Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam menggelar upacara pemakaman selama dua hari mulai Kamis, 25 Juli 2024 untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Nguyen Phu Trong, pemimpin Partai Komunis berkuasa yang meninggal sepekan sebelumnya di usia 80 tahun.
Ratusan warga turun ke jalan di Hanoi dan berbaris di sekitar rumah duka di pusat kota untuk memberi penghormatan terakhir kepada pemimpin Vietnam tersebut. Banyak orang terlihat membawa foto mendiang ke luar kediamannya di Distrik Dong Anh.
Sejumlah pejabat negara dan pejabat asing terlihat menghadiri upacara pemakaman tersebut, termasuk kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell, Presiden Majelis Nasional Kuba Esteban Lazo Hernandez, Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck Soo, mantan perdana menteri Kamboja Hun Sen, dan Presiden Senat Australia Sue Lines.
Pejabat asing lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, penasihat politik utama Cina Wang Huning, dan penasihat keamanan India Ajit Doval juga diperkirakan berada di Hanoi selama atau setelah pemakaman untuk memberi penghormatan kepada Trong.
Sehari sebelum kematiannya, Politbiro Partai Komunis menunjuk Presiden To Lam untuk menjadi pemimpin sementara, menggantikan Trong yang kesehatannya menurun.
“Saya turut berduka cita yang tak terhingga kepada Kamerad Sekretaris Jenderal Nguyen Phu Trong, seorang pemimpin yang luar biasa, seorang anggota partai komunis yang teguh, sebuah contoh cemerlang dalam terus-menerus mempelajari dan mengikuti ideologi Ho Chi Minh,” tulis Lam dalam buku pemakaman, mengacu pada bapak pendiri Vietnam modern.
Hiburan publik mulai dari konser hingga film tidak diperbolehkan selama prosesi pemakaman berlangsung. Bendera Vietnam di kantor-kantor serta tempat umum lainnya dikibarkan setengah tiang selama periode dua hari ini. Pemakaman di Hanoi disiarkan langsung di seluruh negeri, dengan Kota Ho Chi Minh dan provinsi-provinsi mengadakan upacara berkabung
Salah satu warga Hanoi, Nguyen Thi Minh Thu, 68 tahun, ikut mengantre di depan rumah duka hari ini. “Dia mengabdikan hidupnya untuk rakyat dan negara, dan saya berterima kasih atas hal itu dan ingin mengucapkan terima kasih yang baik kepadanya,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Pham Quang Thanh, veteran berusia 72 tahun di Distrik Hoai Duc, mengatakan dia naik bus ke Distrik Dong Anh demi menyalakan dupa untuk Trong.
“Saya merasa puas bisa mempersembahkan dupa kepada Sekretaris Jenderal. Saya sering menyaksikan pidatonya di banyak konferensi. Beliau berkontribusi besar terhadap perjuangan kolektif negara, terutama dalam pemberantasan korupsi dan hal-hal negatif. Kepergiannya membuat saya sangat sedih,” ucap Thanh, seperti dilansir VnExpress.
Semasa hidupnya, Trong dipandang sebagai pemimpin negara yang paling berkuasa, dengan warisannya yaitu memimpin kemunculan Vietnam sebagai pemasok elektronik global serta mempelopori kampanye antikorupsi selama bertahun-tahun yang menjerat para pejabat tinggi dan pemimpin bisnis.
Menurut Reuters, selama masa jabatan Trong sebagai ketua partai, Vietnam mencatat pertumbuhan ekonomi tahunan rata-rata sebesar 5,79 persen, salah satu yang tercepat di Asia.
Pada 2017, ia memerintahkan agar ratusan pejabat senior Vietnam diselidiki atas dugaan korupsi dan banyak yang dipaksa mengundurkan diri, termasuk menteri kabinet, seorang ketua parlemen, dan dua presiden negara bagian.
Trong juga memimpin Vietnam untuk meningkatkan hubungannya dengan kekuatan global, termasuk Amerika Serikat dan Cina, sebagai bagian dari “diplomasi bambu”, sembari mencoba mengatasi meningkatnya perselisihan global dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
REUTERS | TIME | VNEXPRESS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Ketua Partai Komunis Vietnam Akan Kunjungan Kerja ke Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini