Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tanzania akan membangun kereta gantung di gunung Kilimanjaro untuk meningkatkan jumlah turis ke negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Tanzania sedang membahas proyek kereta gantung ini dengan perusahaan Barat dan Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kilimanjaro merupakan gunung tertinggi di Afrika. Setiap tahun sekitar 50 ribu turis mendaki Kilimanjaro.
Dengan tersedianya kereta gantung nanti, pemerintah Tanzania memperkirakan jumlah turis akan meningkat 50 persen dari sebelumnya.
Kereta gantung ini akan ditujukan kepada turis yang tidak dapat mendaki gunung Kilimanjaro.
Saat ini, menurut Deputi Menteri Turisme, Constantine Kanyasu, sedang dilakukan studi kelayakan tentang rute yang memungkinkan untuk kereta gantung.
"Kami masih melakukan studi kelayakan untuk melihat jika proyek ini berjalan," kata Kanyasu, seperti dikutip dari Channel News Asia, 7 Mei 2019.
Menurut Kanyasu, ada dua perusahaan yang berminat untuk proyek kereta gantung gunung Kilimanjaro, satu dari Cina dan satunya lagi dari negara Barat.
Kanyasu menjelaskan, kereta gantung di Kilimanjaro bukan yang pertama di dunia. Kereta gantung sudah ada di Swedia, Italia dan Himalaya.
Saat ini ada sekitar 20 ribu porter yang bekerja membantu turis asing mendaki gunung Kilimanjaro.
Pendapatan Tanzania dari sektor turisme melonjak 7,13 persen tahun lalu. Ini terjadi karena meningkatnya pengunjung asing yang datang dan mendaki gunung Kilimanjaro menjadi destinasi mereka. Pendapatan dari sektor turis meningkat menjadi US$ 2,43 miliar tahun ini. Angka ini meningkat dari tahun 2017 yang jumlahnya sebesar US$ 2,19 miliar.