Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Andalas Apriawan menganggap rencana pembekuan United States Agency for International Development (USAID) oleh Presiden Amerika Donald Trump dapat memperlemah pengaruh negara super power tersebut di level internasional. Selain itu juga akan membuat persaingan Amerika dan Cina akan lebih kuat lagi pengaruhnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cina dalam konteks pembangunan internasional - cukup masif juga sekarang ini. Jadi, di samping memperkuat instrumen soft power-nya melalui agenda pembangunan internasional, itu juga cara Cina untuk masuk memperkuat agenda-agenda Jalur Sutera Modern," katanya kepada TEMPO, Sabtu 15 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan begitu, keputusan Trump menutup USAID akan membuat pengaruh Amerika melemah di level internasional atau di level global. Namun disisi lain, Apriawan berpendapat jika langkah Trump ini juga sebagai bagian dari caranya untuk membentuk tatanan dunia baru. Seperti yang diterapkan Amerika Serikat sebelum Perang Dunia II.
"Amerika Serikat mencoba mengisolasi atau keluar dari kebiasaannya. Bisa juga membentuk tatanan baru, seperti sebelum Perang Dunia II," katanya
Sebab kontroversial Trump di awal kepemimpinan keduanya ini tidak hanya menutup USAID, tetapi juga membangun potensi perang dagang dengan tetangga seperti Meksiko, Kanada bahkan negara-negara eropa.
"Ini kan hal yang sangat luar biasa," ucapnya.
Akan tetapi ada hal yang menarik dari Trump, yakni mendekati Putin dalam konflik Rusia-Ukraina. Apriawan meyebut langkah Trump dalam isu ini jurus mabuk atau istilah dalam bahasa Hubungan Internasional (HI) global bad boy. Artinya, Amerika Serikat sebagai global bad boy, tetapi ada hal yang dilakukan di luar kebiasaan (mendamaikan Rusia-Ukraina).
Apriawan menekankan rencana pembekuan USAID bisa membuat pengaruh Amerika Serikat berkurang mengingat saat ini sudah banyak negara-negara yang punya organisasi donor contohnya Australia, Cina dan Indonesia.
"Saya kurang yakin juga jika Trump seberani itu, bisa jadi ini hanya cara dia untuk membuat Amerika Serikat menjadi sorotan dunia," ucapnya.
Trump pada hari pertama menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025, memerintahkan penghentian pendanaan USAID untuk negara asing karena ingin memprioritaskan agenda ‘America First’. Sampai 90 hari ke depan, program-program USAID sedang dilakukan evaluasi untuk keberlangsungannya.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menerbitkan kebijakan program USAID boleh tetap berjalan selama proses evaluasi ini asalkan yang tujuannya untuk menyelamatkan nyawa. Namun banyak mitra dan kontraktor tak mampu menjalankan tugasnya.
USAID didirikan oleh Presiden John F. Kennedy pada 1961. Kemudian, Kongres Amerika Serikat menetapkan USAID sebagai badan independen. Oleh karena itu, presiden harus mendapat persetujuan dari Kongres Amerika Serikat jika ingin menghapus badan amal ini.