Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film mini seri kartun wanita Muslim superhero, Emara, yang tayang di YouTube semakin diminati penonton sekalipun penampilannya melawan genre, yakni berhijab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emara pertama kali tayang di YouTube pada tahun 2017. Hijab yang dikenakannya menjadi ciri khas film kartun wanita superhero pertama di Uni Emirat Arab.
Baca: Mau Tahu Sejarah Animasi? Datangi Museum Keren Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emara kini menjadi perhatian dunia. Sudah lebih dari 75 ribu orang berlangganan film Emara, menurut laporan CNN, Selasa, 28 Agustus 2018.
Fatma Almheiri yang menciptakan karakter Emara pada tahun 2016. Saat itu dia berusia 21 tahun.
Almheiri menuturkan, di masa kecilnya dia tidak menemukan karakter film kartun yang ditontonnya di televisi, sehingga Emara menjawab kerinduannya.
"Emara merupakan superhero yang mau saya buat, yang tidak saya miliki dulu. Ini saya tayangkan untuk generasi lebih muda," kata Almheiri.
Baca: Perempuan Berhijab di Panggung Oscar Banyak Menarik Perhatian
Menariknya, Almheiri sendiri tidak mengenakan hijab atau kerudung seperti Emara.
"Saya ingin Emara berpakaian sopan... karena... tidak ada karakter utama memakai hijab di dalam dunia super hero," ujar Almheiri.
Fatma Almheiri pembuat kartun super woman berhijab, Emara. [CNN]
Almheiri memutuskan membuat film kartun Emara si wanita Muslim superhero saat tinggal di Amerika Serikat. Di negara ini dia menemukan banyak asumsi keliru tentang wanita Muslim-Arab.
Dia sering mendapat pertanyaan kenapa tidak mengenakan cadar. Almheiri menjelaskan, sekalipun sejumlah perempuan mengekspresikan dirinya dengan cara mengenakan cadar atau hijab, namun itu bukan berarti perintah undang-undang.
"Saya kira dunia ini perlu melihat secara tepat representasi kami orang Arab karena sebagian besar dari persentase mereka keliru sepenuhnya tentang kami atau budaya kami. Saya tidak dapat menyalahkan mereka karena kami sama sekali tidak ada di media mereka. Kami tidak ada di film kartun mereka," kata Almheiri.
Baca: Tak Pakai Hijab, Wanita Indonesia Ditampar Pria Malaysia
Untuk mengatasi kekeliruan memahami Islam dan budaya Arab, Almheiri memutuskan menciptakan film kartun dengan karakter seorang wanita Muslim super power tanpa mengenakan celana ketat dari spandek, kulit atau memakai penutup wajah.
Untuk meraih pembaca yang lebih luas, Emara berbicara dalam bahasa Inggris dan Arab dengan dialek Emirat.
Yang mengagetkan, mayoritas penonton film mini seri Emara di YouTube justru datang dari Amerika Serikat lalu diikuti Amerika Selatan, Spanyol, dan Arab Saudi.
Kehadiran Emara menambah daftar wanita Muslim super hero dalam film kartun. Sebelumnya ada wanita Muslim super hero dari Arab Saudi bernama Latifa dan Ms. Marvel, yang dibuat oleh warga Pakistan-Amerika untuk menentang stereotipe negatif tentang wanita Muslim.
Almheiri pun menerima banyak pesan yang isinya mengucapkan terima kasih dari wanita-wanita Muslim dan Arab karena menciptakan film kartun Emara.