Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Mereka Mau Membunuh TVRI

17 Februari 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERSILAT lidah bukanlah salah satu kelebihan Marzuki Alie. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini justru lebih dikenal dengan pernyataannya yang ceplas-ceplos, apa adanya. Tak jarang ucapannya yang terlalu polos malah menimbulkan kontroversi.

Tiga tahun lalu, politikus Partai Demokrat ini dikecam karena melontarkan saran yang dinilai tak sensitif kepada korban tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. "Mentawai itu kan pulau, kesapu tsunami, ombak besar. Itu konsekuensi kita tinggal di pulau," ujarnya enteng. Setelah jadi bulan-bulanan di media, Marzuki cepat-cepat minta maaf, meski berkeras bahwa pernyataannya dikutip di luar konteks.

Kali ini, Marzuki terlibat soal yang lebih serius. Dia dituding memanfaatkan posisinya sebagai pemimpin lembaga tinggi negara untuk mengail keuntungan di Televisi Republik Indonesia. Bukan kebetulan kalau salah satu penasihatnya, Elprisdat M. Zen, menempati kursi ketua dewan pengawas, posisi paling menentukan di TVRI. Tak hanya itu, salah satu direktur di perusahaan Marzuki, Herman Chaniago, juga kerap berbisnis dengan TVRI.

Ditemui dua pekan lalu, pria 58 tahun kelahiran Palembang ini tak membantah sejumlah bukti yang disodorkan Tempo. Namun dia punya penjelasan untuk semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Anda mendukung Dewan Pengawas TVRI yang sudah dipecat Komisi Informasi DPR. Ada apa?

Saya tidak setuju terhadap keputusan Komisi Informasi. Memecat dewan pengawas ketika direksi tidak ada itu sama saja dengan mau membunuh TVRI. Siapa yang sekarang bertanggung jawab atas aset-aset TVRI? Terus terang, saya tidak setuju.

Jadi apa yang akan Anda lakukan?

Sebagai pimpinan DPR, kami akan bersikap. Jika ada keputusan yang melanggar undang-undang semacam ini, masak kami teruskan (ke presiden)? Selama belum ada keputusan presiden, dewan pengawas masih bisa bekerja.

Ada yang menuding pembelaan Anda ini terkait dengan kedekatan Anda dengan Elprisdat, Ketua Dewan Pengawas TVRI….

Dia bukan orang saya. Dia memang banyak membantu saya menulis ini dan itu, tapi tidak untuk tampil di depan. Saya sering mengundang pengamat dan konsultan, untuk berdiskusi soal macam-macam.

Kami mendapat informasi bahwa Elprisdat adalah anggota tim sukses Anda ketika Anda mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres di Bandung.

Begini, saya sering meminta pandangan dia. Soalnya, orangnya cerdas. Saya ngefans terhadap caranya mengendalikan diskusi ketika dia masih menjadi presenter talk show di ANTV.

Jadi benar dia menjadi Ketua Dewan Pengawas TVRI dengan restu Anda?

Semua orang pasti ingin minta restu Ketua DPR. Calon komisioner KPK saja datang ke sini, minta restu. Tapi itu tentu tidak mempengaruhi pemilihan.

Informasi lain menyebutkan salah satu direktur di perusahaan Anda, Herman Chaniago alias Ago, kerap mempengaruhi keputusan penting di TVRI.

Dia memang bekerja di perusahaan saya, tapi hanya untuk mengurus kompetisi sepak bola murid-murid sekolah: Liga Pendidikan. Di luar itu, saya enggak ada urusan. Kalau dia cawe-cawe di TVRI, apa urusannya dengan saya? Dia punya kaki sendiri. Silakan tanyakan itu kepada dia….

Masalahnya, Ago pernah menekan TVRI agar mau memasang iklan Anda dengan harga murah….

Saya memang pernah minta tolong dia mengurus pemasangan iklan pimpinan DPR di TVRI. Itu bukan iklan saya sendirian. Ada pemimpin DPR yang lain. Soal harganya yang murah, ya, tidak jadi masalah karena itu bukan iklan komersial. Itu iklan layanan masyarakat, yang harganya memang ada tersendiri. Saya bayar sendiri lho iklan itu, dari kantong saya pribadi, bukan pakai anggaran DPR.

Kabarnya, Ago sering membawa-bawa nama Anda ketika berbisnis dengan TVRI….

Kalau benar begitu, silakan laporkan ke polisi. Saya juga mendengar ada kabar seperti itu. Bahkan sempat saya panggil dia dan tanyakan langsung soal ini. Dia bilang, "Demi Tuhan, itu semua tidak benar." Nah, kalau sudah pakai 'demi Tuhan', terus bagaimana? Memang banyak orang sering mengait-ngaitkan saja.

Apa benar Anda yang minta TVRI menayangkan pembukaan Konvensi Partai Demokrat, September tahun lalu?

Tanya saja eks Direktur Utama TVRI Farhat Syukri. Yang jelas, saya tidak pernah mengurus yang begitu. Soal penayangan konvensi adalah urusan Komite Konvensi, bukan urusan saya. Ngapain saya urus yang begituan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus