Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggemar Panda di Jepang rela menunggu hingga empat jam pada Jumat, 20 Januari 2023, di Taman Zoologi Ueno Tokyo untuk melihat sekilas binatang raksasa asal China itu. Panda adalah binatang yang populer di Jepang. Waktu hanya tersisa satu bulan sebelum binatang itu dikirim ke China.
Simak: Angka Bunuh Diri di Jepang Diduga Naik, Mayoritas Laki-laki
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panda yang diberi nama Xiang Xiang itu, akan memasuki masa karantina mulai Sabtu, 21 Januari 2023. Kunjungannya hanya akan diizinkan melalui undian yang telah dipilih sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga 2.600 pengunjung akan dapat melihat panda berusia 5 tahun itu setiap hari hingga 19 Februari.
Banyak orang, mengenakan pakaian hangat, berbaris di luar pintu masuk utama kebun binatang sejak dini hari pada Jumat, sebelum kebun binatang dibuka.
Takasato Takashima, yang tinggal di Himeji, Prefektur Hyogo, mengunjungi kebun binatang untuk hari kedua berturut-turut. "Saya ingin berterima kasih padanya karena telah tumbuh sebesar ini," kata pria berusia 27 tahun itu.
Perempuan berusia 74 tahun, Kikue Hisatsune, mengakui dia senang melihat panda lucu itu berjalan-jalan. “Saya akan mengajukan undian sesering mungkin sehingga saya dapat mengingatnya dalam ingatan saya," kata warga Katsushika Ward Tokyo tersebut.
Xiang Xiang lahir pada Juni 2017 di kebun binatang, dari pasangan pinjaman dari Tiongkok. Oleh karena itu, rekam biologis tersebut menjadikannya milik China.
Panda itu seharusnya berangkat ke China ketika berusia 2 tahun, tetapi pinjaman diperpanjang karena kemudian karena pandemi Covid-19. Faktor popularitas yang tinggi di Jepang juga membuat pengirimannya tertunda.
Ayahnya Ri Ri dan ibunya Shin Shin datang ke kebun binatang dari China pada Februari 2011. Dua anak lagi, Xiao Xiao dan Lei Lei, lahir dari mereka pada Juni 2021.
Simak: Tuan Tuan, Panda Tanda Persahabatan Cina dan Taiwan Mati
THE JAPAN TIMES