Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Unik, Negara-negara Arab Pakai Meriam untuk Menandakan Buka Puasa

Indonesia menggunakan bedug untuk menandakan waktu berbuka puasa, tapi mayoritas negara Arab menggunakan meriam sebelum kumandang azan magrib

11 Mei 2019 | 17.30 WIB

Salah satu meriam yang ditembakan untuk berbuka puasa di Sharjag, Uni Emirat Arab, Juni 2016.[Khaleej Times]
Perbesar
Salah satu meriam yang ditembakan untuk berbuka puasa di Sharjag, Uni Emirat Arab, Juni 2016.[Khaleej Times]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas negara Arab memiliki tradisi unik untuk menandakan berbuka puasa sebelum azan dikumandangkan, yakni dengan meriam. Dentuman meriam disusul azan dari pengeras suara masjid menjadi awal penanda buka puasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu negara yang memiliki tradisi ini adalah Uni Emirat Arab. Kenapa meriam? Seperti dilaporkan Gulfnews, 11 Mei 2019, menurut Ahmad Al Jafflah, peneliti di Shaikh Mohammad bin Rashid Centre for Cultural Understanding, kebanyakan masjid di UEA memiliki muazin, namun mereka tidak memiliki pengeras suara pada beberapa puluh tahun lalu. Maka meriam adalah cara terbaik untuk menandakan waktu berbuka warga sekitar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Itu (meriam) suara yang indah karena suara meriam adalah suara yang kita ingat sejak kecil. Kami akan berdiri di luar dan setelah meriam ditembakkan, kami akan berlari ke rumah dan mulai makan bersama keluarga kami. Praktek menembakkan meriam untuk menandai berakhirnya puasa dimulai di Sharjah pada tahun 1930, di Dubai dimulai pada tahun 1960 dan di Abu Dhabi pada tahun 1970," kata Jafflah.

"Terkadang kami akan iseng mengerjai orang lain. Kami akan mengambil sepotong kayu dan memukul tangki air dan keluarga akan berpikir itu adalah tembakan meriam dan mulai mengakhiri puasa mereka lima menit sebelumnya," tambahnya. "Kami akan berlari dan menghentikan mereka. Jadi itu juga menyenangkan bagi kami."

Sebuah meriam ditembakkan untuk menandai buka puasa di Masjid AMeri

Buka puasa pada hari pertama Ramadan biasanya ditandai dengan dua tembakan. Sementara pada hari kedua berbuka dan seterusnya hanya satu tembakan meriam.

Tapi pada hari terakhir berbuka puasa, dua tembakan meriam kembali dilepaskan. Dan yang terakhir, dua tembakan meriam menandai Salat Idulfitri.

Adapun meriam yang digunakan adalah meriam buatan Inggris pada 1945.

Di Dubai Sendiri ada lima meriam, yakni di Burj Khalifa, lapangan untuk Salat Idulfitri di Al Mankhool dab Al Bahara, Madinat Jumeirah dan Dubai City Walk. Sementara satu meriam disimpan sebagai cadangan.

Di Sharjah, kota terpadat ketiga di UEA, ada 11 meriam yang ditempatkan di beberapa titik.

Sementara di Abu Dhabi, satu meriam ditempatkan di Masjid Agung Sheikh Zayed, untuk menandakan buka puasa untuk warga sekitar ibu kota UEA.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus