Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ujian Bagi Amma

Kerusuhan Hindu dengan Muslim di Bombay dan Hindu dengan Sikh di Punjab. PM Indira Gandhi menjadi sasaran kritik. (ln)

9 Juni 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KERUSUHAN di India begitu gampang disulut. Kawasan anak benua yang berpenduduk 700 juta jiwa itu sejak April lalu diamuk kekacauan beruntun yang menewaskan ratusan orang. Konflik Hindu-Muslim yang berkecamuk di Negara Bagian Maharashtra - ibu kotanya Bombay - telah membunuh 216 korban dan melukai 756 orang. Polisi menahan 4.100 perusuh, dan 13.000 manusia kehilangan tempat tinggal. Di kawasan utara, di Negara Bagian Punjab, bentrokan golongan Sikh dengan pemeluk Hindu, sejak awal tahun ini telah menewaskan 250 orang lebih. Akhir minggu silam, 50.000 tentara dan polisi India memasuki Punjab untuk mengamankan suplai hasil pertanian dari kawasan itu. "India tengah menyebarkan pesan perdamaian ke segenap penjuru dunia. Bagaimana orang bisa percaya jika negeri ini sendiri diamuk kekacauan?" kata Ny. Gandhi. PM India itu kini menjadi sasaran kritik para penentangnya. Dia dipersalahkan untuk setiap kebobrokan: mulai dari kenaikan harga sampai korupsi yang berkecamuk di kalangan pejabat pemerintahan. Semua kesulitan dan gelombang kerusuhan itulah diduga akan melahirkan kekalahan bagi Partai Kongres yang dipimpin Ny. Gandhi dalam pemlhhan umum tahun ini. Ny. Gandhi juga dituduh membangun dinasti dalam pemerintahan negeri itu setelah putranya, Rajiv, maju ke gelanggang politik menggantikan adiknya, Sanjay Gandhi, yang tewas dalam kecelakaan pesawat terbang beberapa tahun lalu. Rajiv kini menjadi Sekjen Partai Kongres pimpinan bunya itu. Partai golongan Sikh, Akali Dal, pimpinan Harchand Singh Longowal, 22 bulan belakangan ini menuntut otonomi lebih besar untuk politik dan agama bagi Punjab. Ajaran Sikh, yang mempercayai satu tuhan, sudah berkembang di daerah perbatasan utara India itu sejak lima abad lalu. Kepercayaan ini menolak penyembahan berhala dan penggolongan masyarakat berdasarkan kasta seperti dikenal Hindu. Kuil Agung, tempat suci Sikh di Kota Amritsar, yang menjadi markas perjuangan mereka menuntut otonomi ini, dikepung serdadu India, begitu terdengar rencana mereka untuk memblokade pengiriman padi. Lebih dari separuh kebutuhan India akan terigu disuplai oleh Punjab. Kawasan pusat "revolusi hijau" India ini berpenduduk 18 juta jiwa - sekitar separuh di antaranya adalah kaum Sikh. Kepada mereka inilah Ny. Gandhi berseru lewat radio akhir minggu lalu bahwa dia tidak akan mentolerir terorisme. Golongan Sikh dimintanya mencabut tuntutan otonomina. Dalam kerusuhan di Punjab sejak Jumat pekan lalu, setidak-tidaknya 22 orang lagi terbunuh. Daftar kerusuhan di India diperpanjang pula oleh rangkaian dendam kesumat antara 500 juta pemeluk Hindu dan 80 juta penganut Islam yang telah muncul di negeri itu sejak abad VIII. Di Bombay, yang berpenduduk hampir 9 juta jiwa dan merupakan pusat perdagangan India, setiap tahun terjadi keributan Hindu - Muslim. Tahun 1983, tercatat 404 konflik kecil dan ribuan pertikaian golongan kasta terhormat Hindu dengan kalangan lelata di sana. Sesudah konflik Hindu-Muslim 1970, yang menelan ratusan korban tewas, kerusuhan April lampau di Bhiwandi itu tercetus sesudah tersiar pernyataan Bal Thackeray pemimpin Hindu ekstrem kanan, yang menyinggung perasaan pemeluk Islam. Kaum Muslim, kata pemimpin Shiv Sena (Tentara Dewa Syiwa) itu, bagi India bagaikan kanker yang harus dmusnahkan. Keesokan harinya, pemeluk Islam mengalungi potret Thackeray dengan sepatu. Peristiwa berikutnya adalah rentetan kekacauan, perusakan, dan pembunuhan. Sekitar 67.000 warga Bhiwandi, yang umumnya buruh pabrik, harus mengungsi karena kekacauan ini. Akhir Mei, 40.000 mesin tenun di kota industri tekstil itu mulai beroperasi lagi. Ancaman terhadap kewibawaan pemerintahan Ny. Indira Gandhi juga datang dari peristiwa tewasnya 3.000 orang ketika konflik berkecamuk di Negara Bagian Assam, tahun lalu. Pertumpahan darah terjadi disana ketika pendatang Bengaii dari Bangladesh, yang sebagian besar kaum Muslim, memasuki daerah itu. Meledaknya gelombang kerusuhan di India tampaknya tidak hanya lantaran faktor agama dan budaya saja. "Kekacauan sering kali dirangsang oleh faktor ekonomi, misalnya persaingan memasuki lapangan kerja," kata Rafique Zakaria, seorang Muslim, anggota parlemen pendukung Ny. Gandhi. Tapi kalangan penentang putri Pandit Jawaharlal Nehru itu melihat lain. "Keadaan sekarang terlihat bagaikan awal suatu perubahan besar," ujar anggota parlemen dari sayap oposisi, Ram Jethmalani. Kewibawaan Ny. Gandhi kini memang tengah diuji. Partai Kongres yang dipimpinnya dua tahun belakangan ini banyak kehilangan kepercayaan dari pendukungnya. Walaupun semua tanda mengisyaratkan bahwa Partai Kongres boleh jadi akan kalah dalam pemilihan umum tahun ini, Ny.Gandhi, 66, tetap optimistis bertahan di kursi PM. Sebab, dari kalangan oposisi tak terlihat seorang tokoh pun mampu menandlngi kepopuleran PM India itu. Sementara itu, di kalangan pendukungnya sendiri, Ny. Gandhi tetap dipanggil dengan sebutan amma - ibu. Lebih dari itu, PM India ini dikenal sebagai politikus ulet yang mampu bangkit setelah kekalahannya dulu. Mungkin pula kekalutan yang dihadapi negerinya itu akan dipakai Ny. Gandhi sebagai jalan mempertahankan kekuasaannya. Konstitusi India memang memungkinkan dia menunda pemilihan umum, apabila keadaan tak mengijinkan. Seorang tokoh oposisi menyatakan kekhawatirannya, "Dia pasti bisa melakukan itu. Sebab, dalam pikiran dia, jalan terbaik untuk tak kalah dalam pemilihan umum adalah meniadakan pemilihan umum itu sendiri."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus