Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari jenazah Novita Brazil atau Novita Kurnia Putri, WNI di Texas yang menjadi korban penembakan segera dipulangkan ke tanah air. Ia tewas setelah diberondong 100 peluru oleh dua remaja di rumahnya.
Baca: Lima Pelaku Penembakan Novita Kurnia Putri WNI di Texas Masih Remaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berita kedua top 3 dunia, adalah fakta-fakta seputar Novita. Terakhir yaitu warga Prancis ditangkap di Irak. Pemerintah Prancis pun mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Iran sesegera mungkin. Berikut berita selengkapnya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Keluarga Korban Penembakan WNI di Texas Disebut Urus Pemulangan Jenazah
Jenazah Novita Brazil, seorang WNI di Texas yang menjadi korban penembakan, akan segera dipulangkan ke tanah air. Novita diketahui tewas di rumahnya di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, setelah diberondong ratusan peluru oleh pelaku penembakan, yang diduga menyasar rumah tetangganya.
"Pihak keluarga sudah menghubungi KJRI Houston terkait harapan pemulangan jenazah. KJRI telah membicarakan dengan otoritas setempat terkait keterangan kematian dan lain lain," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada Tempo, Senin, 10 Oktober 2022.
Novita Kurnia Putri atau akrab disebut Novita Brazil, 25 tahun, tengah menggunakan laptop di rumahnya pada malam kejadian. Ia tertembak beberapa kali di bagian wajahnya pada Selasa 4 Oktober 2022 sekitar pukul 12.30 pagi dini hari. Ia meninggal di tempat kejadian.
Perempuan itu tewas seketika setelah peluru yang ditaksir berjumlah lebih dari 100 bulir ditembakkan oleh dua remaja laki-laki. Kedua pelaku telah ditangkap dan diamankan pihak kepolisian setempat.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, belum memberikan keterangan lengkap mengenai perkembangan kasus Novita Brazil ini. Sedangkan Kasubdit, Dit. PWNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Yanuar Nasrun pada Senin, 10 Oktober 2022, mengatakan ada beberapa prinsip penangan WNI yang meninggal di luar negeri. Beberapa tahapan itu adalah memastikan identitas, melakukan pencatatan sipil atas peristiwa penting dimaksud, serta memfasilitasi keluarga atau ahli waris untuk penanganan jenazahnya - apakah dimakamkan di negara setempat atau repatriasi.
Novita bukan satu-satunya korban dalam peristiwa tersebut. Korban lainnya adalah seorang perempuan, 41 tahun, yang tengah menyewa rumah tak jauh dari lokasi kejadian. Dia saat ini dirawat di unit gawat darurat rumah sakit setempat.
Aparat kepolisian tiba beberapa saat setelah tembakan senjata otomatis terdengar di sekitar kawasan Bexar County. Mereka melihat sebuah mobil sedan putih mengebut meninggalkan lokasi.
Setelah pengejaran dilakukan dibantu helikopter polisi, kedua pelaku ditangkap di jalan bebas hambatan 151 dan Acme Road. Pelaku adalah dua remaja berusia 14 dan 15 tahun pun ditangkap.
"Kini pelaku kriminal mudah mendapatkan senjata," tutur Salazar tanpa menjelaskan nama kedua tersangka pelaku.
Melalui konferensi pers terbaru pada Sabtu malam waktu setempat, Salazar mengatakan kedua remaja itu didakwa dengan pasal pembunuhan tingkat pertama dan penyerangan menggunakan senjata mematikan.
Kedua remaja yang ditahan di Bexar County Juvenile Detention Center, dikenai dua tuduhan, yakni pembunuhan dan penyerangan berat dengan ancaman hukuman mati atau hukuman seumur hidup.
"Saya tidak melihat penyesalan apapun dari gelagat dan ekspresi mereka. (Para remaja itu) datang ke lokasi ini dan melakukan penembakan sambil berkendara, lalu menghantam rumah yang salah," kata sheriff tentang para tersangka, seperti dilansir NBC News.
Rumah di samping kediaman Novita diduga kuat menjadi target yang dituju kedua pelaku. Selama penembakan, tiga remaja dari rumah tetangga, bersenjatakan pistol dan AR-15 sempat menembak balik ke arah pelaku.
Mereka keluar dari area samping rumah Novita dan menembaki sekitar lingkungan tempat tinggal di Texas untuk menargetkan kedua tersangka. Remaja yang berusia masing-masing 17, 15, dan 14 tahun itu akhirnya ikut ditangkap pada Jumat, 6 Oktober.
2. Fakta-fakta Novita Kurnia Putri, WNI di Texas Korban Penembakan
Seorang WNI di Texas, Novita Brazil atau Novita Kurnia Putri menjadi korban penembakan di rumahnya di Amerika Serikat. Ia dilaporkan tewas setelah diberondong peluru oleh dua pelaku yang masih remaja. Para tersangka mengaku salah sasaran hingga menyebabkan nyawa Novita Brazil melayang. Berikut adalah sederet fakta tentang Novita Kurnia Putri.
1. Ditembak di Rumahnya
Novita Brazil atau dipanggil Vita adalah perempuan asal Semarang berusia 25 tahun. Dia tinggal di AS bersama suaminya, Robert Brazil Jr. sejak tiga tahun terakhir. Saat kejadian nahas tersebut, Novita sedang bekerja di rumahnya di San Antonio, Texas. Ia tewas setelah diberondong lebih dari 100 peluru oleh dua remaja laki-laki. Novita bukan satu-satunya korban dalam peristiwa tersebut. Korban lainnya adalah seorang perempuan, 41 tahun, yang tengah menyewa rumah tak jauh dari lokasi kejadian. Dia saat ini dirawat di unit gawat darurat rumah sakit setempat.
2. Jenazah Novita Kurnia Putri Akan Dipulangkan ke Indonesia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, jenazah Novita akan dipulangkan ke tanah air oleh keluarganya. Pihak keluarga sudah menghubungi KJRI Houston terkait pemulangan jenazah. Sebelum dipulangkan, Kasubdit, Dit. PWNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Yanuar Nasrun mengatakan ada beberapa prinsip penangan WNI yang meninggal di luar negeri. Beberapa tahapan itu adalah memastikan identitas, melakukan pencatatan sipil atas peristiwa penting dimaksud, serta memfasilitasi keluarga atau ahli waris untuk penanganan jenazahnya.
3. Keluarga Membuat Penggalangan Dana di gofund.me
Keluarga Novita membuat penggalangan dana di laman gofund.me pada Jumat, 7 Oktober 2022. “Dia (Vita) adalah orang paling manis yang akan pernah kamu temui. Dia baik, tidak mementingkan diri sendiri, lucu, penyayang, suka berpetualang, dan memiliki hati emas,” tulis keterangan penggalangan dana tersebut. Hingga Senin pagi, laman ini telah mengumpulkan donasi sebesar US$7.025 untuk Vita yang menjadi korban penembakan di AS itu. Donasi tersebut berasal dari 106 orang yang akan diterima oleh suaminya, Robert Brazil Jr.
3. Dua Warganya Ditangkap, Prancis Desak Warganya Tinggalkan Iran
Pemerintah Prancis mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Iran sesegera mungkin untuk menghindari risiko penahanan dari Teheran.
"Setiap warga Prancis, termasuk warga negara ganda Prancis-Iran, menghadapi risiko tinggi penangkapan serta penahanan sewenang-wenang, dan pengadilan yang tidak adil di Iran," kata kementerian luar negeri Prancis di situsnya.
Hal ini mengacu pada penangkapan dua warga negara Prancis pada Kamis lalu yang diduga sebagai mata-mata Barat serta mengobarkan ketidakamanan di Iran.
Prancis mengutuk penangkapan mereka dan menuntut pembebasan segera Cecile Kohler dan pasangannya Jacques Paris.
Media pemerintah Iran sering mengudarakan pengakuan yang diakui oleh tersangka dalam kasus-kasus bermuatan politik.
"Saya Cecile Kohler, saya seorang agen intelijen dan operasi di DGSE (Direktorat Jenderal Keamanan Eksternal). Kami berada di Iran untuk mempersiapkan revolusi dan penggulingan rezim Islam Iran," kata Kohler dalam video, sambil mengenakan jilbab, merujuk pada dinas intelijen eksternal Prancis.
Video tersebut memicu kemarahan di Paris ,dengan juru bicara kementerian luar negeri Anne-Claire Legendre yang mengatakan untuk pertama kalinya bahwa kedua warga negara itu, bersama dengan dua lainnya yang juga ditahan di Iran, merupakan "sandera negara".
"Menampilkan pengakuan atas dugaan mereka itu sudah keterlaluan, mengerikan, tidak dapat diterima, dan bertentangan dengan hukum internasional. Penyamaran ini mengungkapkan penghinaan terhadap martabat manusia yang menjadi ciri otoritas Iran," kata Legendre.
"Dugaan pengakuan yang diambil di bawah paksaan ini tidak memiliki dasar, juga tidak ada alasan yang diberikan untuk penangkapan sewenang-wenang mereka."
TV pemerintah mengatakan pasangan Prancis itu telah memasuki Iran dengan potongan uang yang dimaksudkan untuk mendanai pemogokan dan demonstrasi.
"Tujuan kami di dinas keamanan Prancis adalah untuk menekan pemerintah Iran," kata Jacques Paris dalam video tersebut.
Penampilan pasangan Prancis di TV bertepatan dengan aksi protes anti-pemerintah yang terjadi selama berminggu-minggu akibat kematian Mahsa Amini bulan lalu.
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna pekan lalu memanggil diplomat top Iran di Paris dan mengatakan pada Selasa bahwa dia mengharapkan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi dalam beberapa minggu mendatang pada Teheran.
"Manipulasi dan praktik seperti itu, yang layak untuk ditunjukkan sebagai rezim diktator terburuk, tidak akan mengalihkan perhatian internasional dari aspirasi sah rakyat Iran," kata Legendre.
Hubungan antara kedua negara telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir karena pembicaraan untuk menghidupkan kembali pembicaraan nuklir di mana Paris adalah salah satu pihak terhenti. Tidak ada negara yang saat ini memiliki duta besar.
Sejauh ini, empat warga negara Prancis dipenjara di Iran, sementara Prancis sedang menilai apakah satu lagi mungkin telah ditangkap selama protes nasional. Iran mengatakan bulan lalu bahwa sembilan orang Eropa telah ditangkap selama kerusuhan.
Sementara itu, Kementerian luar negeri Prancis pada Jumat telah meminta Iran untuk membebaskan dua warga negaranya.
Baca: Top 3 Dunia: Ledakan di Jembatan Krimea, PLTN Zaporizhzhia Terpaksa Dimatikan
REUTERS | NBC | GOFUNDME