Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat dan kandidat Partai Republik Donald Trump pada Kamis mengumumkan bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat pagi 27 September 2024 di Trump Tower di New York.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan tersebut terbilang mengejutkan, mengingat Zelensky sudah bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump dan calon wakil presidennya, Senator JD Vance dari Ohio, sangat vokal mengkritik bantuan AS ke Ukraina.
"Sungguh disayangkan apa yang terjadi di Ukraina: begitu banyak kematian, begitu banyak kehancuran. Ini adalah hal yang mengerikan," kata Trump.
Ia menyatakan keprihatinannya bahwa Eropa hanya menyumbang sebagian kecil dari dukungan keuangan yang diberikan Amerika Serikat, dan menekankan jarak geografis antara Amerika dan Rusia.
Kunjungan Zelensky ke Gedung Putih pada Kamis mungkin menandai salah satu pertemuan terakhirnya dengan pemerintahan Biden sebelum pemilihan presiden AS pada November.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Biden mengumumkan bantuan baru senilai hampir US$8 miliar untuk Ukraina, sebuah paket yang digambarkan Zelensky sebagai "bantuan besar".
Pendanaan tersebut mencakup US$5,5 miliar dari Departemen Pertahanan dan tambahan US$2,4 miliar dalam bantuan keamanan yang mencakup kemampuan jangka panjang.
Dalam debat baru-baru ini, Trump menghindari pertanyaan mengenai pendiriannya terhadap kemenangan Ukraina, dan hanya mengatakan, "Saya ingin perang dihentikan."
Rencana pertemuannya dengan Zelensky menyusul kritik presiden Ukraina terhadap Vance, yang ia sebut "terlalu radikal", dan juga menyatakan bahwa Trump mungkin tidak memiliki strategi yang jelas untuk mengakhiri konflik.
Sebagai tanggapan, Vance mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap pernyataan Zelensky, dengan mengatakan, "Saya tidak menghargai Zelensky datang ke negara ini dan memberi tahu para pembayar pajak Amerika apa yang harus dilakukan."
Menjelang pertemuannya dengan Zelensky, Biden menegaskan kembali dukungan AS terhadap Ukraina, dengan menyatakan bahwa "Rusia tidak akan menang dalam perang. Ukraina akan menang, dan kami akan terus mendukung Anda di setiap langkah."
Kunjungan Zelensky menyoroti komitmen berkelanjutan para pemimpin Partai Demokrat untuk mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan agresi Rusi. Ini juga mengisyaratkan potensi perubahan dalam hubungan AS-Ukraina jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
ANADOLU