Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Kuasa Gelap Film Ritual Pengusiran Setan Berlatar Gereja Katolik, Apa Itu Eksorsisme?

Proses perizinan membuat film Kuasa Gelap memakan waktu 2 tahun, hingga akhirnya pihak gereja Katolik memberikan persetujuan untuk melakukan syuting.

8 Oktober 2024 | 20.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film Kuasa Gelap yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo, menghadirkan kisah menarik tentang ritual pengusiran setan. Film ini diproduksi oleh Robert Ronny, Andi Boediman, Pandu Birantoro, dan Arvin Sutedja, dan mulai tayang di bioskop pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cerita dalam Kuasa Gelap berakar pada pengalaman nyata seorang pastor eksorsisme di Jawa Tengah. Sebelum memulai proses produksi, tim melakukan riset mendalam dengan berkonsultasi kepada para pastor serta mempelajari eksorsisme dan berbagai ritualnya. Penggalian ini dilakukan untuk memastikan bahwa film dapat menyampaikan realitas yang akurat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film ini menggambarkan ritual pengusiran setan dalam konteks gereja Katolik dan menyoroti pengalaman jemaat yang mengalami kerasukan. Dalam sebuah unggahan Instagram di akun @paragonpictures.id pada Selasa, 6 Agustus 2024, disebutkan bahwa hanya 10 persen dari total kasus kerasukan yang dilaporkan membutuhkan tindakan eksorsisme.

Unggahan tersebut juga menjelaskan bahwa, "90 persen kasus kerasukan yang dilaporkan ke gereja Katolik sebenarnya terkait dengan masalah kesehatan mental." Oleh karena itu, Kuasa Gelap berusaha menampilkan sudut pandang eksorsisme yang realistis berdasarkan kasus-kasus nyata yang terjadi di Indonesia.

Ide awal pembuatan film ini dimulai pada tahun 2018 ketika produser Robert Ronny membaca berita tentang seorang pastor di Jawa Tengah yang secara rutin melakukan eksorsisme. Tertarik untuk mengangkat kisah ini ke layar lebar, Robert mencoba menghubungi sang pastor untuk berdiskusi lebih lanjut. Namun, ia segera dihadapkan pada kenyataan bahwa institusi gereja Katolik sangat tertutup terkait ritual semacam ini.

Proses perizinan untuk membuat film Kuasa Gelap memakan waktu dua tahun, hingga akhirnya pihak gereja Katolik memberikan persetujuan untuk melakukan syuting di Indonesia. Robert mengungkapkan bahwa selama dua tahun tersebut, tim produksi bertemu dengan banyak orang yang pernah terlibat dalam kasus eksorsisme. Mereka mempelajari berbagai kasus sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat salah satu yang dianggap paling menarik sebagai dasar cerita film ini.

"Kami mempelajari banyak kasus eksorsisme dan bertemu dengan para korbannya. Hingga akhirnya, kami memilih salah satu kasus yang paling menarik untuk dijadikan cerita dalam film ini," kata Robert.

Film horor ini berpusat pada kisah seorang pastor yang sedang meragukan imannya. Dalam perjalanan hidupnya, ia terlibat dalam pengusiran setan dari seorang remaja perempuan bernama Kayla. 

Selama proses eksorsisme, pastor tersebut teringat akan adik perempuannya yang telah meninggal, sehingga konflik emosional dalam dirinya semakin mendalam. Kasus Kayla ternyata lebih rumit dari yang terlihat di awal. Sang ibu, Maya, dicurigai memiliki masa lalu kelam yang terkait dengan penyebab Kayla dirasuki iblis tersebut.

Apa itu Eksorsisme dalam Tradisi Gereja Katolik?

Dilansir dari United States Conference of Catholic Bishops, dalam Gereja Katolik, eksorsisme merupakan bentuk doa khusus yang digunakan untuk melawan kekuatan iblis. Proses ini berakar dalam sejarah panjang gereja dan diatur oleh hukum kanon serta tradisi liturgis yang telah dikembangkan selama berabad-abad.

Pada November 2014, Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat menyetujui terjemahan bahasa Inggris dari De Exorcismis et Supplicationibus Quibusdam, edisi tipikal dari ritual eksorsisme. Teks akhir dari Exorcisms and Related Supplications (ERS) kemudian disetujui oleh Tahta Suci pada Desember 2016 dan mulai diberlakukan di keuskupan-keuskupan Amerika Serikat sejak 29 Juni 2017.

Eksorsisme adalah doa khusus yang dimaksudkan untuk melawan kekuatan iblis, di mana gereja meminta perlindungan dan pembebasan dalam nama Yesus Kristus. Eksorsisme bukanlah sakramen, tetapi termasuk dalam kategori sakramentali atau tanda suci yang ditetapkan oleh gereja untuk menyucikan keadaan-keadaan tertentu dalam kehidupan. 

Dalam konteks sakramentali ini, eksorsisme berbeda dengan Sakramen Tobat yang bertujuan untuk mengampuni dosa dan mendamaikan umat dengan gereja. Eksorsisme biasanya dilakukan ketika seseorang diduga kerasukan oleh roh jahat atau berada di bawah kekuasaan iblis. 

Tujuannya adalah untuk membebaskan individu tersebut dari pengaruh spiritual negatif yang menguasainya. Namun, eksorsisme bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan sembarangan. Proses ini memerlukan penilaian dan persetujuan khusus dari gereja untuk memastikan bahwa intervensi eksorsisme benar-benar diperlukan.

Dalam kasus tertentu, seseorang mungkin memerlukan perlindungan dari kekuatan iblis atau perlu dibebaskan dari dominasi spiritualnya. Pada saat-saat tersebut, gereja dengan otoritas meminta perlindungan dan pembebasan melalui eksorsisme. 

Meskipun demikian, eksorsisme hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian untuk memastikan bahwa tidak ada unsur sensasionalisme atau manipulasi yang terlibat.

Dasar eksorsisme dalam gereja berakar pada pelayanan Yesus Kristus. Injil mencatat beberapa peristiwa di mana Yesus mengusir roh jahat dari orang-orang yang kerasukan. Meski demikian, tidak ada ritus formal untuk eksorsisme yang dijelaskan secara eksplisit dalam Kitab Suci. Ritus eksorsisme seperti yang kita kenal saat ini berkembang seiring waktu, dipengaruhi oleh berbagai elemen seperti doa-doa dari Mazmur, kutipan Injil, dan tanda Salib.

Yesus juga melibatkan para murid-Nya dalam misi eksorsisme, memberikan mereka kuasa untuk melanjutkan tugas ini atas nama-Nya. Dengan demikian, pelayanan eksorsisme terus berlanjut dalam kehidupan gereja sebagai bagian dari perawatan pastoral untuk jiwa-jiwa.

Eksorsisme dibagi menjadi dua bentuk utama: eksorsisme sederhana atau kecil dan eksorsisme besar. Eksorsisme kecil biasanya dilakukan sebagai bagian dari persiapan pembaptisan, baik dalam Ritus Inisiasi Kristen Dewasa (RCIA) maupun Ritus Pembaptisan Anak. Selain itu, terdapat rangkaian doa eksorsisme dalam lampiran Exorcisms and Related Supplications yang dapat digunakan oleh umat beriman secara pribadi.

Eksorsisme besar adalah ritus yang digunakan untuk mengusir roh jahat dari seseorang yang dianggap benar-benar kerasukan. Ritus ini hanya bisa dilakukan oleh uskup atau imam yang telah mendapatkan izin khusus dari uskup setempat. Eksorsisme besar bertujuan untuk mengusir roh jahat atau membebaskan seseorang dari pengaruh demoniak.

Sebelum seorang umat beriman dirujuk kepada seorang eksorsis, gereja mengharuskan adanya penilaian yang komprehensif terhadap kondisi orang tersebut. Proses ini mencakup pemeriksaan medis, psikologis, dan psikiatris untuk memastikan bahwa tidak ada penyebab alami yang mendasari gejala yang ditunjukkan. Setelah penilaian ini selesai, barulah eksorsis dapat menentukan apakah benar-benar ada kasus kerasukan demoniak.

Eksorsisme besar tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan jelas dari individu yang bersangkutan, kecuali dalam situasi luar biasa di mana keterlibatan individu tersebut tidak memungkinkan. Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati untuk memastikan bahwa tidak ada elemen magis atau takhayul yang terkait dengan ritual ini.

Eksorsisme besar biasanya dilakukan di tempat yang sakral, seperti oratorium atau kapel kecil, untuk menjaga kerahasiaan dan kehormatan individu yang dirasuki. Gereja sangat menyarankan agar eksorsis tidak bekerja sendirian, melainkan selalu didampingi oleh orang lain, terutama jika individu yang dirasuki adalah perempuan. Hal ini dilakukan demi menjaga kesopanan dan menghindari risiko yang tidak diinginkan.

Simbol-simbol liturgis seperti air suci, tanda Salib, dan doa-doa khusus digunakan dalam ritus eksorsisme untuk menekankan kekuasaan Kristus atas iblis. Air suci, misalnya, mengingatkan akan pembaptisan dan kemenangan Kristus atas dosa dan kejahatan. 

Doa-doa dalam ritus eksorsisme mencakup permohonan kepada Tuhan agar membebaskan individu yang dirasuki dan perintah langsung kepada roh jahat untuk meninggalkan tubuh orang tersebut.

Seorang imam yang diangkat sebagai eksorsis biasanya menjalani pelatihan khusus di bawah bimbingan eksorsis yang lebih berpengalaman. Pelatihan ini mencakup pemahaman teologis yang mendalam serta pembinaan spiritual yang kuat. 

MICHELLE GABRIELA  | ADINDA JASMINE PRASETYO | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus