Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, 17 Januari 2024, mengklaim dia tidak benar-benar bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Qiang dalam acara Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Kota Davos pada pekan ini. Klarifikasi itu disampaikan di tengah derasnya pemberitaan media yang mewartakan kalau Li menolak memenuhi permintaan Zelensky agar mau rapat dengannya di sela acara WEF.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zelensky dalam klarifikasinya mengatakan kalau Li bukan orang yang mengambil keputusan di Cina. Jabatannya tidak cukup tinggi untuk rapat dengannya.
“Saat itu ada Perdana Menteri Cina, lalu perdana menteri kami pun hendak rapat dengannya (Li). Saya pun ingin melakukan pertemuan pemimpin Cina tersebut. Sejauh yang saya tahu, di Cina itu Xi Jinping yang membuat berbagai keputusan. Di Ukraina, saya yang membuat keputusan. Saya tidak butuh hal yang hanya bersifat dialog. Saya butuh keputusan penting dari para pemimpin yang mengambil keputusan,” kata Zelensky.
Ucapan itu disampaikan Zelensky di tengah laporan media yang seolah menyiratkan Presiden Ukraina tersebut ingin bertemu Perdana Menteri Li di forum tersebut. Namun permintaannya tidak dikabulkan Beijing. Sampai berita ini diturunkan, Beijing belum berkomentar soal kemungkinan rapat antara pejabat tinggi di Pemerintah Cina dengan Zelensky.
Sehari sebelumnya, Politico mewartakan Cina telah mengesampingkan segala bentuk pertemuan diplomatik dengan Ukraina di WEF atas permintaan Rusia. Seorang pejabat senior di Pemerintah Amerika Serikat mengatakan Beijing telah menolak permintaan Kyev untuk duduk bersama dalam sejumlah kesempatan di Swiss (WEF).
Sumber lain dari Pemerintah Ukraina mengatakan tidak ada pertemuan antara Zelensky dan Li, kendati Zelensky pernah merencanakan untuk bertemu dengannya. Sebelumnya menjelang acara WEF, Kepala Adeministrasi Presiden Zelensky, Andrey Yermak, menyatakan pembicaraan dengan Cina akan sangat penting untuk mempromosikan apa yang disebut Kyev rencana perdamaian.
Rencana perdamaian yang digembar-gemborkan Presiden Zelensky kepada mitra-mitra Ukraina sekitar setahun lalu, memuat 10 poin kontroversi, yang salah satunya menuntut ganti rugi dari Rusia. Moskow menolak daftar yang termaktub dalam rencana perdamaian itu dengan menyebutnya sebuah skema yang absurd dan aksi publikasi oleh Kyev.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini