Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setahun Perang Gaza, Seruan Boikot Israel dan Produk Afiliasinya Menggema Kencang

Salah satu bentuk solidaritas penderitaan dari perang Gaza yang paling menonjol adalah seruan memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.

9 Oktober 2024 | 06.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat satu tahun setelah serangan Israel ke Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023, dunia terus menyaksikan krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut akibat perang Gaza. Konflik yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina ini memicu gelombang solidaritas global, termasuk di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu bentuk solidaritas yang paling menonjol adalah seruan untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi dengan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menanggapi krisis kemanusiaan di Gaza, berbagai kelompok masyarakat, termasuk organisasi keagamaan dan aktivis, menyerukan boikot terhadap produk-produk yang dianggap mendukung tindakan genosida Israel di Jalur Gaza.

Seruan Boikot Produk Israel di Indonesia

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) menjadi salah satu organisasi yang konsisten menyerukan boikot ini. Pada peringatan satu tahun perang Gaza, Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan, menyatakan bahwa seruan boikot harus terus dilakukan secara masif sebagai bentuk dukungan nyata bagi perjuangan rakyat Palestina.

"YKMI akan terus berada di garda terdepan, mendorong masyarakat agar konsisten melakukan boikot produk terafiliasi Israel sesuai anjuran dari MUI," kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024.  

Ahmad Himawan juga menjelaskan bahwa aksi boikot terbukti efektif dalam menekan perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel. Menurutnya, beberapa perusahaan yang disebut-sebut memiliki afiliasi dengan Israel mengalami penurunan penjualan dan nilai sahamnya.

Dalam aksinya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Himawan juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan produk-produk tertentu yang dinilai memberikan kontribusi ekonomi kepada Israel dan negara-negara pendukungnya.

Terdapat sepuluh merek besar yang masuk dalam daftar produk yang diboikot oleh YKMI, di antaranya adalah Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonald’s, Mondelez, dan Burger King. Produk-produk tersebut dinilai tidak hanya mendukung kejahatan Israel di Palestina, tetapi juga memberikan dukungan ekonomi kepada negara-negara yang pro-Israel seperti Amerika Serikat dan Prancis.

Dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengambil sikap tegas dalam mendukung gerakan boikot produk-produk yang memiliki afiliasi dengan Israel. Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, menyatakan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan masyarakat terkait konflik Palestina-Israel, dukungan terhadap Palestina tetap menjadi kesepakatan bersama yang tidak boleh diabaikan.

“MUI menghargai perbedaan pendapat yang berkembang. Itu wajar saja. Namun, perbedaan ini tidak boleh menghilangkan kesepakatan, yakni keberpihakan terhadap perjuangan Palestina. Perbedaan jangan membuat kita terpecah,” katanya.

MUI sendiri telah mengeluarkan beberapa fatwa terkait dukungan terhadap Palestina. Salah satu yang paling signifikan adalah Fatwa Nomor 83 yang menegaskan bahwa mendukung agresi Israel ke Palestina hukumnya haram.

Dilansir dari Antara, fatwa ini diperkuat dengan rekomendasi agar masyarakat Indonesia lebih mengutamakan menggunakan produk dalam negeri dan menghindari produk yang terafiliasi dengan Israel, sebagaimana diatur dalam Fatwa MUI No. 14/Ijtima’ Ulama/VIII/2024 tentang Prioritas Penggunaan Produk dalam Negeri.

Seruan boikot Israel ini tidak hanya datang dari kalangan masyarakat, tetapi juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh politik di Indonesia. Anggota DPR RI, Sukamta, misalnya, mendukung penuh gerakan boikot sebagai bentuk solidaritas internasional melawan tindakan keji Israel di Palestina.

Sukamta juga menekankan akan terus memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina dan mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil peran lebih aktif dalam upaya internasional untuk mengakhiri perang Gaza dan krisis kemanusiaan itu.

M RAFI AZHARI | YUDONO YANUAR | TIM TEMPO.CO
Pilihan editor: Erdogan: Israel Harus Membayar Harga Genosida di Gaza!

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus