Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana banjir bandang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Banjir menerjang dan merendam area penduduk yang mengakibatkan kerusakan rumah bahkan korban jiwa. Lantas, apa sebenarnya penyebab banjir bandang dan bagaimana tanda-tandanya?
Apa Itu Banjir Bandang?
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, banjir bandang adalah bencana banjir yang umum terjadi pada aliran sungai dengan kemiringan dasar sungai sangat curam. Aliran banjir sangat cepat dan tinggi, hingga limpasan dapat membawa pepohonan atau bongkahan batu besar. Serta dapat menghanyutkan dan merusak apa saja yang dilewati, tetapi cepat surut kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Banjir bandang atau juga disebut sebagai air bah merupakan bencana alam yang bisa mengintai manusia ketika curah hujan tinggi. Banjir bandang bisa dikatakan datang secara tiba-tiba dari dataran tinggi ke dataran rendah khususnya daerah aliran sungai (DAS). Tidak hanya menimbulkan kerugian secara materiil, banjir bandang juga kerap memakan korban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski begitu, kemunculan banjir bandang sebenarnya bisa diprediksi sejak awal dengan memperhatikan aliran air dan curah hujan. Nah, sebagai antisipasi, berikut penyebab banjir bandang dan tanda-tanda yang harus diwaspadai.
Tanda-tanda Banjir Bandang
Dilansir dari situs Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, berikut ciri-ciri banjir bandang:
- Saat hujan deras, aliran sungai justru terlihat surut akibat tertahan material longsong di hulu atau sepanjang daerah aliran sungai. Kemudian air meluap dan mengalir dengan cepat.
- Air sungai berubah keruh karena bercampur lumpur dan tanah. Ada suara gemuruh dari sungai sebagai pertanda banyak material ikut bergerak terbawa air.
- Gejala banjir bandang dapat dideteksi oleh alat takaran hujan wire extensometer dan kamera CCTV pengawas.
- Tanda-tanda banjir bandang yang keempat ialah selalu berhati-hati dengan hujan deras dengan durasi lama.
Debit air di Curug Cikondang di Kecamatan Campaka Mulya, Cianjur, Jawa Barat, terus meningkat seiring tingginya curah hujan di sebagian besar wilayah Cianjur, Minggu 7 November 2021. BMKG memperingatkan sejumlah daerah di Jawa Barat agar siaga potensi banjir bandang 8-9 November 2021. ANTARA/ Ahmad Fikri
Apa Saja Penyebab Banjir Bandang?
Adapun penyebab banjir bandang dikutip dari situs BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bogor sebagai berikut.
1. Curah Hujan Tinggi
Tingginya curah hujan akan berimplikasi pada peningkatan volume dan debit air. Apalagi jika air tersebut tidak diserap sempurna oleh tanah dan mengalir ke sungai. Maka sungai tidak lagi mampu menampung air sehingga terjadi banjir bandang.
2. Tumpukan Sampah
Pencemaran lingkungan oleh berbagai jenis sampah membuat aliran sungai terhambat. Sampah yang tersangkut menyebabkan aliran sungai terhenti. Volume air yang semakin besar dan menerima tekanan, pada akhirnya meluap.
3. Kerusakan Bendungan
Penyebab banjir bandang selanjutnya ialah bendungan yang rusak. Bendungan bisa jebol ketika hujan lebat, usia, kurang perawatan, dan permukaan air naik. Peristiwa banjir bandang karena bendungan rusak pernah terjadi di Situ Gintung pada 27 Maret 2009 silam.
4. Penebangan Hutan
Tumbuhan berperan dalam proses penyimpanan air dalam tanah. Apabila hutan telah gundul, maka risiko banjir bandang semakin meningkat. Akar pohon juga memiliki fungsi untuk mencengkeram tanah. Jika pohon-pohon ditebangi maka peluang tanah longsor semakin besar, khususnya di daerah perbukitan.
5. Pemukiman di Daerah Resapan Air
Semakin padatnya pembangunan di lokasi resapan air, meningkatkan potensi datangnya aliran air besar ketika hujan deras. Pasalnya wilayah yang biasanya digunakan sebagai jalur air, justru terhambat oleh bangunan.
6. Volume Air yang Besar dari Hulu
Penyebab banjir bandang berikutnya, yakni kiriman air dari hulu. Hal ini sering terjadi pada daerah Jadetabek yang menghadapi banjir saat daerah Bogor dilanda hujan deras.
7. Tinggi Rendahnya Daratan
Faktor ketinggian suatu daratan juga sangat mempengaruhi volume air yang tiba. Air dari dataran tinggi tentunya akan turun ke dataran rendah.
8. Kondisi Topografis
Tingkat kecuraman suatu lereng akan berimbas pada kecepatan aliran air. Ini perlu diwaspadai karena air yang datang siap memporak-porandakan segala sesuatu di depannya.
9. Sungai Tidak Terlalu Lebar
Sempitnya sungai juga berhubungan langsung dengan alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Sungai yang tidak begitu luas tidak bisa menampung air yang masuk melebihi kapasitas.
Cara Mencegah Banjir Bandang
Berdasarkan buku Edukasi Bencana Banjir dari BNPB, terdapat beberapa langkah pencegahan banjir bandang, antara lain:
- Penataan DAS secara terpadu dan lahan sesuai fungsi.
- Tidak membangun pemukiman di bantaran sungai.
- Pemasangan pompa di daerah lebih rendah dari permukaan laut.
- Rutin melaksanakan program penghijauan di hulu.
- Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
- Membangun kesadaran untuk membersihkan saluran air.
- Cara mencegah banjir bandang yang terakhir adalah membuat jalur evakuasi bencana.
Sejumlah warga mencari barang-barang yang bisa diselamatkan setelah rumahnya sempat disapu banjir di Desa Tegal Cangkring, Jembrana, Bali, Selasa 18 Oktober 2022. Banjir bandang akibat meluapnya Sungai Biluk Poh tersebut melanda empat kecamatan di Kabupaten Jembrana sehingga sedikitnya 45 unit rumah rusak dan sekitar 117 kepala keluarga mengungsi. ANTARA FOTO/Dicky Bisinglasi
Cara Menghadapi Banjir Bandang
Ketika banjir bandang datang, ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan, misalnya:
- Mematikan aliran listrik.
- Mengamankan barang berharga.
- Mengungsi ke daerah lebih tinggi.
- Hindari berkendara di aliran banjir supaya tidak terseret arus.
Itulah penjelasan tentang banjir bandang dan tanda-tandanya serta cara pencegahan dan menghadapinya jika terjadi bencana tersebut. Jangan lupa, selalu menjaga kelestarian alam dan lingkungan, ya.
MELYNDA DWI PUSPITA