengklaim kematian tujuh pekerja kemanusiaan tersebut sebagai kesalahan besar.  

Pada hari yang sama, serangan udara yang secara luas dikaitkan dengan Israel menghantam konsulat Iran di Damaskus, Suriah, dan menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi. Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan pasukan Al-Quds di Suriah dan Lebanon, menjadi salah satu korban yang tewas.

13 April 2024

Teheran menanggapi serangan terhadap konsulatnya di Suriah dengan menembakkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan rudal ke Israel. Momen itu menjadi kali pertama bagi Republik Islam tersebut melancarkan serangan langsung ke Israel. 

Sebagian besar rudal tersebut ditembak jatuh dengan bantuan AS dan sekutu lain di kawasan tersebut, setelah diberi tahu sebelumnya tentang serangan yang akan datang dari pemerintah Iran.

19 April 2024

Ledakan dilaporkan terjadi di Isfahan, kawasan jantung Iran. Kota tersebut menjadi tuan rumah beberapa lokasi militer, termasuk rudal balistik dan infrastruktur yang menjadi pusat program nuklir Iran. Secara umum, ledakan ini dianggagp sebagai terukur terhadap serangan simbolis Iran beberapa hari sebelumnya.  

30 April 2024

Polisi secara paksa membubarkan demonstran pro-Palestina yang telah membarikade diri di sebuah gedung di Universitas Columbia, New York dan menangkap puluhan orang. Keesokan paginya, polisi di Los Angeles bertindak terhadap para demonstran di UCLA. Gelombang demonstrasi damai yang memprotes kampanye militer Israel di Gaza telah menyebar luas di seluruh universitas di AS.

5 Mei 2024

Pemerintah Benyamin Netanyahu menutup kantor saluran berita Qatar Al Jazeera di Israel.

7 Mei 2024

Israel melancarkan serangan darat ke Rafah dan menguasai perbatasan dengan Mesir, setelah meminta penduduk untuk mengungsi dari daerah tersebut. Operasi tersebut diperluas dalam beberapa hari mendatang.

22 Mei 2024

Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengakui Negara Palestina.

29 Mei 2024

Israel mengumumkan telah menguasai apa yang disebut koridor Philadelphia, zona penyangga yang membentang sekitar 14 kilometer di sepanjang perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza.

31 Mei 2024

Presiden AS Joe Biden meminta Hamas untuk menerima usulan gencatan senjata yang didukung oleh Dewan Keamanan PBB. Perjanjian tersebut akan menetapkan gencatan senjata awal selama enam minggu disertai dengan penarikan pasukan Israel dari daerah padat penduduk di Jalur Gaza dan pertukaran lebih lanjut sandera yang ditawan Hamas dengan tahanan Palestina. 

Tahap kedua usulan tersebut akan menandakan berakhirnya pertempuran antara kedua belah pihak secara permanen, pembebasan semua sandera, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza. Tahap ketiga akan menguraikan rekonstruksi daerah kantong yang hancur tersebut. 

6 Juni 2024

Tentara Israel menargetkan sekolah UNRWA yang diubah menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi di Nuseirat, dengan klaim bahwa sekolah tersebut melindungi pasukan komando Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober. 

Setidaknya 37 orang tewas. Dua hari kemudian, empat sandera dibebaskan oleh militer Israel di kamp pengungsi Nuseirat yang lebih luas.

11 Juni 2024

Hamas menyerukan "penghentian total" permusuhan di Jalur Gaza sebagai syarat penerimaan kelompok tersebut atas proposal gencatan senjata yang didukung oleh presiden AS. Netanyahu menegaskan kembali tekadnya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera.

13 Juli 2024

Mohammed Deif, kepala sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, tewas dalam serangan udara Israel di dekat Khan Younis. Deif, yang dianggap oleh Israel sebagai dalang di balik serangan 7 Oktober, telah dicari oleh Israel selama lebih dari 30 tahun.

27 Juli 2024

Sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel di Suriah menewaskan 12 orang dan melukai 19 lainnya di kota Majdal Shams. Para korban, yang berusia antara 10 dan 20 tahun, sebagian besar adalah anggota minoritas agama Druze. Ini adalah serangan terburuk terhadap warga sipil Israel sejak 7 Oktober. Israel menuduh Hizbullah Lebanon berada di balik serangan itu, yang dibantah oleh kelompok yang didukung Iran itu.

30 Juli 2024

Fuad Shukr tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, yang sebagian besar dikuasai oleh kelompok Syiah Hizbullah. Tangan kanan sekretaris jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, Shukr diyakini telah memainkan peran penting dalam serangan kelompok bersenjata itu terhadap target-target Israel dari Lebanon selatan–termasuk, menurut Israel, serangan mematikan terhadap Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

31 Juli 2024

Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, tewas dalam sebuah ledakan di Teheran setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Pengeboman tersebut secara luas dianggap dilakukan oleh Israel, yang tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.

10 Agustus 2024

Serangan Israel terhadap sekolah Al-Tabi’een, yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Gaza, menewaskan sedikitnya 93 orang dan melukai puluhan lainnya. Tentara Israel menyatakan bahwa sekolah tersebut digunakan sebagai pusat komando oleh Hamas dan Jihad Islam dan mengklaim telah menewaskan sedikitnya 19 teroris.

15 Agustus 2024

Jumlah korban tewas di Gaza melampaui 40.000, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas tersebut. Sejumlah pakar menekankan bahwa angka ini kemungkinan besar jauh lebih rendah dari jumlah korban manusia yang sebenarnya dari operasi Israel, karena angka tersebut tidak memperhitungkan ribuan orang yang masih hilang atau diyakini terkubur di bawah reruntuhan.

25 Agustus 2024

Hizbullah melancarkan serangan besar terhadap Israel dengan menggunakan pesawat nirawak dan ratusan roket. Kelompok tersebut mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas terbunuhnya Fuad Shukr di Beirut pada 30 Juli.

17-18 September 2024

Selama dua hari, ribuan pager dan walkie-talkie yang diyakini milik anggota Hizbullah meledak di Lebanon dan Suriah, menewaskan sedikitnya 37 orang– termasuk beberapa anak–dan melukai ribuan lainnya.

Israel mengumumkan tujuan baru dalam perang tersebut: mengizinkan sekitar 60 ribu warga Israel di wilayah utara negara itu yang telah melarikan diri dari bentrokan yang sedang berlangsung dengan Hizbullah untuk kembali ke rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon.

22 September 2024

Israel dan Hizbullah saling tembak-menembak. Keesokan harinya, Israel meminta warga yang tinggal di Lebanon selatan untuk mengungsi sebelum gelombang serangan Israel berikutnya.

28 September 2024

Israel melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pinggiran selatan Beirut, menghancurkan sedikitnya enam bangunan tempat tinggal dan menyebabkan kepanikan massal di seluruh ibu kota. 

Hassan Nasrallah, yang memimpin kelompok Syiah tersebut selama lebih dari tiga dekade, tewas dalam serangan tersebut. Kematiannya dikonfirmasi oleh Hizbullah keesokan harinya.

30 September 2024

Wakil komandan Hizbullah Naim Qassem mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pengganti Nasrallah akan dipilih pada 'kesempatan pertama'. Israel mengumumkan telah meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai operasi darat terbatas di Lebanon selatan.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus