Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Cinta Segitiga yang Tak Pernah Selesai

Masih saja soal Si Doel antara Zaenab dan Sarah, tampaknya tak ada yang mau berangkat dari plot ini, meski kisah Si Doel jauh lebih kaya

24 Juni 2019 | 09.52 WIB

Adegan film Si Doel The Movie 2
Perbesar
Adegan film Si Doel The Movie 2

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mungkin si Doel kini benar-benar ‘meninggalkan jamannya’, bukan ‘ketinggalan jaman’ seperti bunyi lirik ciptaan Syumantiasa. Pada film sekuel berjudul Si Doel the Movie 2 yang sudah tayang sejak lebaran tahun ini, tema film keluarga kesayangan ini masih saja berkutat dengan cinta segi tiga yang sudah berusia seperempat abad. Doel, Sarah, Zaenab, bulak-balik dari jaman masih kuliah dan masih langsing (serial Si Doel Anak Sekolahan 1994-2006) hingga sekarang setelah menjadi orang tua dari remaja usia 14 tahun, ternyata memasuki arena milenial baper (terbawa perasaan). Tidak ada yang bisa move on.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sekedar ingatan masa lalu, Si Doel Anak Sekolahan versi televisi pada beberapa musim tayang awal masih mendapatkan percikan tafsir sutradara Sjuman Djaya yang mengarahkan “Si Doel Anak Betawi” (1972). Pada Sjuman selalu saja ada persoalan sosial dan politik yang menjadi latar belakang tokoh-tokohnya. Sosok Dul dan si Babe ciptaan Aman Datuk Madjoindo (novelis asal Sumatra Barat pencipta Si Doel Anak Djakarta) diperkaya dengan persoalan era kolonialisme. Hasilnya, Si Doel anak Betawi menjadi salah satu film legendaris di masanya. Sjuman tak berhenti di sana. Dia membayangkan Si Doel dewasa (diperankan Benjamin S) jatuh cinta pada seorang gadis kota, Kristin (Christine Hakim) dalam “Si Doel Anak Modern” (1976). Dalam film yang menobatkan Sjuman sebagai Sutradara dan Penulis Skenario Terbaik FFI 1977, Sjuman tak lupa menampilkan kritik sosial pada pandangan ‘modern’ yang selalu diartikan materi, bukan pemikiran dan sikap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di dalam tafsir Rano Karno, Si Doel Anak Sekolahan versi sinetron sebetulnya sempat terciprat hal-hal sosial yang serius, yang disampaikan dengan jenaka, seperti bagaimana nasib tanah masyarakat Betawi yang sudah digerus pembangunan; soal bagaimana Doel dan keluarganya mencari kuburan nenek moyangnya yang sudah disulap jadi lapangan golf, dan jadilah mereka berdoa di tengah lapangan karena si Babe nyapnyap. Saya mengulang-ulang masa kejayaan Si Doel ini, karena masih ingin percaya Rano Karno sebetulnya sangat paham dan sangat mampu untuk menjadi sutradara komedi yang bagus.

Adegan film Si Doel The Movie 2

Tetapi Rano Karno dan semua tim produsernya memilih tema “baper” tadi. Pada musim tayang terakhir sinetron memang soal cinta segitiga inilah yang menjadi tema utama. Pada film Si Doel the Movie tahun lalu dan sekuelnya, cinta segitiga ini tidak beres-beres. Si Doel ternyata punya anak berusia 14 tahun dari Sarah, dan si anak menyusul ke Jakarta bersama ibunya. Pertemuan Sarah dan Zaenab menjadi puncak dari segala puncak kedewasaan (kira-kira dialognya: lu aje ame die, gue ikhlas kok). Malah putera si Doel yang juga bernama si Dul (Rey Bong) minta ibunya, Sarah kembali bersatu dengan bapaknya. Zaenab (Maudy Koesnaedy) yang sudah muntah-muntah sepanjang film galau dan mengalah terus. Dan oh jangan lupa Maknyak dan Atun bersikeras “awas lu kalau poligami!” yang membuat saya berpikir “bukankah sebetulnya si Doel sudah rada-rada poligami ?” karena Sarah belum resmi bercerai dengan si Doel dan Zaenab dikawini (siri).

Baiklah, itu memang soal teknis. Dan saya juga harus adil bahwa kini dinamika antara tokoh Doel, Mandra dan Atun jauh lebih menarik dibanding film Si Doel 1 di mana selama film jumlah kata yang diucapkan si Doel tak lebih dari 10 kata dan dia galau terus. Tapi, sudikah ada yang mencolek Rano Karno untuk membisikkan bahwa soal cinta segitiga ini sudah kedaluwarsa?

Jadi untuk film berikut (yep, masih ada sambungannya), kalau si Doel tidak juga bisa memutuskan; atau kalau Sarah ternyata masih terombang-ambing dan Zaenab masih juga galau, saya kira memang sudah waktunya ada produser yang membuat remake ‘Si Doel Anak Betawi”agar generasi sekarang mengetahui sosok Si Doel kanak-kanak sesungguhnya seorang anak Betawi yang cerkas dan jenaka. Selain itu, untuk mengingat kita pernah memiliki sutradara jenius seperti Sjuman Djaya.

SI DOEL THE MOVIE 2

Sutradara: Rano Karno

Skenario: Rano Karno

Berdasarkan tokoh ciptaan Aman Datuk Madjoindo

Pemain: Rano Karno, Cornelia Agatha, Maudy Koesnaedi, Mandra, Suti Karno, Aminah Cendrakasih

Produksi: Falcon Pictures dan Karnos Film

Leila S. Chudori

Kontributor Tempo, menulis novel, cerita pendek, dan ulasan film.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus