Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA lima pekerja bangunan yang menggarap proyek rumah di Komplek Mahligai Nomor 1, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Sabtu, 8 Juni 2024. Bangunan tiga lantai itu adalah kantor Persekutuan Komanditer (CV) Intellectual Edge Consultancy. Perusahaan itu diduga terkait dengan jurnal predator yang dipakai dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk mengajukan permohonan gelar guru besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jejak Intellectual terlacak dari penelusuran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam skandal pemberian gelar profesor kepada dosen ULM. Melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, tim penyelidik menemukan aliran duit dari dosen ke rekening Intellectual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelaksana tugas Deputi Analisis dan Transaksi Keuangan PPATK, Danang Tri Hartono, tak membantah informasi adanya transaksi keuangan dalam kasus guru besar yang ditangani Kementerian Pendidikan. “Hal yang sedang diproses di PPATK tak dapat disampaikan ke publik,” kata Danang melalui pesan pendek, Rabu, 22 Mei 2024.
Keberadaan Intellectual mengungkap jejaring bisnis jurnal bodong yang dipakai akademikus dari Indonesia. Akta perusahaan mencantumkan Nira Hariyatie sebagai sekutu aktif. Identitas tersebut cocok dengan pengakuan salah satu pekerja proyek renovasi kantor Intellectual yang menyatakan properti itu milik Nira. Tapi Nira jarang menengok rumah itu.
Nira pernah terdaftar sebagai salah satu pengajar Fakultas Ekonomi di situs resmi ULM. Tapi Wakil Rektor ULM Iwan Aflanie menyebutkan tak ada dosen bernama Nira di kampusnya. “Saya tak pernah mendengar nama itu,” ujarnya.
Melacak rekam jejak Intellectual dan Nira, Tempo menemukan sejumlah situs yang mengunggah bukti transfer dari dosen asal Indonesia ke rekening Intellectual. Ada kesamaan tujuan transfer di antara berkas itu, yakni membayar penerbitan artikel di jurnal ilmiah milik Intellectual. Jumlahnya bervariasi, berkisar US$ 1.000-1.200 per artikel. Penulis diberi opsi transfer ke rekening Intellectual di Bank CIMB Cabang Banjarmasin atau bank di Selangor, Malaysia. Pada notanya tertera alamat kantor Intellectual di Selangor.
Kantor Intellectual di Selangor berada di sebuah kompleks apartemen TTDI Adina di Jalan Judo. Pengunjung mesti meminta bantuan petugas sekuriti untuk memanggil penghuni dengan pesawat radio. Petugas keamanan mencoba menghubungi nomor “2153” yang tercatat di buku sebagai kantor Intellectual. Tak ada yang menyahut di ujung radio.
Suasana lobi apartemen yang menjadi kantor penerbit jurnal predator, Intellectual Edge Consultancy, di Selangor, Malaysia. Alyaa Alhadjri
Manajer apartemen di lobi yang menolak namanya disebut mengatakan tak ada perusahaan yang berkantor di sana. Menurut dia, seorang warga Mesir baru saja masuk sebagai penghuni di unit yang disebut sebagai kantor Intellectual pada pekan keempat Mei 2024. Penghuni dikenai tarif sekitar 2.000 ringgit—sekitar Rp 7 juta—per bulan untuk menyewa satu unit apartemen.
Aktivitas Nira di bisnis jurnal ilmiah baru terang dari akta perusahaan di Inggris. Bersama warga Pakistan bernama Muhammad Haseeb, dia mendirikan perusahaan H&N Publishers Limited pada 2022. Nira merangkap jabatan direktur sekaligus sekretaris, sementara Haseeb menjadi direktur. H&N Publishers adalah penerbit dua jurnal predator, International Journal of Cyber Criminology dan International Journal of Criminal Justice Science, yang dipakai belasan dosen Universitas Lambung Mangkurat untuk mengajukan permohonan gelar guru besar.
H&N Publishers berkantor di St. Bernards Road, Solihull, dua jam berkereta dari London. Ini adalah kawasan perumahan elite di dekat Kota Solihull, pinggiran Birmingham. Sebagian kafetaria di sana sudah tutup meski baru pukul 1 siang. H&N Publishers menempati sebuah rumah dua lantai bergaya Victoria. Fasadnya dibungkus bata merah dengan kosen berwarna putih gading. Tak ada papan nama yang menerangkan identitas perusahaan.
Penghuni rumah itu rupanya Haseeb, Direktur H&N Publishers. Haseeb awalnya meminta Tempo menunggu karena dia bergegas menjemput anaknya. Dia juga meminta daftar pertanyaan dikirim ke nomor teleponnya. Namun beberapa jam kemudian Haseeb menelepon dan menolak diwawancarai. “Saya hanya melayani wawancara dari majalah akademik,” tuturnya.
Haseeb juga menolak memberikan nomor kontak Nira. Dia hanya menyebutkan koleganya itu tinggal di Inggris, tapi kerap berkeliling ke sejumlah negara sebagai peneliti tamu. Tempo mencoba menghubungi Nira melalui nomor pribadi dengan kode negara Inggris dan mengirimkan surat elektronik. Nira tak merespons permintaan konfirmasi hingga Jumat, 5 Juli 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Jurnal Predator di Pinggiran Birmingham"