Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Israel Unjuk Rasa Tuntut Pemerintah Patuhi Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

PM Israel menghentikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, beberapa jam setelah berakhirnya fase 1 gencatan senjata Gaza

3 Maret 2025 | 08.00 WIB

Pengunjuk rasa membawa foto Itay Svirsky, dalam demonstrasi  menuntut pembebasan sandera yang ditahan Hamas, di Tel Aviv, Isreal,  November 2023. REUTERS/Amir Cohen
Perbesar
Pengunjuk rasa membawa foto Itay Svirsky, dalam demonstrasi menuntut pembebasan sandera yang ditahan Hamas, di Tel Aviv, Isreal, November 2023. REUTERS/Amir Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Israel berunjuk rasa di luar rumah beberapa menteri pemerintah pada Ahad, untuk menuntut penyelesaian gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar di Tel Aviv seperti dilansir Anadolu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Anda mengkhianati sandera dan warga, “teriak pengunjuk rasa selama protes.

 "Tidak ada sandera yang dikembalikan kemarin" dan "Pemerintah Israel melanggar kesepakatan untuk mengembalikan sandera pulang."

Protes serupa juga dilakukan di luar rumah menteri pendidikan, transportasi, inovasi, urusan strategis, urusan Diaspora, dan kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset.

Para pengunjuk rasa mengangkat foto sandera Israel di Gaza di tengah seruan untuk mengembalikan para tawanan pulang.

"(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu memutuskan untuk melanggar perjanjian dan menyeret kita ke dalam perang yang mengabaikan kepentingan Israel dan kehendak rakyat," kata ibu sandera Israel Matan Zangauker dalam pernyataan yang disiarkan oleh surat kabar Haaretz.

"Dia (Netanyahu) mengubur mereka di terowongan kematian demi sekelompok orang delusi yang terputus dari kenyataan," katanya, mengacu pada anggota ekstremis sayap kanan dari pemerintahan koalisinya.

Ibu sandera Israel itu mengatakan kelangsungan hidup pemerintahan Netanyahu "lebih penting baginya daripada nyawa warga sipil dan tentara yang ditinggalkan selama pemerintahannya."

Israel memperkirakan bahwa 59 sandera masih ditahan di Gaza dengan setidaknya 20 di antaranya masih hidup. Mereka diperkirakan akan dibebaskan dalam fase kedua gencatan senjata, yang akan mengharuskan Israel untuk sepenuhnya menarik pasukannya dari Gaza dan mengakhiri perang secara permanen.

Netanyahu menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Ahad, beberapa jam setelah berakhirnya fase 1 perjanjian gencatan senjata.

Ia telah berusaha untuk memperpanjang fase pertukaran tahap pertama untuk mengamankan pembebasan sebanyak mungkin tawanan Israel tanpa menawarkan imbalan apa pun atau memenuhi kewajiban militer dan kemanusiaan dari perjanjian tersebut.

Kelompok Palestina Hamas telah menolak usulan ini dan bersikeras bahwa Israel harus mematuhi persyaratan gencatan senjata dan segera memulai negosiasi untuk fase kedua. Ini mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan penghentian total perang.

Perjanjian itu telah menghentikan genosida Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.380 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) karena perangnya di daerah kantong tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus