Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerang bekas Chief Executive Officer Starbucks, Howard Schultz, dengan menyebutnya tidak bernyali untuk maju sebagai kandidat Presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca:
“Menonton dia di acara @60minutes semalam dan saya setuju dengan dia bahwa dia bukan “orang paling pintar”. Lagi pula Amerika sudah punya itu! Aya hanya berharap Starbucks masih membayar biaya sewa di Menara Trump,” cuit Trump lewat akun @realdonaldtrump pada Senin, 28 Januari 2019 waktu setempat.
Dalam wawancara yang ditayangkan sehari sebelumnya itu, Schultz mengatakan dia mempertimbangkan untuk maju sebagai kandidat independen Presiden.
Baca:
Schultz mengkritik Trump dan menyebutnya melakukan kegagalan ceroboh dalam menjalankan tanggung jawab konstitusi. Bos gerai kopi terbesar dunia ini juga menyoroti kebiasaan sosial media Trump.
“Saya pikir, seperti kebanyakan orang, saya merasa bosan dengan Presiden Trump dan cuitannya,” kata Schultz kepada CBS.
Howard Schultz doesn’t have the “guts” to run for President! Watched him on @60Minutes last night and I agree with him that he is not the “smartest person.” Besides, America already has that! I only hope that Starbucks is still paying me their rent in Trump Tower!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 28, 2019
Saat ditanya soal pengalaman bisnis, Schultz mengaku dia mempunyai sejarah panjang untuk menyadari bahwa,”Saya bukan orang terpandai di dalam ruangan.”
Baca:
Schultz menjelaskan,”Untuk membuat keputusan hebat mengenai masalah kompleks, saya harus merekrut dan menarik orang-orang yang lebih pandai dari saya dan lebih berpengalaman, lebih memiliki keterampilan, dan kita harus memahami bahwa kita butuh debat kreatif di dalam ruangan untuk membuat berbagai keputusan ini.”
Soal rencana konglomerat keturunan Yahudi ini untuk maju sebagai kandidat, pendonor dana besar untuk Demokrat justru menilai itu hanya membantu Trump untuk terpilih kembali.
Baca:
Pengusaha Haim Saban, yang juga keturunan Yahudi, mengatakan sulit mengalahkan Trump dengan maju sebagai calon kandidat independen. “Dia justru menjamin Trump terpilih untuk periode kedua,” kata dia.