Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

UEA Tidak Akan Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel, Ini Sebabnya

UEA tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, seperti sejumlah negara lain menyusul serangan ke Gaza menewaskan 11 ribu warga

12 November 2023 | 12.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, seperti sejumlah negara lain menyusul serangan ke Gaza menewaskan 11 ribu warga sipil. Negeri Arab ini berharap memiliki pengaruh moderat terhadap perang Israel sambil menjaga kepentingannya sendiri, menurut empat sumber yang mengetahui kebijakan pemerintah UEA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abu Dhabi menjadi negara Arab paling terkemuka yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dalam 30 tahun di bawah Abraham Accords yang ditengahi AS pada tahun 2020. Hal ini membuka jalan bagi negara-negara Arab lainnya untuk menjalin hubungan mereka dengan Israel meksipun melanggar tabu dalam menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meningkatnya jumlah korban tewas akibat invasi Israel ke Jalur Gaza – yang dilancarkan sebagai pembalasan atas serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok militan Hamas yang menguasai wilayah tersebut – telah memicu kemarahan di UEA.

Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan bulan lalu berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Para pejabat UEA secara terbuka mengutuk tindakan Israel dan berulang kali menyerukan diakhirinya kekerasan.
 
Menanggapi permintaan komentar atas dipertahankannya hubungan diplomatik dengan Israel, seorang pejabat Emirat mengatakan prioritas utama UEA adalah mengamankan gencatan senjata dan membuka koridor kemanusiaan.

Negara Teluk Arab, yang didukung oleh kekayaan minyaknya, mempunyai pengaruh signifikan dalam urusan regional. Negara ini juga berfungsi sebagai mitra keamanan Amerika Serikat, yang menampung pasukan Amerika.

Selain berbicara dengan Israel, UEA telah berupaya untuk memoderasi posisi publik yang diambil oleh negara-negara Arab sehingga setelah perang berakhir ada kemungkinan untuk kembali melakukan dialog yang luas, kata empat sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan sensitivitas masalah tersebut.

Sheikh Mohamed pada hari Kamis dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk membahas seruan segera gencatan senjata kemanusiaan, di tengah pembicaraan yang ditengahi Qatar untuk pembebasan sejumlah sandera.

“UEA dan Qatar bersikukuh mendesak perlunya memajukan upaya deeskalasi dan menjamin perdamaian yang adil, abadi, dan komprehensif di kawasan,” kata Sheikh Mohamed di media sosial setelah diskusi mereka.

Meskipun hubungan ekonomi dan keamanan yang lebih erat dengan Israel telah terjalin selama tiga tahun terakhir, Abu Dhabi tidak terlalu berhasil dalam mengekang serangan di Gaza, yang telah menyebabkan kematian lebih dari 11.000 orang. Hamas menewaskan sekitar 1.400 orang dalam serangan mendadaknya terhadap Israel dan sekitar 240 sandera, kata pihak berwenang Israel.

Di tengah kebuntuan tersebut, UEA semakin frustrasi terhadap mitra keamanan terpentingnya, Washington, yang diyakini tidak memberikan tekanan cukup untuk mengakhiri perang, kata keempat sumber tersebut.

Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden UEA, mengatakan minggu ini bahwa Washington perlu mengakhiri konflik dengan cepat dan memulai proses untuk menyelesaikan masalah Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dengan menangani pengungsi, perbatasan, dan Yerusalem Timur.

UEA secara terbuka menyatakan keprihatinannya bahwa perang tersebut kini berisiko memicu ketegangan regional dan gelombang ekstremisme baru di Timur Tengah.

Berbicara pada tanggal 18 Oktober di Dewan Keamanan PBB, di mana UEA memegang kursi bergilir, Duta Besar Lana Nusseibeh mengatakan bahwa Abu Dhabi telah berupaya melalui Perjanjian Abraham dengan Israel dan Amerika Serikat untuk mewujudkan kemakmuran dan keamanan di Timur Tengah yang baru melalui kerja sama. dan hidup berdampingan secara damai.

“Kerusakan yang terjadi tanpa pandang bulu yang menimpa masyarakat Gaza dalam upaya menjaga keamanan Israel berisiko menghancurkan harapan tersebut,” katanya.

Seorang pejabat senior Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara Arab kini menyadari bahwa tidak mungkin membangun hubungan dengan Israel tanpa mengatasi masalah Palestina. Kementerian luar negeri Israel menolak berkomentar mengenai cerita ini.

UEA terus menerima duta besar Israel dan tidak ada prospek untuk mengakhiri hubungan diplomatik, yang merupakan prioritas strategis jangka panjang Abu Dhabi, kata sumber tersebut.

Kesepakatan tersebut sebagian dimotivasi oleh keprihatinan bersama atas ancaman yang ditimbulkan oleh Iran, serta penyesuaian kebijakan luar negeri Abu Dhabi yang didorong oleh ekonomi. UEA memandang Iran sebagai ancaman terhadap keamanan regional, meskipun dalam beberapa tahun terakhir UEA telah mengambil langkah-langkah diplomatik untuk meredakan ketegangan.

Israel dan UEA telah mengembangkan hubungan ekonomi dan keamanan yang erat dalam tiga tahun sejak normalisasi, termasuk kerja sama pertahanan. Israel memasok sistem pertahanan udara kepada UEA setelah serangan rudal dan drone di Abu Dhabi pada awal tahun 2022 oleh gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman.

Perdagangan bilateral telah melampaui $6 miliar sejak tahun 2020, menurut data pemerintah Israel. Wisatawan Israel memadati hotel, pantai, dan pusat perbelanjaan di UEA, yang merupakan kekuatan minyak OPEC dan pusat bisnis regional. 

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus