Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menangkap seorang pria yang mengenakan masker ski dan bersenjatan AK-47 di dekat konvensi nasional Partai Republik diadakan. Penangkapan itu hanya selang beberapa hari setelah upaya pembunuhan terhadap calon presiden Amerika Serikat Donald Trump yang gagal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pria itu membawa senapan AK-47 yang disembunyikan di dalam tas ransel taktisnya. Petugas juga menemukan satu magasin penuh amunisi di dalam tas tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Politisi dan pejabat Republik terkemuka berkumpul di Fiserv Forum di Milwaukee untuk konvensi Republik minggu ini.
"Polisi Gedung Capitol Amerika Serikat awalnya mengamati tersangka tampak mencurigakan, mengenakan topeng ski dan ransel taktis besar di jalan," demikian laporan CNN mengutip Departemen Kepolisian Milwaukee.
Dalam insiden terpisah, seorang pria yang membawa dua pisau di dekat konvensi, ditembak mati oleh polisi. Menurut polisi, pria tersebut, yang diidentifikasi oleh kerabatnya sebagai Samuel Sharpe yang berusia 43 tahun, bersenjatakan pisau di masing-masing tangannya. Situasi memanas ketika Sharpe menyerang seorang yang tidak bersenjata, yang mendorong petugas untuk melepaskan tembakan. Dua pisau ditemukan di tempat kejadian.
Insiden itu terjadi beberapa hari setelah seorang pria berusia 20 tahun ditembak mati karena mencoba membunuh mantan presiden berusia 78 tahun itu dalam sebuah rapat umum kampanye di Pennsylvania.
Trump selamat dengan luka di telinganya saat berkampanye di Pennsylvania pada hari Sabtu setelah Thomas Matthew Crooks melepaskan tembakan kepadanya. Serangan itu menyebabkan wajahnya berdarah karena mantan presiden itu mengatakan peluru menembus "bagian atas telinga kanannya".
Donald Trump memenangkan nominasi resmi pada hari Senin sebagai kandidat presiden dari Partai Republik dan memilih Senator Ohio berusia 39 tahun JD Vance sebagai pasangannya.
Sementara Trump semakin yakin akan kembalinya dia ke Gedung Putih, Presiden Joe Biden masih terhuyung-huyung akibat jajak pendapat yang lemah dan kekhawatiran Demokrat mengenai kesehatannya.
FOX NEWS