Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puasa membuat kita harus pandai mengatur waktu, jenis, dan porsi makan. Jika serampangan, maka tubuh akan merasa tidak nyaman selama menjalankan puasa selama sekitar 14 jam. Gangguan yang umumnya terjadi apabila teledor dalam mengatur waktu, jenis, dan porsi makan antara lain lemas, terasa lapar atau haus berlebihan, pusing, dan mual, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Feni Nugraha berbagi tips bagaimana mengatur porsi makan selama puasa Ramadan. "Saat puasa, tubuh tidak terisi nutrisi selama belasan jam. Karena itu, penting untuk mengatur porsi makan sesuai kebutuhan tubuh saat sahur dan buka puasa," kata Feni dalam konferensi pers daring #MenebarKebaikan Bersama MilkLife UHT Kurma di Bulan Suci Ramadan pada Selasa, 29 Maret 2022
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembagian porsi makan yang ideal selama puasa, yaitu 40 persen saat sahur, 50 persen saat buka puasa, dan 10 persen sesudah tarawih. Ketika sahur, pastikan tubuh tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi lengkap, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Tambahkan sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
Untuk buka puasa, menurut Feni, dapat mengkonsumsi makanan dan minuman manis dulu untuk menggantikan kadar gula darah yang turun selama puasa. Mengenai menu buka puasa, makanlah makanan yang lengkap dan seimbang, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral.
"Sesudah tarawih, cukup mengkonsumsi makanan ringan saja dan tidak boleh berlebihan," kata Feni Nugraha. Selama puasa, tubuh tetap membutuhkan minimal dua liter air atau delapan gelas air setiap hari agar terhindar dari dehidrasi atau kekurangan cairan.
Menurut pedoman gizi seimbang Kementerian Kesehatan, cara mudah untuk mengatur porsi makan adalah dengan menggunakan panduan piring makanku untuk setiap kali makan. Pada piring makanku, bagi piring menjadi dua bagian. Setengah bagian piring dapat diisi dengan karbohidrat (2/3 bagian) dan protein (1/3 bagian). Setengah bagian piring lainnya berisi dengan sayur (2/3 bagian) dan buah (1/3 bagian).
Lantas bagaimana dengan minum susu?
Feni Nugraha menjelaskan, susu termasuk salah satu sumber zat gizi yang baik dikonsumsi saat puasa, baik ketika sahur maupun buka puasa. Susu adalah sumber protein untuk menjaga imunitas tubuh serta menunjang kekuatan dan fungsi otot. Susu mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi dan ada lemak yang baik, yaitu omega 3.
Susu juga mengandung vitamin A, vitamin E, seng, dan selenium yang berfungsi sebagai antioksidan dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh. "Susu juga sumber kalsium dan vitamin D yang baik untuk kesehatan tulang dan sendi," katanya. Di dalam satu gelas susu terkandung sekitar 300 miligram kalsium yang setara dengan 30 persen kebutuhan kalsium harian.
Chief Executive Officer PT. Global Dairi Alami, produsen susu MilkLife, Ihsan Mulia Putri mengatakan kebutuhan nutrisi harus tetap terpenuhi selama menjalankan puasa Ramadan. "Susu kurma bisa menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan tersebut karena mengandung sembilan vitamin, sembilan mineral, dan rasanya enak," ujarnya.
Bagi yang mengindari minum susu karena mengalami intoleransi laktosa, Ihsan Mulia Putri menambahkan, dapat memilih susu bebas laktosa sehingga kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi. "Dengan begitu, semua orang berani minum susu dan menjalankan puasa dengan lancar," katanya.
Baca juga:
Manfaat Minum Susu Kurma saat Sahur dan Buka Puasa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.