Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Viral Kelompok Pemuja Setan The Satanic Temple di AS, Siapa Mereka?

Kelompok pemuja Setan The Satanic Temple di Amerika Serikat ramai dibicarakan karena akan menggelar pertemuan akbar.

13 Januari 2023 | 18.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pemuja Setan The Satanic Temple akan menggelar pertemuan di Amerika Serikat. Mereka mengklaim ini adalah pertemuan terbesar mereka.

Baca: Kelompok Pemuja Setan The Satanic Temple Gelar Pertemuan Terbesar April

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski namanya pemuja Setan, lucunya The Satanic Temple mengaku tak percaya akan adanya Setan. Salah satu pendeta di The Satanic Temple di Houston, Tommy Lavin mengatakan mereka sama seperti orang-orang pada umumnya. “Apakah pemuja setan meminum darah? Tidak. Apakah pemuja setan membunuh bayi di tengah malam? Tidak. Apakah pemuja setan memiliki pesta pora besar yang hebat? Kadang-kadang," ujar Tommy tertawa. "Itu terserah orang-orang tertentu." 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Texas Monthly, Tommy Lavin ingin menjernihkan beberapa kesalahpahaman tentang Setanisme. Kelompok ini menggelar pameran bertajuk "Penerangan Tangan Kiri: Penglihatan Ilmu Gaib" pada akhir tahun lalu. 

Tommy, seorang eksekutif di bidang teknologi informasi berusia 48 tahun, bekerja sambilan sebagai pendeta di jemaat The Satanic Temple di Houston. Ia yang mengorganisir pameran tersebut. 

Menurut Tommy, pemuja setan bahkan tidak percaya pada Setan. Bagi mereka, iblis hanya mewakili semangat ketidaksesuaian. “Menjadi pemuja setan bukanlah perjalanan yang mudah,” ujar Tommy. “Kamu mungkin akan dikucilkan. Anda tidak akan memiliki banyak teman.” 

Di tempat kerja, Tommy menyimpan keyakinannya untuk dirinya sendiri. Rekan-rekannya tidak tahu bahwa mereka berbagi kantor dengan salah satu petinggi di The Satanic Temple. 

Dilansir dari The Conversation, kuil Setan didirikan pada 2013 oleh dua orang teman yang menggunakan nama samaran Malcolm Jarry dan Lucien Greaves. Banyak anggota The Satanic Temple menggunakan nama samaran karena ancaman dan surat kebencian yang mereka terima.

Anggota Kuil Setan tidak percaya pada Tuhan atau iblis. Keyakinannya diartikulasikan dalam tujuh prinsip yang menekankan akal dan sains serta nilai-nilai seperti kasih sayang juga keadilan. Prinsip pertama menyatakan, "Seseorang harus berusaha untuk bertindak dengan belas kasih dan empati terhadap semua makhluk sesuai dengan akal." Ajaran lain membahas otonomi tubuh, kebebasan untuk menyinggung dan bertanggung jawab atas kesalahan seseorang.

Serangkaian aksi politik yang menyerukan kebebasan beragama itulah yang membawa kelompok itu ke mata publik. Mereka menuntut hak istimewa yang sama bagi pemuja setan yang diterima begitu saja oleh banyak orang Kristen, seperti mendirikan monumen keagamaan di properti pemerintah dan menggunakan rapat pemerintah untuk mempersembahkan doa sektarian.

Saat ini ada 24 cabang resmi grup di seluruh Amerika Utara dan Eropa, dengan keanggotaan mulai dari selusin hingga lebih dari 100 orang. Bab dapat ditemukan di kota-kota pesisir tetapi juga di Selatan dan Midwest. Texas adalah rumah bagi empat bab, lebih banyak dari negara bagian mana pun. Ada juga ribuan pendukung dengan keanggotaan individu atau di bab tidak resmi dengan nama seperti "Sahabat Kuil Setan, Arkansas."

Di Amerika Serikat, selain The Satanic Temple kelompok pemuja Setan lainnya adalah Church of Satan. Keduanya sama-sama mengaku tak percaya terhadap setan apalagi menyembahnya. Kuil Setan dan Gereja Setan hanya menggunakan kata itu sebagai simbol pemberontakan untuk menolak otoritas tirani hingga mengkritisi ketidakadilan di dunia.

Simak: Geger Ibu di Rusia Membunuh Anaknya karena Percaya Mereka Dirasuki Setan

TEXAS MONTHLY.COM | THE CONVERSATION 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus