Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Trump Serang Bekas Bos Starbucks Tidak Bernyali Jadi Presiden

Presiden Amerika Trump mengatakan dia setuju dengan bekas bos Starbucks Schultz bahwa dia bukan orang terpandai di sana.

30 Januari 2019 | 12.01 WIB

Presiden AS, Donald Trump, dan bekas bos Starbucks, Howard Schultz. Marketwatch
Perbesar
Presiden AS, Donald Trump, dan bekas bos Starbucks, Howard Schultz. Marketwatch

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerang bekas Chief Executive Officer Starbucks, Howard Schultz, dengan menyebutnya tidak bernyali untuk maju sebagai kandidat Presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca:

 

“Menonton dia di acara @60minutes semalam dan saya setuju dengan dia bahwa dia bukan “orang paling pintar”. Lagi pula Amerika sudah punya itu! Aya hanya berharap Starbucks masih membayar biaya sewa di Menara Trump,” cuit Trump lewat akun @realdonaldtrump pada Senin, 28 Januari 2019 waktu setempat.

Dalam wawancara yang ditayangkan sehari sebelumnya itu, Schultz mengatakan dia mempertimbangkan untuk maju sebagai kandidat independen Presiden.

 

Baca:

 

Schultz mengkritik Trump dan menyebutnya melakukan kegagalan ceroboh dalam menjalankan tanggung jawab konstitusi. Bos gerai kopi terbesar dunia ini juga menyoroti kebiasaan sosial media Trump.

“Saya pikir, seperti kebanyakan orang, saya merasa bosan dengan Presiden Trump dan cuitannya,” kata Schultz kepada CBS.

Saat ditanya soal pengalaman bisnis, Schultz mengaku dia mempunyai sejarah panjang untuk menyadari bahwa,”Saya bukan orang terpandai di dalam ruangan.”

 

Baca:

 

Schultz menjelaskan,”Untuk membuat keputusan hebat mengenai masalah kompleks, saya harus merekrut dan menarik orang-orang yang lebih pandai dari saya dan lebih berpengalaman, lebih memiliki keterampilan, dan kita harus memahami bahwa kita butuh debat kreatif di dalam ruangan untuk membuat berbagai keputusan ini.”

Soal rencana konglomerat keturunan Yahudi ini untuk maju sebagai kandidat, pendonor dana besar untuk Demokrat justru menilai itu hanya membantu Trump untuk terpilih kembali.

 

Baca:

 

Pengusaha Haim Saban, yang juga keturunan Yahudi, mengatakan sulit mengalahkan Trump dengan maju sebagai calon kandidat independen. “Dia justru menjamin Trump terpilih untuk periode kedua,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus