Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TOKOH adalah nomor satu, partai kemudian. Akibatnya, tiada kompromi yang menyejukkan di antara para tokoh partai. Perpecahan partai pun dianggap sesuatu yang lazim. Contoh yang jelas terjadi di dalam Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), seperti dipaparkan oleh Herbert Feith dalam The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia (Cornell University Press, Ithaca, 1962).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo