Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Top 3 Dunia: Hacker Kembalikan Uang, Aturan Masker di Sekolah AS

Top 3 Dunia berisi hacker yang mengembalikan uang kripto curian, Taliban yang kian dekat ke Kabul ibu kota Afganistan dan aturan pakai masker di AS.

13 Agustus 2021 | 06.01 WIB

Ilustrasi boarding pass. (lifehacker.com)
Perbesar
Ilustrasi boarding pass. (lifehacker.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia kemarin, Kamis, 12 Agustus 2021 antara lain hacker yang mengembalikan uang kripto curian karena bingung cara mencairkannya. Berita lain adalah Taliban yang kian dekat ke ibu kota Afganistan. Dikhawatirkan Kabul akan jatuh ke tangan Taliban. Sedangkan berita terakhir adalah aturan pakai masker di sekolah di Florida menjadi kontroversi. Berikut berita selengkapnya: 

1. Hacker Kembalikan Rp 3,7 Triliun Uang Kripto Curian, Bingung Mencairkannya

Peretas (hacker) di balik salah satu perampokan uang kripto atau cryptocurrency terbesar telah mengembalikan sepertiga dari US$ 613 juta uang yang dicuri. Uang kripto itu diambil dari Poly Network, platform keuangan yang menjadi korban peretasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Poly Network, para hacker telah mengembalikan US$ 260 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun dana yang dicuri. Namun sisanya US$ 353 juta belum dibayarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Poly Network mendesak pelaku pencurian untuk mengembalikan dana yang diambil. Bila tidak, perusahaan mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum.

Menurut perusahaan forensik blockchain Chainalysis, hacker mengeksploitasi kerentanan dalam kontrak digital yang digunakan Poly Network, untuk memindahkan aset di antara berbagai blockchain.

Dalam pesan yang dibagian Elliptic, perusahaan pelacakan kripto dan chainalaysis, salah satu hacker mengatakan peretasan tersebut hanya dilakukan untuk bersenang-senang. Mereka ingin mengekspos kerentanan sebelum orang lain dapat mengeksploitasinya.

"Saya tidak terlalu tertarik dengan uang, mengembalikan uang kripto selalu menjadi rencana," tulis salah satu hacker.

Peretas belum berhasil diidentifikasi. Reuters juga tidak dapat memverifikasi keaslian pesan.

Tom Robinson, salah satu pendiri Elliptic, mengatakan keputusan untuk mengembalikan uang bisa saja dipicu kebingungan lantaran sulit mencairkan uang kripto yang dicuri.

“Bahkan jika Anda dapat mencuri aset kripto, mencucinya dan menguangkannya sangat sulit, karena transparansi blockchain dan penggunaan analitik blockchain secara luas oleh lembaga keuangan,” kata Robinson.

Seorang eksekutif dari perusahaan cryptocurrency Tether mengatakan perusahaan telah membekukan US$ 33 juta terkait dengan peretasan. Seorang eksekutif di bursa kripto lainnya mengatakan kepada Poly Network bahwa mereka juga akan mencoba membantu.

Namun belum ada tanggapan dari Poly Network. Perusahaan ini juga belum menjawab konfirmasi dari Reuters.




2. Ibu Kota Afganistan Dikhawatirkan Bisa Jatuh ke Taliban

Militan kelompok radikal Taliban bisa mengisolasi Ibu Kota Kabul, Afganistan dalam 30 hari ke depan dan mungkin mengambil alihnya dalam tempo 90 hari ke depan. Waswas itu diungkap oleh seorang sumber di Kementerian Pertahanan Amerika Serikat berdasarkan kondisi, di mana militan Taliban sudah merangsek ke hampir semua wilayah di Afganistan.

Sumber yang berbicara kepada Reuters pada Rabu, 11 Agustus 2021, mengatakan mereka membuat sebuah evaluasi baru soal berapa lama Ibu Kota Kabul bisa bertahan di tengah cepatnya upaya Taliban menguasai wilayah-wilayah di Afganistan dan rencana penarikan pasukan militer Amerika Serikat dari negara itu.

“Namun ini bukan sebuah kesimpulan yang sudah pasti,” kata sumber tersebut, yang tidak mau dipublikasi identitasnya. 

Sebelumnya pada Selasa, 10 Agustus 2021, seorang pejabat senior di Uni Eropa mengatakan kelompok radikal Taliban saat ini sudah mengendalikan 65 persen wilayah Afganistan dan mengancam akan merebut 11 Ibu Kota provinsi lainnya di negara itu. Kota Faizabad di provinsi Badakhshan pada Rabu, 11 Agustus 2021, telah menjadi ibu kota provinsi kedelapan yang direbut oleh Taliban.

Seorang dokter yang bertugas di wilayah selatan provinsi Kandahar menceritakan pertempuran sangat sengit di Kota Kandahar. Dia menangani jenazah beberapa tentara Afganistan dan beberapa militan Taliban yang terluka.

Sebuah sumber keamanan dari sebuah negara barat mengatakan semua akses menuju ke Kota Kabul sudah dipenuhi oleh warga sipil yang ingin berlindung dari kekerasan. Sulit mengetahui apakah militan Taliban sudah menyelundup ke sana.



3. Aturan Pakai Masker di Sekolah di Florida Jadi Kontroversi

Kantor Gubernur Florida mengumumkan bahwa Dewan Pendidikan Florida diizinkan menahan gaji staf pengawas dan anggota dewan sekolah yang menentang perintah eksekutif Gubernur Florida Ron DeSantis. Aturan DeSantis itu adalah tidak mewajibkan penggunaan masker di sekolah. Akan tetapi, sekolah-sekolah di Florida ingin itu menjadi hal yang wajib. 

Dalam pernyataan yang dirilis ke CBS4 dijelaskan orang tua berhak untuk membuat keputusan tentang pendidikan dan perawatan kesehatan untuk anak-anak mereka, sehingga ada penegakkan terhadap konsekuensi keuangan atas ketidakpatuhan hukum negara mengenai aturan ini.

Konsekuensi tersebut diantaranya Dewan Pendidikan negara bagian Florida bisa menahan gaji staf pengawas atau anggota dewan sekolah sebagai bagian dari upaya penegakan hukum.  

“Prioritas Gubernur adalah melindungi hak orang tua dan memastikan bahwa setiap pelajar memiliki akses ke pendidikan berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yang beragam,” demikian pernyataan kantor Gubernur negara bagian Florida.

Anggota Dewan Sekolah Miami-Dade, Alberto Carvalho, yang mengelola distrik sekolah terbesar keempat di negara itu menolak atas aturan Gubernur tersebut. 

"Saya tidak akan membiarkan keputusan saya dipengaruhi oleh ancaman terhadap gaji saya; harga kecil yang harus dibayar, mengingat beratnya masalah ini dan potensi dampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan pelajar dan karyawan kami yang berdedikasi.” Ia juga menambahkan “Saya ingin berterima kasih kepada Gubernur karena mengakui bahwa siswa tidak boleh dihukum.”

Sebelumnya, Gubernur DeSantis mengatakan bahwa orang tua sendiri yang harus memutuskan apa yang terjadi dengan anak-anak mereka di sekolah.

“Orang tua memiliki hak dasar untuk membesarkan anak-anak mereka, kesehatan, dan kesejahteraan. Hal itu harus dihormati oleh negara di semua tingkat pemerintahan. Kami percaya bahwa ini harus menjadi pilihan orang tua. Sebagai orang tua, saya ingin pilihan itu, dan banyak anak-anak saat ini telah pulih dari COVID, tidak ada pembenaran ilmiah untuk menempatkan anak-anak ini di tempat pertama,” kata DeSantis.

Perintah eksekutif Gubernur sebelumnya untuk melarang masker di sekolah-sekolah memang mengancam akan menarik dana negara jika sebuah distrik menentang perintahnya.

REUTERS | CNN 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus