Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah kadang kau ingin bangun dalam singularitas kita dulu?
Tiada yang begitu menyatu,
tiada yang membutuhkan tempat tidur, atau makanan atau uang—tiada yang bersembunyi di kamar mandi sekolah, atau telantar di rumah sendirian, membuka laci yang di dalamnya pil disimpan.
Di mana setiap atom milik saya, adalah juga milik Anda.
Ingat?
Tak ada alam. Tak mereka. Tak ada tes untuk tentukan apakah gajah bersedih karna anaknya
atau jika terumbu karang merasakan kesakitan.
Lautan penuh sampah tak bicara bahasa Inggris atau Farsi atau Prancis;
Apakah kita bisa bangun dengan apa adanya—saat kita di lautan dan sebelum itu
ketika langit adalah bumi,
dan hewan adalah energi,
dan karang masih berupa cairan
dan bintang adalah ruang
dan ruang sama sekali tiada
Sebelum kita percaya bahwa manusia begitu penting
Sebelum kesepian yang mengerikan ini. Bisakah molekul mengingatnya?
Dia apa dulunya? Sebelum terjadi sesuatu?
Tak ada
Tak ada saya, Tak ada kami, Tak seorang pun.
Tidak ada.
Tidak ada kata kerja
Kata benda hanya titik kecil yang berlimpah
ada ada ada ada
Semuanya kembali berada di rumah
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Yang Fana Adalah Kemajemukan"