Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

"Tenaga Dalam" Sang Laut

Air laut dapat menyimpan panas matahari untuk memanaskan gas yang dapat menggerakkan turbin listrik. sebagai sumber penggerak juga dapat digunakan pasang surut di muara sungai dan ombak 3 m-6 m. (ling)

21 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG-orang pintar di negeri dingin berusaha menyimpan panas matahari talam bak air di kolong rumah. Malam hari, kalau surya sudah tak bersinar, panas itu dilepas untuk menghangatkan rumah. Dan begitulah seterusnya, berulang kali. Malah di Swedia, rumah hemat enerji yang dirancang oleh AB Atomenergi dan AB Oesgoeta-Byggen tapat menyimpan kelebihan panas matahari di musim panas, untuk dilepas di musim dingin. Waduk panas mataharinya, adalah sebuah tabung yang bergaris tengah 50 motor, dan "dipendam" 12 motor dalamnya dalam sumur berpenyekat panas sempurna di kolong rumah. Alam sendiri, juga punya waduk panas matahari yakni samudera dan laut dalam. Sebagian tenaga matahari tertimbun dalam air laut. Sehingga lapisan yang dalamnya 610 motor di bawah muka laut 22øC lebih dingin dari atas di permukaan. Selisih temperatur ini dapat digunakan untuk menggerakkan turbin listrik. Eksperimen Bandung Cairan penggeraknya bukan air laut itu sendiri. Tapi cairan freon, propan atau amoniak yang juga digunakan dalam kulkas. Cairan pendingin itu dalam pipa di permukaan laut akan mengisap panas matahari melalui dinding tabung. Karena penyerapan panas, cairan pendingin itu akan mengembang menjadi gas. Pengembangan gas itulah yang menggerakkan turbin. Setelah melaksanakan tugasnya, gas itu akan diembunkan lagi dengan air pendingin dari lapisan laut di kedalaman 600 motor itu. Selanjutnya cairan pendingin. Itu dialirkan lagi ke permukaan laut, dan sempurnalah siklus ini. Orde besaran listrtk yang dapat dibangkitkannya, menurut Dr M.S.A. Sastroamidjojo dari FIPA Gajah Mada, tak kurang dari 100 Mogawatt. Buat Indonesia, teknologi pembangkit listrik panas samudera itu mungkin dapat diterapkan di perairan Maluku yang dalamnya sampai puluhan ribu motor. Namun untuk membuat generator terapung dengan pipa-pipa freon sampai kedalaman 600 meter, perlu teknologi yang tak gampang. Itu sebabnya Lembaga Elektroteknika Nasional di Bandung berusaha mengembangkan ide lain yang lebih murah. Yakni memanfaatkan sifat air laut yang bergaram itu sebagai larutan elektrolisa. Bertolak dari prinsip elemen Volta - dua elektroda sen dan tembaga dalam larutan asam surfat (H2SO4) menghasilkan arus listrik - dicobalah menyadap arus listrik langsung dari air laut. Percobaan ir Sumarjato Kajatmo, Direktur LEN-LIPI, yang menggunakan elektroda seng dan karbon, berhasil mombangkitkan tegangan 1,5 volt/sel. Kami sengaja mencari bahan Yan mudah didapat, agar nelayan pun dapat menterapkan teknologi ini, tutur ir Kajatmo kepada TEMPO yang berkunjung ke laboratorium LEN-LIPI minggu lalu. Caranya membuat eloktroda karbon juga unik: arang batok kelapa, dicetak menjadi kepentingan elektroda. Hanya saja metode LEN ini baru berhasil membangkitkan arus listrik air laut solama 30 jam, dengan tegangan yang terus menurun. Maka LEN masih terus bereksperimen sambil minta bantuan ahli-ahli kimia, agar sel listrik air laut itu dapat menjawab kebutuhan listrik kaum nelayan serta rambu-rambu laut. Tanker Tanpa Minyak Di samping metode tadi, masih dikembangkan pula pemanfaatan gerak pasang-surut dan ombak laut. Inggeris misalnya, sedang mencoba memanfatkan gerak pasang-surut dari muara sungai Severn yang jauhnya 9 motor, untuk menggerakkan turbin-turbin berkekuatan 2000 sampai 4000 megawat. Perancis sedang membangun tua proyok listrik pasang-surut di pantai laut Tengah dan pantai Atlantik. Kalau Eropa sibuk moncoba memanfaatkan gerak pasang-surut air laut, Jepang borusaha memanfaatkan gerak ombak. Japan Marine Science d Technoloy Center misalnya, saat ini sedang membangun kapal mirip tanker dengan 1 generator listrik ombak laut yang berkekuatan total 2200 kilowatt. Kapal yang diharapkan segera selesai itu, dirancang akan berpestapora di atas golombang setinggi 3 meter dan sepanjang 6 moter (lihat Gambar). Eksperimen Itu tak baru di negeri Sakura. 10 tahun yang lalu sudah ada yang membangun generator listrik ombak laut untuk menghidupkan rambu-rambu pelabuhan dengan kapasitas 60 watt saja. Eksperimen ini pun mungkin masih terlalu jauh dari para ahli Indonosia. Di samping itu, laut di katulistiwa memang tak begitu bergolak seperti di belahan bumi Utara, sehingga selisih pasang-surutnya tak seberapa. Begitu pula gelombangnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus